10 menit lagi pesawat penerbangan Jakarta-Jogja akan segera berangkat. Sedangkan Jakarta-Jepang 5 menit lagi keberangkatannya.
Disinilah mereka berada, Bella dan Emil yang masih berdiri didepan pintu masuk. Sedangkan Mario izin ketoilet.
Emil masih tak rela melepas Bella pergi, begitu juga sebaliknya.
"Baru juga jadian! Udah LDR-an aja!!" dumel Bella seraya memanyunkan bibirnya.
Emil terkekeh, "hehe... Siapa suruh sadarnya lama?" kata Emil yang membuat Bella menyenyernyit.
"Maksudnya?"
"Sadar kalo ada gue yang tulus sama lo!" ucap Emil seraya mencubit hidung Bella. Gemashh.
"Ishh... Apa-apaan sih!" decak Bella sebal, dan menjauhkan tangan Emil dari hidungnya.
Sekali lagi Emil tertawa. Entah apa Bella juga ikut tertawa.
Emil meraih tangan Bella dan menggenggamnya. Menatap sendu wajah Bella yang semakin lama semakin cantik!.
"Bel... Gue mau elo janji sama gue. Kalo lo bakal pulang!"
Bella mengangguk, "yaa... Pasti gue pulang" jawab Bella mantap.
"Elo juga mil, awas aja kalo sampe diem-diem jadian sama Rena" ancam Bella dengan lirikan elang.
Emil tersenyum, "lah kenapa?? Kan elo juga gak tau!" ucap Emil dengan tawa yang tertahan.
"Ishh... Nyebelin loh. Ya udah sana pacaran aja, gue gak perduli!" sahut Bella seraya melepas kasar genggamannya, dan memasang wajah yang seakan ingin memakan Emil hidup-hidup.
Karena itulah Emil terkekeh geli.
"Ciee... Yang cemburu!" goda Emil malah membuat Bella semakin kesal.
"Enggak!"
"Yakin?!!" goda Emil dan sukses membuat Bella semakin marah.
"Ngeselin ihh!!"
"Ngangenin!!"
"Bodo!! Pokoknya elo nyebelin!" Bella berbalik ingin melangkah pergi, namun sebuah tangan menarik tangannya, membawa kesebuah dekapan hangat, yang nyaman.
"Maafin gue!!" ucap Emil masih tak melepas dekapannya.
Sepertinya cara Emil ampuh. Bella tersenyum diam-diam.
"Elo nyebelin!" ucap Bella dengan suara serak.
Entah kenapa merasakan dekapan ini membuat Bella ingin menangis.
"Iya gue tau gue emang nyebelin. Tapi gue akan berusaha jadi yang terbaik buat lo" ucap Emil seraya melepaskan dekapannya dan beralih memegang kedua pundak Bella dan menatap mata Bella yang sudah berair.
Emil menghapus air mata itu dengan jemarinya, "plis jangan nangis. Gue gak mau liat lo nangis bel!" kata Emil dengan senyum tulus.
Tapi itu membuat Bella semakin sakit. Karena tak ingin meninggalkan Emil.
Berat rasanya....
"Oh iya" Emil mengambil sebuah kertas dari saku jaketnya, "coba deh baca!" Emil menyodorkan kertas itu kearah Bella.
Bella menuruti dan membacanya, setelah itu dia tersenyum takjub, menatap Emil dengan berbinar.
"Ini serius mil?" tanya Bella merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Emil mengangguk antusias, dia tau ini gak mungkin banget terjadi sama dia. Tapi karena hasil usahanya yang bener-bener ekstra akhirnya Emil bisa mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...