Pesta ulang tahun Manda yang diselenggarakan disebuah hotel ternama malam ini begitu meriah. Banyak tamu undangan yang sebagian besar para murid dan guru SMA Starlight berdatangan.
Acara sudah mulai sejak dua jam yang lalu. Dan acara tiup lilin juga sudah dilakukan. Malam ini Manda begitu bersinar karena bahagia. Kado pertama yang ia dapatkan tahun ini berasal dari Krasiva.
Krasiva orang pertama yang memberinya kado ketika mereka dalam perjalanan kehotel tadi sore. Hanya sepatu heels berwarna merah favoritnya saja yang ia dapat. Namun ucapan Krasiva-lah yang menjadi alasan ia begitu bahagia.
Nih kado lo. Suka gak suka yang jelas..... selamat ulang tahun.... ka-k.
Ah, ulang-ulang... maksud gue- Ka-kak.
Kakak, katanya. Mengingat wajah Krasiva yang agak malu-malu saat mengucapkan itu membuat pipi Manda tidak berhenti merona.
Meski agak gengsi sejak awal, Manda tidak akan memungkiri betapa ia juga merasa senang karena akhirnya bisa berdamai dengan Krasiva.
Meskipun dalam beberapa hal Manda sangat tidak menyukai Krasiva, tapi tetap saja ia harus menghapus rasa itu untuk Maya dan Barra yang ikut bahagia saat tau kalau keluarga mereka baik-baik saja.
"Manda!"
Panggilan itu membuat badan Manda langsung berbalik kebelakang. Ia sangat hafal siapa pemilik suara itu.
"Arka! Hai!"
Laki-laki dengan balutan jas yang sangat cocok di tubuhnya itu membalas dengan cengiran, lalu bertepuk tangan didepan Manda seperti orang bodoh.
"Selamat ulang tahun! Selamat ulang tahun Manda! Selamat ulang tahun! Yeayyy!!" Manda tertawa kecil mendengar nyanyian Arkara.
"Aduh, senengnya dapat ucapan ulang tahun langsung dari dede Arka."
"Eh sombong banget. Mentang-mentang lebih tua tiga bulan,"
Manda dan Arkara memang hanya berbeda tiga bulan. Alasan kenapa Manda bisa berada di kelas 12 sedangkan Arkara masih di kelas 11 adalah karena Manda sekolah setahun lebih dulu.
"Tapi tetep aja lo itu lebih muda dari gue."
"Nurut deh sama yang lebih tua." Arkara mengangguk berkali-kali, terlihat sangat pasrah. Manda yang melihat itu tertawa kecil, lalu menarik laki-laki itu agar mengikutinya.
"Mau kemana, Man?" tanya Arkara ketika Manda terus menariknya sambil sesekali membalas sapaan tamu undangan yang berhilir mudik.
"Gue mau nagih kado."
Perlahan-lahan Arkara mengangguk saja. Hari ini memang waktunya ia memberi apa yang Manda minta, meskipun dia tidak tau apa itu.
***
Jauh dari keramaian dan beratapkan langit malam yang indah adalah pilihan Manda untuk mengajak Arkara bicara berdua.
Sedaritadi yang dilakukan Arkara hanya diam sambil sesekali menatap padatnya lalu lintas dibawah sana dari lantai 7. Manda ikut diam, masih enggan menyuarakan isi pikirannya hingga akhirnya Arkara menyaut pasrah.
"Kalau diem terus, ngapain ajak gue kesini sih, Man?"
Manda segera menengok. "Iya iya sabar dong, ini juga mau ngomong."
"Lo jangan minta macem-macem, ya."
"Emang lo pikir gue bakal minta apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...