18. Krasiva Bisa Gila

4.4K 282 3
                                    

Krasiva benar-benar merutuki kelakuannya saat dikoridor tadi. Lihat saja, sekarang Arkara tak berhenti menatapnya sambil tersenyum mengandung arti yang Krasiva yakini pasti aneh-aneh.

Padahal kelakuan Krasiva tadi karena dia refleks langsung pergi karena kesal dengan Arkara yang mengambil kertasnya. Selain itu dia tidak mau terlalu ikut campur dengan urusan Arkara dengan Shofia tadi. Maka dari itu Krasiva langsung pergi dari sana ketika ketahuan menguping.

"Lo beneran marah by? Tadi kok kayak ngambek gitu? Duh, kayak pacar lagi cemburu aja" Panas telinga Krasiva. Hampir sepuluh kali Arkara mengulangi kalimat itu dan hampir sepuluh kali juga Krasiva pura-pura fokus pada nasi goreng didepannya.

Jam istirahat nya benar-benar suram karena Arkara nekat mengintil sampai kantin.

"Lo mimpi?" Krasiva melayangkan pandangan tak suka pada Arkara didepannya.

"Gak, ini nyata kok"

"Percaya diri emang perlu. Tapi terlalu percaya diri jatuhnya juga gak bakal baik. Bangun lo dari mimpi. Gue cemburu? Ngayal lo!" Arkara terkekeh. Krasiva nya yang judes telah kembali.

"Terus kenapa tadi kok buang muka gitu? Kayak ngambek"

"Kok lo jadi banyak bacot mulu sih? Pergi sana."

"Nggak ah, maunya disini aja."

"Ya ngapain lo disini?!" Suara Krasiva meninggi.

"Jagain jodoh gue, lah. Ntar diambil orang kan ribet."

"Emang siapa yang mau jadi jodoh lo?"

"Kamu," Krasiva berdecak, matanya tidak bisa berhenti jatuh pada tatapan Arkara yang melembut.

"Gak jelas." Menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba Krasiva rasakan, gadis itu mengambil gelas lemon tea nya dan pura-pura fokus pada ponsel.

Arkara tersenyum, sangat lebar. Membuat matanya menyipit yang langsung membuat beberapa siswi disekitar mereka menggerutu karena kelakuan Krasiva yang sangat mubazir dengan menyia-nyiakan ciptaan indah yang saat ini berada didepannya, Arkara.

"Duh, tiba-tiba pengen jadi hapenya aja biar diliatin terus." Celetuk Arkara yang sesungguhnya masih sangat Krasiva dengar.

Teringat sesuatu, Arkara mengambil ponselnya didalam saku celana dan mengetik sesuatu.

Beberapa saat, terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Krasiva. Gadis itu mengeryit, tadinya dia sedang bermain game untuk mengalihkan perhatian dari Arkara.

Nomor tak dikenal masuk dalam daftar pesan Krasiva. Meski ragu, gadis itu tetap membuka isi pesan.

From : 087721******
Nanti pasti bakal ada saatnya, lo mau natap gue dan kita bicara tanpa ada kata-kata penekanan seperti tadi. Gue bakal sangat-sangat menunggu saat itu, by.

Krasiva langsung mendongak, menatap Arkara yang saat ini masih tetap duduk didepannya.

Hanya saja posisi laki-laki itu sudah berubah. Kedua tangannya menopang dagu, menatap lurus kearah Krasiva sambil terus tersenyum.

"Lo dapat nomor gue darimana?" Tentu Krasiva tau, dia tidak terlalu bodoh untuk tidak tau siapa yang mengiriminya pesan.

"Someone."

"Mama Maya?" Arkara menggeleng.

"Papa?" Laki-laki itu menggeleng lagi.

"Terus dari siapa? Kenapa lo gencar banget sih?" Arkara terkekeh saja.

"Harus gencar dong, kan lagi memperjuangkan cinta." Ingin sekali Krasiva melempar Arkara dengan piring nasi gorengnya saat laki-laki itu mengedipkan sebelah matanya genit.

"Perjuangin aja, gak bakal kesampean juga."

"Masa sih? Ntar karma loh, by. Gak taunya ntar lo balas perasaan gue, gimana?"

"Najis."

"Iya, gue emang manis. Lo juga gak kalah manis, kok."

"Apasih lo! Pergi sana!" Jujur saja Krasiva mulai kesal sekarang.

Arkara ini benar-benar mental baja, dihujat juga gak guna karena malah semakin gencar mengganggu Krasiva.

"Diusir mulu perasaan, nanti aja lo bakal kangen sama gue."

"Lo yang pergi sekarang, atau gue yang pergi?"

"Emang lo mau kemana?"

"Ngerokok. Rooftop" Arkara langsung menarik kepalanya, alisnya saling bertautan. Pandangannya mulai keras.

"Oke, gue pergi. Tapi jangan kemana-mana, habisin makan lo."

"Lo kok ngatur?"

"Jangan kemana-mana apalagi buat ngerokok. Hari ini guru BK patroli. Sebaiknya lo dengerin apa kata gue dan habisin makan lo."

Arkara berdiri dari duduknya, wajahnya berubah sendu. "Gue pergi."

Krasiva hanya diam, meresapi kata-kata Arkara. Tidak pernah ada yang seperhatian itu kepadanya. Bukannya Krasiva mau sok melow, tapi rasanya benar-benar berbeda saat Arkara bicara serius.

Pandangan gadis itu jatuh lagi pada layar ponsel, masih diruang pesan yang Arkara kirim tadi.

Dengan cepat jarinya mengetikkan balasan.

Me:
Tunggu aja cewek lain. yang jelas jangan gue. Karena hari yang lo tunggu gak bakal pernah datang.

Setelah itu, pesan yang dia kirim langsung mendapat balasan beberapa detik selanjutnya yang membuat Krasiva langsung berdecak.

From : 087721******
Udah dihabisin makannya? Gue liatin lo dari jauh nih. Gak usah mikirin soal kedepan, biarin gue usaha dulu :*

Gila rasanya Krasiva. Benar-benar gila!

"Najis banget gue liat emot lo, setan!" Krasiva menggerutu. Membuat Arkara yang duduk dipojokkan sana terkekeh meski melihat dari jarak yang agak jauh.

"Aduh, lucunya jodoh Arka."

----

APA KABAR?

KANGEN SAMA ARKA? ATAU KANGEN SAMA KRASIVA?

SPAM NEXT BUAT CHAPTER SELANJUTNYA!!!!

SEE YOU:*

Voment!

Voment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang