Revisi 150820
@din_lee_______________________________________
Emilliazyano Al fariz, akrab disapa Emil, dia sekolah di SMA Pemuda Bangsa. Sering masuk Bk karna memang orangnya suka cari masalah. Padahal hubungan antara kedua orang tuanya sangat baik, ayahnya bukan tipe orang yang gila bekerja dan ibunya pun hanya ibu rumah tangga yang memperhatikan anak semata wayangnya.
Alasannya adalah, mantan sahabatnya.
Bella Amalia Wikrama. Wakil ketua Osis yang cerdas, cantik, tegas, dan menghormati orang yang lebih tua darinya.
Dari kecil keduanya berteman baik, bahkan kemana-mana selalu berdua. Tapi seiring berjalannya waktu Emil merasa Bella berubah, menjauh sampai sulit dia gapai. Padahal Bella tak pergi kemana pun, dia masih tinggal dirumah depan rumahnya. Tapi entah apa alasan dibalik sifat jutek Bella.
Karna alasan itu membuat Emil meiliki ide konyol yang dia harap bisa mengalihkan atensi sahabatnya agar seperti dulu. Dia rindu Bella yang dulu, yang apa-apa selalu bareng. Dia rindu Bella yang jika keinginannya tidak dipenuhi gadis itu akan menangis dan merengek agar segera diwujudkan keinginanya. Kekanakan. Memang, itulah yang membuat Emil tak bisa melupakannya.
Sejak pertengahan semester satu kelas 2 SMP, sifat manja Bella berubah jadi dingin dan jutek. Emil awalnya masih terus bertanya-tanya, mendesak gadis itu untuk memberikan alasan dibalik perubahan sifatnya, namun gadis itu memilih bungkam. Bukan memberikan jawaban atas pertanyaan Emil dia justru berceletuk
"Mula hari ini kamu jauh-jauh ya dari aku, anggap kita gak pernah saling kenal" dia pikir semuanya hanya prank, tapi keesokan harinya Bella masih mempertahankan sifat barunya. Dan sampai saat ini mereka berada dikelas 3 SMA.
Jujur, kehiupan Emil semenjak Bella berubah menjadi tidak semenyenangkan dahulu. Penuh kehampaan dan tak lagi berhias suara tawa mereka dibawah pohon rindang ditaman komplek dihiasi bias orange dari awan sore yang indah.
Sudah tak ada lagi. Taman itu seperti hanya tempat yang sudah mati dan hanya menyimpan kenangan mereka disana. Padahal tamannya masih ramai seperti biasa. Mereka saja yang sudah menganggap taman itu mati, karna dua orang yang biasanya meramaikan taman dengan ocehan dan teriakan protes dari Bella jika Emil menjailinya sudah tidak lagi terdengar. Sunyi, senyap bagi mereka.
Semenjak hari itu Emil pun sudah bertekat dengan hatinya untuk sedikit merubah diri. Mencoba melupakan sedikit bayangan Bella dari benaknya. Meskipun sulit. Karna melupakan terasa sesulit itu dan meminta maaf pun rasanya percuma toh, Emil tak merasa berbuat kesalahan. Dengan jailnya dia malah ingin membuat Bella marah agar ada alasan untuk meminta maaf. Tapi tetap saja hasilnya nihil, Bella akan tetap begitu. Pura-pura tak mengenalinya.
Apa Emil perduli? Tentu tidak. Sifat sok cuek Bella justru membuat Emil semakin gencar. Karna sekarang bukan lagi senyum Bella yang menjdi candunya, tapi ekspresi emosi dengan pipi merahlah raut favoritnya kini.
Seperti hari ini ketika dia mengajak peserta MOS untuk merokok bersamanya dikantin sekolah----sebagai bentuk perayaan kecil-kecilan dari Emil kepada para adik kelas mereka yang baru---Emil dan teman-teman seperbobroknya biasa memberi nama welcome party. Dan karna ide konyolnya itu mengundang banyak pro dan kontra dari seluruh murid di SMA ini. Termasuk mengundang amarah dari guru BK. Beruntung aksi nya itu belum tercium sampai ruangan yang berbau anak bandel---Bella menyebutnya.
Entah kebetulan atau mereka sedang apes. Bella yang dengan tampang so angkuh memasuki area kantin. Menyapu pandang keseluruh sudut kantin dan berakhir disuduh yang paling sudut dan paling ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...