"Duh, ada-ada aja!" Krasiva menggerutu kesal. Matanya menatap garang kebawah, kearah ponselnya yang jatuh kelantai.
Krasiva menimang sebentar, bagaimana caranya mengambil benda itu dengan perut sebesar ini? Wanita yang sedang hamil memasuki bulan ke-7 itu menghela nafasnya, lalu berkacak pinggang.
"Sayanggg!" Suaranya menggelegar hingga memenuhi seluruh penjuru rumah mereka.
Detik ke sepuluh, Krasiva mendengkus. "Sayaangg!" teriaknya lagi, tidak sabaran.
"Iya, by. Iya!" Suara derap kaki Arkara mendominan, membuat Krasiva langsung menutup kedua telinganya dengan tangan.
"Kenapa, by?" tanya Arkara setelah sampai didepan Krasiva. Laki-laki itu tampak berantakan, nafasnya juga tersengal-sengal.
Tadinya Arkara sedang menanami bunga dihalaman depan, sesuai perintah istrinya. Namun baru menanam tiga bunga, suara keras Krasiva mampu membuatnya terkaget-kaget.
Krasiva menunjuk ponselnya yang jatuh dilantai, meski berakhir kesulitan melihat kemana benda pipih itu karena tertutupi oleh perutnya yang besar.
"Hapeku jatuh. Padahal lagi liat-liat bunga anggrek. Aku gak bisa ambil."
Arkara menarik nafasnya, menghirup kesabaran dalam-dalam. Sambil menyunggingkan senyuman semanis-manisnya, Arkara membungkuk dan mengambil ponsel istrinya.
Arkara menyodorkan ponsel itu, yang langsung diterima oleh Krasiva dengan senyuman lebar. "Makasih, sayang!"
"Ya udah, aku keluar dulu, masih ada bunga-bunga yang belum ditanam. Kamu jangan lupa minum susu, udah kutaruh dikamar."
Krasiva mengangguk saja, lalu kembali berjalan menuju kamar dengan mata yang fokus tertuju ke layar ponsel.
"Jalannya lihat-lihat, by."
Tanpa menoleh, Krasiva menjawab. "Iyaaaaa."
***
Arkara bergegas mencuci tangannya setelah selesai menanam bunga-bunga kesukaan Krasiva —yang sebenarnya baru-baru saja menjadi kegemaran perempuan itu setelah hamil.
Laki-laki itu tersenyum ketika melihat meja makan sudah dipenuhi piring-piring berisi lauk-pauk. Meski disela moodnya yang naik-turun, Krasiva tetap menyiapkan makan untuk Arkara.
Arkara jadi teringat waktu kehamilan Krasiva memasuki bulan ke-4, perempuan itu terus saja tidur karena jika melakukan sesuatu —meski hanya berjalan sebentar, dia akan muntah dan pusing.
Tetapi meski begitu, Krasiva tetap memaksa dirinya pergi menuju dapur dan memasakkan Arkara makanan —meski akhirnya Krasiva berakhir muntah-muntah dan tidak dapat menerima asupan apapun selama seminggu.
Sebelum makan, Arkara menyempatkan diri untuk pergi ke kamar, memeriksa istrinya. Semenjak seminggu yang lalu, Arkara memang terbiasa makan sendiri karena Krasiva tidak mau memakan makanan yang dirinya sendiri buat.
Iya, Krasiva akan muntah jika memakan makanan yang dirinya sendiri buat —padahal Arkara sudah bilang kalau makanan buatannya sangat enak.
Arkara terperangah ketika memasuki kamar, fokus menatap keseliling. Bersih. Ah, tidak, sangat bersih malahan.
Kamar mereka memang bersih, tapi seingat Arkara tidak se-bersih ini. Tangannya bahkan menggosok meja rias Krasiva —licin, mengkilat, tidak ada debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...