30. Kita Lebih Dekat

3.9K 241 4
                                    

Hampir saja Arkara mengira kalau gadis disampingnya saat ini sedang kerasukan hantu penurut taman belakang karena mengingat Krasiva sangat suka nongkrong disana sambil merokok.

Kalau ada hari terbaik dihidup Arkara, maka ia akan menjawab hari itu adalah hari ia dilahirkan dan hari ini— hari yang dimana sangat berarti untuknya bersama Krasiva.

"Lo mau nggak? Vanila lebih enak sih menurut gue," Arkara mengangguk, lalu menunduk sedikit untuk menyicip sedikit es krim cone ditangan Krasiva.

"Gimana?" Tuh, kan! Arkara jadi bener-bener takut kalau ngeliat Krasiva yang sejak mereka masuk mall jadi cewek yang normal— dalam istilah gak pake marah atau ngomel tiap kali sama Arkara kayak biasanya.

"Nggak," Kepala Arkara menggeleng. "Lebih enak coklat, by."

Krasiva mengangguk. Mungkin selera es krim mereka memang berbeda.

"Mau main dulu nggak?" Tawar Arkara ketika melihat tiket nonton mereka yang masih berselang 30 menit lagi.

"Temenin gue ketoko sepatu aja."

"Ngapain?"

"Cari sepatu, lah! Masa iya nyari makan." Dengan cepat Arkara mengangguk saja dan mulai menyamakan langkahnya dengan Krasiva— takut-takut cewek itu berubah jadi sensian lagi.

"Mending habisin dulu es krimnya." Saran Arkara ketika mereka hampir sampai disalah satu toko sepatu bermerk.

"Udah."

Arkara terkekeh sebentar ketika melihat tangan serta daerah mulut Krasiva yang terkena sisa-sisa es krim karena gadis itu makan dengan cepat-cepat.

Lengan Arkara terjulur dan berhenti tepat didepan mulut Krasiva.

"Lap. Mulut lo belepotan."

"Pake apa?"

"Pake lengan hoodie gue."

"Hah?" Arkara hanya berdecak, lalu mulai mendekat lagi dan mengelap mulut Krasiva dengan lengan hoodienya yang memang agak besar— jadi bisa ia tarik untuk membersihkan sisa-sisa es krim dibibir Krasiva.

Tanpa memperdulikan lengan hoodienya yang sedikit basah, Arkara lalu menarik telapak tangan Krasiva dan membersihkan sisa es krim disana dengan hoodie yang ia pakai.

"Jorok banget sih. Hoodie lo kotor tuh,"

"Biarin aja. Gue gak punya tissu soalnya."

Sambil mendengus, Krasiva lalu berjalan deluan meninggalkan Arkara.

Krasiva perlu menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang.

***

"Gue ingetin ya, by. Lo itu sukanya warna netral kayak item dan putih. Ngapain beli sepatu warna merah ngejreng gitu sih? Mana heels lagi."

Tolong ingatkan Krasiva untuk tidak melemparkan tempat popcorn beserta isinya kedepan wajah Arkara yang saat ini masih saja mengulang pernyataan yang sama meskipun mereka sudah berada di dalam bioskop.

Film sudah mulai hampir 20 menit lamanya. Tapi Arkara terus saja mendengus, menghela nafas, bergumam— yang sialnya sangat terdengar dan meracau.

"Arkara. Gue mohon banget, diem deh."

"Kalau lo mau berubah kayak cewek feminim gitu, kayak Shofia atau Manda, mending gak usah. Lo apa adanya kayak gini aja gue suka. Beneran deh,"

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang