Jangan emosi baca judulnya dong HAHABTW, UDAH VOTE DAN KOMEN DI PART SEBELUMNYA? KALAU BELUM, YOK VOMENT DULU!
Bila sudah,
Selamat membaca~
***
Langkah Raka langsung terhenti ketika melihat punggung seorang gadis yang sangat ia kenali berada tak jauh didepannya. Setelah mencari kemana-mana, akhirnya Raka menemukan Manda didekat pintu masuk.
"Manda?" secepat kilat Manda langsung menengok, senyuman bahagia yang terukir di bibirnya semakin melebar ketika melihat Raka yang memanggilnya.
"Raka!"
Tubuh Raka menegang ketika Manda langsung memeluknya tanpa aba-aba. Dari tatapan Manda, sepertinya gadis ini benar-benar merasa bahagia.
"Lo kenapa?" tanya Raka ketika Manda sudah melepas pelukannya.
"Tebak dong! Duh, seneng banget deh gue."
"Ada apa sih? Lo kenapa?"
Manda tersenyum penuh arti. "Lo ingat gak kalau Arka punya hutang janji sama gue?"
Raka mengangguk, tidak sabaran. Ia memang tau soal janji Arkara yang akan memberikan apapun pada Manda. Tapi ia tidak tau, apa yang akan Manda minta.
"Lo minta apa sama dia?"
"Gue.... Minta hatinya dong!" sorakan bahagia Manda membuat fokus Raka buyar. Ia tidak bisa berkata apapun.
"Arka resmi jadi pacar gue, Ka!"
Raka tertegun, kedua tangannya terkepal kuat. Yang ada di dalam pikirannya sekarang hanyalah, betapa lucu semesta mempermainkan hati mereka.
Beberapa saat lalu ada seorang gadis yang datang menemuinya, menitipkan jawaban kalau dia menerima Arkara sebagai pacarnya.
Lalu sekarang, ada seorang gadis lain yang datang, berkata kalau Arkara menerimanya sebagai pacar.
Raka tertawa keras, mengundang tatapan bingung dari Manda. Laki-laki itu menggeleng pelan, matanya menyorot penuh amarah, membuat Manda mundur satu langkah.
"Arkara Angkasa... lo dalam masalah besar." gumam Raka pelan.
Cowok itu... Raka Angkasa, secara tidak langsung memenangkan dua gadis yang baru saja berbaikan menjadi kakak-adik.
***
Karena acara ulang tahun Manda yang sangat melelahkan semalam, Krasiva jadi kesiangan- untunglah sekarang hari minggu, jadi ia tidak perlu berlarian menghindari Bu Donna - yang biasanya menjaga piket disekolah.
Baru saja ia menyibak selimut, pintu kamarnya langsung dibuka dengan kasar tanpa tau sopan santun oleh seorang gadis- yang melihat wajah sumringahnya saja, membuat Krasiva mendengus jengkel.
"Buset dah anak perawan jam segini masih ditempat tidur! Bangun woi! Bangun!"
Krasiva menghela nafasnya sabar, lalu mengacak rambut gemas ketika Shofia langsung menutup pintu dengan kekuatan penuh hingga menimbulkan bunyi yang keras.
"Lo ngapain sih pagi-pagi disini?!"
Mata Shofia membulat. "Muka gila lo! Ini udah jam 11 bego!"
"Masih pagi ini namanya! Bodo ah, pulang sana! Lo ngapain sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
Roman d'amourTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...