25. Kunjungan (2)

3.9K 246 0
                                    

Sepertinya beberapa hari ini Arkara sedang mendapat mimpi indah karena rutin baca doa sebelum tidur. Buktinya saja seperti saat ini, rasanya dia masih bermimpi dalam tidur lelapnya ketika melihat kalau gadis yang duduk disebelahnya adalah Krasiva.

"Fokus kejalanan! Gue gak mau mati muda." Ketus Krasiva yang risih karena Arkara terus saja menatap dirinya. Tapi disini jangan salahkan Arkara juga. Bagaimana dia bisa fokus kalau tadi Krasiva terang-terangan bilang alasan dia datang kerumah Arkara adalah untuk mengajak cowok itu keluar jalan-jalan.

"Lo beneran Rasiv? Bukan semacam makhluk jadi-jadian yang mencoba nipu gue, kan?"

"Banyak bacot lo! Nyetir aja yang bener, awas kalo sampe mobil gue lecet."

"Tapi tetap ajaaaaaa...,"

"Apa lagi?!"

"Tetep aja gak biasanya lo mau nyamperin gue. Btw lo tau darimana rumah gue, coba? Lo nyeremin banget pas tadi bilang mau ajak gue jalan-jalan."

"Yaudah gajadi! Menepi, deh. Lo banyak nanya, ribet."

"Eh eh jangan dong! Iyaiya gue tenang deh." Arkara mendengus. Cewek tuh emang gitu, ya. Semerdekanya sendiri.

"Boleh nanya sekali lagi gak?"

"Nanya lo yang penting."

"Ini tujuan kita mau kemana ya? Gue berasa orang bego nyetir mobil tapi gatau kemana arah tujuan. Nge gas aja gitu daritadi?" Tanpa sadar Krasiva tertawa kecil. Dia lupa memberitahu tujuannya.

"Ke makam mama gue dulu, pulang sekolah tadi gue gak sempetin kesana." Arkara yang tadinya banyak bicara langsung benar-benar tenang. Mengangguk saja ketika Krasiva memberitahu alamat tempat mama nya dimakamkan.

Setelah dua puluh menit perjalanan, mereka berdua sampai ditempat tujuan pertama. Krasiva jalan didepan, sedangkan Arkara jalan dibelakang gadis dengan sweater berwarna hati itu.

"Tutup kuping kalo lo gak mau kaget, sekedar informasi, gue agak beda kalo udah sama mama."

"Gak janji ya, by."

Keduanya sampai didepan sebuah gundukan tanah yang sudah tertutupi rerumputan hijau rapi diatasnya. Krasiva berjongkok didekat nisan yang bertuliskan nama Kinan Cantyka disana.

"Halo ma. Rasiv dateng, maaf agak terlambat hari ini." Benar kata Krasiva, cowok yang ikut berjongkok disampingnya kini benar-benar dibuat terkejut karena kepribadian ganda yang dia miliki.

"Tadi gak sempat beli mawar putih karena keburu banget. Besok Rasiv janji bakal bawain."

"Habis ini Rasiv mau ketemu sama Andra. Doain semoga dia jauh lebih baik dari sebelumnya ya ma." Pikiran Arkara dibuat berputar. Siapa Andra?

Krasiva menyenggol lengan Arkara. "Gue kan udah bilang tutup kuping!"

"Kan gue juga udah bilang, gak janji."

"Ck, lo denger semua kata-kata alay gue dong?"

"Apanya yang alay? Wajar kali, anak perempuan curhat sama mamanya." Mata Arkara yang sipit jadi makin terlihat segaris karena laki-laki itu sekarang sedang tersenyum.

"Padahal niat gue bikin lo ilfeel."

"Gak perlu. Mau lo ngupil terus dijilat depan gue juga gak bakal ngaruh."

"Jorok banget sih!" Arkara hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Lalu memegang gundukan tanah didepannya.

"Halo tante, saya Arka, calon menantu tante."

"Bohong ma, mana mau aku sama dia." Balas Krasiva cepat. Arkara yang melihat itu terkekeh geli karena baru kali ini sosok Krasiva yang galak jadi begitu childish.

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang