"Minggir! Ngapain lo disini? kursi penonton ada disebelah sana." Krasiva dan Farel mendongak bersamaan. Menatap gadis semampai yang kini tengah menatap Krasiva kesal.
"Lo ngomong sama gue?" Tanya Krasiva dengan satu alis terangkat bingung.
"Yaiyalah! Siapa lagi cewek kijil yang terus memperhatikan Arka selain lo?" Krasiva mengerjap tak percaya. Sekarang tangannya panas ingin menggampar mulut seseorang.
"Terus?"
"Lo budeg? Pergi dari sini, kursi penonton ada disebelah sana!" Mata Krasiva membaca name tag gadis yang kini tengah menunjuk ke kursi penonton yang hampir penuh di pinggir-pinggir lapangan.
"Shofia Mauren" Gumam Krasiva. Baru saja Krasiva ingin berdiri dan menantang gadis itu, tangan Krasiva langsung dicekal oleh Farel.
"Gak usah diladenin." Bisik Farel. Krasiva mengangguk dan melepas tangan Farel yang tadi masih menggenggam lengannya.
"Eh! Lo dengerin gue gak sih?!" Gadis itu berteriak marah. Krasiva langsung berdiri menghadap gadis yang dia ketahui bernama Shofia.
"Denger. Dan gue gak mau pindah! Kursi penonton penuh dan panas, gue gak suka! Masalah lo apa?" Tantang Krasiva.
"Gak usah sok penting disini! Lo siapa sih, berani-beraninya duduk di sini?" Tanya Shofia kesal.
Melihat Krasiva yang dengan mudahnya duduk dikursi pemain --apalagi gadis itu duduk di kursi Arkara yang notabennya tidak pernah di jangkau siapapun. Langsung membuatnya merasa kesal sekaligus iri.
"Emang kenapa? Lo kalo mau duduk disini juga, gausah banyak mulut! Tinggal duduk aja susah." Krasiva mengibaskan tangannya didepan wajah Shofia.
Setelah itu Krasiva hendak kembali duduk dikursi yang tadi dia duduki. Namun gerakannya terhenti saat Shofia mendorong kasar tubuh Krasiva kesamping.
"Ini kursi Arka, gue yang disini!" Krasiva melotot tak percaya saat perempuan itu langsung duduk dikursi yang tadi dia duduki.
Sebenarnya bukan itu masalahnya. Lihatlah! lengan Krasiva lecet karna terhantam ujung kursi.
Farel yang melihat itu langsung menghampiri Krasiva dan menatap kesal ke arah Shofia.
"Shof, lebih baik lo pergi daripada Arka marah!" Farel mengingatkan,
"Shof! Jangan sentuh barang Arka!" Seruan Farel tak tertahan saat melihat Shofia sedang membuka tas kecil Arkara.
"Lo bakal kena masalah!" Ancam Farel yang membuat Krasiva mengeryit bingung.
____
Aldo yang baru saja melihat Arkara mencetak gol lagi. Langsung mengumpat kesal dan kembali ke tengah lapangan untuk merebut bola.
Dengan kesal, Aldo mendorong Arkara yang saat ini sangat gesit menggiring bola menuju gawang. Lagi dan lagi Arkara lebih unggul darinya.
"Bangke!" Umpat Arkara yang jatuh tersembab karna ulah Aldo. Celana trainning yang dia lipat sampai lutut, membuat lutut Arkara terekspos bebas dan menjadi korban lecet.
Arkara meringis saat mencoba berdiri dibantu pemain dari kelasnya.
Lututnya mulai mengeluarkan darah cukup banyak, bisa dibayangnkan bagaimana keras dan kasarnya Arkara didorong hingga terseret.
"Lo masih bisa main?" Tanya salah satu anggota tim nya. Di sisi lain, Aldo yang kini tengah tertawa kencang di sudut lapangan malah bertepuk tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...