Kalau pada minggu sebelumnya Krasiva akan duduk berdua saja dengan Arkara diatas kap mobilnya sambil menikmati pandangan langit malam yang gelap bertabur bintang, maka kali ini mereka duduk bertiga.
Ada boneka panda jumbo yang tingginya hampir sama dengan Arkara duduk diantara mereka. Arbig namanya— Arkara big— Arkara besar.
Sekarang mereka ada dijalanan sepi yang waktu itu pernah Krasiva datangi saat insiden ia bertengkar dengan Barra— Papanya.
"Jelek banget namanya Arbig. Apaan deh," Krasiva masih sewot dengan nama yang dimutlakkan oleh Arkara. "Kan buat gue, kenapa lo yang ngasih nama sih?"
"Biar ingat aku terus, by."
"Lo apaan deh, Arkara. Aku-kamu mulu daritadi."
Arkara tidak menjawab. Ia masih sibuk berdiam diri, menatap pandangan lain selain mata Krasiva yang saat ini terus memperhatikannya.
"Arkara," Panggil Krasiva setelah bermenit-menit mereka saling diam.
"Hah? Iya?"
"Lo kenapa?"
"Mmm......," Arkara menggaruh tengkuknya sebentar, lalu turun dari kap mobil dan berdiri didepan Krasiva yang masih duduk disana bersama Arbig.
"Krasiva Anastasya." Yang dipanggil hanya mengeryit.
"Kamu mungkin bakal bosen denger ini. Tapi gue— aku mau bilang, kalau aku.... suka sama kamu."
Krasiva tetap diam, menunggu ucapan Arkara selanjutnya.
"Aku cuma bukan suka sih sebenernya. Mungkin bisa dibilang udah dalam tahap sayang bin cinta."
Sayang bin Cinta katanya. Krasiva terkekeh pelan. Sudah terlalu sering mendengar tuturan mengenai perasaan dari Arkara membuat Krasiva jadi biasa saja menanggapinya.
"Krasiva...," Panggil Arkara lagi.
"Apa?"
"Mau jadi pacar gue?"
Detik itu juga Krasiva terdiam. Ia tidak pernah menyangka Arkara akan mengajaknya pacaran. Karena selama ini, Krasiva sudah sangat terbiasa dengan pernyataan perasaan Arkara— seperti tadi— namun tidak dengan pertanyaan terakhir.
Kalau ditanya nyaman, maka Krasiva akan jujur ia mulai nyaman berada bersama Arkara. Namun jika dalam konteks jauh bernama pacaran, maka Krasiva sangat bingung.
Ia takut jika salah ambil keputusan.
Selama ini banyak laki-laki mendekatinya— meskipun tidak ada yang sekeras Arkara. Selama ini banyak juga laki-laki yang mengajaknya pacaran, namun Krasiva tau mereka hanya mengatakan itu tanpa paham resiko kedepannya.
Karena Krasiva adalah orang yang berkomitmen.
"Arkara?"
Arkara yang tadinya menunduk pasrah langsung mendongak, menatap Krasiva penuh harap.
"Iya?"
"Gue butuh memikirkan lagi." Dan dalam kurun waktu yang sama itu, Arkara merasa usahanya sia-sia sampai saat ini.
"Lo gak pernah suka atau sayang sama gue, iya?" Tanya Arkara tiba-tiba. Krasiva diam saja, menatap genggaman tangannya pada tangan Arbig yang berbulu lembut.
"Diam berarti iya," Gumam Arkara pelan, tanpa suara.
***
Kalau ada daftar manusia paling menyebalkan diseluruh dunia, maka orang itu adalah Shofia Annisa.
Sumpah demi apapun, niat ingin meminta saran pada gadis itu, yang ada Krasiva malah dimarahi habis-habisan. Belum lagi Shofia ini berkoar-koar kalau dia akhirnya menerima cinta Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...