Laki-laki itu melepas pelukannya dengan Krasiva yang menangis. Ia tersenyum kearah Manda, lalu melambaikan tangan.
"Hai, kak-Manda?" Sapanya ragu-ragu. Ia mendekat kearah Manda, lalu menjulurkan tangannya. "Aku Andra."
Manda menatap ragu laki-laki tampan yang saat ini tersenyum didepannya. Matanya melirik sebentar kebelakang punggung Andra. Disana Krasiva menangis dengan posisi terduduk diujung kasur.
Ruangan yang dulunya menjadi pembatas antara kamar Manda dan Krasiva juga sudah berubah drastis. Ruangan itu dihias sedemikian rupa menyerupai kamar tidur anak laki-laki.
Disofa yang terletak didekat kasur, Maya dan Barra duduk disana sambil menatap kearahnya dengan senyuman yang tak terartikan.
"Lo pasti kaget." Suara Andra menyela. Membuat Manda langsung menatap kearahnya lagi. Manda meringis kecil, baru sadar kalau sejak tadi mengabaikan jabatan tangan Andra.
Setelah detik demi detik berlalu, Manda akhirnya membalas jabatan tangan itu. "Gue Manda."
"Gue tau. Udah diceritain tante Maya."
Mand menarik tangannya. Lalu berjalan menghampiri Maya-membuat Andra tergeser kesamping pintu.
"Ma... dia siapa?" Tanya Manda bingung.
Maya tersenyum, lalu menepuk tempat kosong disebelahnya. "Krasiva... Manda.. sini duduk disamping Mama."
Krasiva yang masih sesegukan mengangguk kecil. Lalu duduk disamping Maya disusul oleh Manda. Krasiva berulang kali menghapus air matanya yang terus jatuh. Melihat Andra dengan keadaan yang jauh lebih baik didepannya membuat perasaan Krasiva membludak.
"Soal siapa Andra, biar Krasiva yang cerita ke Manda, ya?"
Manda mengeryit, lalu matanya beralih ke Krasiva. "Lo tau siapa dia?"
"Iya... dia.. di-dia..." Omongan Krasiva terputus-putus karena ia masih sesegukan. Andra yang melihat itu tersenyum geli. Macannya begitu menggemaskan dengan hidung memerah.
"Dia apa? Dia dia mulu."
"Ih bentar dong!" Sungut Krasiva kesal. Ia menarik nafasnya panjang, lalu menghembuskannya. "Dia Andra. Sahabat kecil gue."
"Hah?"
"Nanti aja gue ceritain! Cerewet banget sih!?"
"Eh, udah-udah! Kok malah ribut?" Barra menengahi. Lalu ia mencolek lengan Maya, "Kamu kasih tau deh apa kejutannya."
Maya mengangguk, lalu mengambil tangan Manda dan Krasiva. Ia menggenggam kedua tangan putrinya dengan hangat, membuat Manda dan Krasiva tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Mama sama Papa dikasih tau Arka kalau Krasiva menyembunyikan Andra-anak laki-laki yang dulu mati-matian dilindungi oleh Mama Kinan."
Tubuh Krasiva menegang mendengarnya. Matanya terus terkunci oleh pandangan Maya yang melembut.
"Harusnya Krasiva cerita. Gak menyembunyikan semuanya sendiri seperti ini. Udah bertahun-tahun, dan baru sekarang Mama sama Papa tau kalau Krasiva menanggung beban ini sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...