EPILOG

3.1K 84 14
                                    

Dear harapan. Engkau hanya sebuah misteri yang selalu membuat orang berandai-andai. Selalu membuat orang membayangkan bagaimana masa depannya nanti. Apa akan sesuai harapan? Atau justru malah mengacaukan?.

Aku hanya mau bilang. Aku sudah sangat kecewa dengan harapan. Walau kenyataannya harapan masih lebih kuat. Harapan tak bisa dikalahkan, tak bisa dimusnahkan dengan kekuatan apapun jika sudah berkehendak. Semua berjalan sesuai aturan yang tuhan berikan.

Kini sebongkah harapan sudah musnah. Seluas cinta pun sudah lenyap. Hilang. Tak berpamit. Hanya meninggalkan seribu luka yang tak terlihat oleh mata.

Kisah itu pun sekarang sudah punah. Tak sejalan dengan skenario yang sudah direncanakan. Karna skenario Tuhan jauh lebih sempurna dan terbaik.

Hanya ucapan selamat tinggal yang mampu keluar dari bibir yang bergetar menahan isakan. Tangis tak berisak mengiringi langkah kaki yang semakin menjauh bersama cinta yang baru. Ini lah kehidupan, tak semanis yang dibayangkan. Ingatkan diri untuk membayangkan rasa pahit sebelum berandai rasa manis. Karna hidup dimulai dengan perjuangan, dan setelah itu memulai hari dengan senyuman. Senyum getir yang dimaksud. Senyum terpaksa yang terpatri.

Aku harap, ada sebuah cahaya yang menerangi dari gelapnya ruang hampa yang kosong dan dingin.

Lagi-lagi aku berharap.
Semoga aku berhasil kali ini!.

_______________________________________
_________________________
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading's
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa bintangnya qaqa:v
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tolong baca sampe abis yaa guys
Langsung aja
Cekidot🎬
.
.
.
.
.


Bias matahari menyambut pagi, seseorang sudah bangun sebelum matahari hadir ke bumi. Dia terlihat lebih bahagia dan semangat setelah menjalani masa sulitnya. Cowok dengan rambut yang sudah ditata rapi, memakai kemeja hijau lumut kotak-kotak kuning yang tidak dikancing seluruhnya, memperlihatkan kaus putih polos yang membalut tubuhnya, serta celana jeans Navi semakin memperlihatkan kesan istimewah menurutnya.

Dia tersenyum didepan cermin. Memulai hari pertamanya bekerja disebuah perusahaan Entertaimen di tempatnya kuliah dulu. Dia mendapat panggilan kerjaan dari sahabatnya Irene. Masih ingetkan?.

Ya, Irene mengajak Emil bekerja ditempat Pamannya. Kerjanya lumayan gampang dan sesuai dengan hobi Emil waktu di masa perkuliahan dulu.

"Kamera jangan lupa dibawa" gumam Emil mengingatkan diri sendiri.

Ddrrt ddrtt drtt~~

Emil segera mengangkat telfonnya saat dirasa telfonnya berbunyi.

"Iya iya gue otewe kok, tunggu aja Milea, mas Dilan pasti dateng" ucapnya masih sempet bercanda disaat keadaan lagi buru-buru begini.

Setelah sambungan telfon terputus, Emil menaiki mobil pemberian Ayahnya—hadiah Wisuda. Ia dia sengaja simpen hadiah ini di Korea, karna Emil yakin dia pasti akan menetap disana. Setelah benar-benar merasa kehilangan.

Emil kini bekerja sebagai fotographer di Korea, sejak dua hari yang lalu. Sejak tiga minggu yang lalu setelah Bella benar-benar pergi dari hidupnya  Emil mutusin buat tinggal di Korea. Awalnya orang tuanya gak setuju, apalagi Mama nya. Tapi karna niat Emil untuk belajar mandiri dan dia juga mau mulai hidup baru, akhirnya Mamanya ngertiin dan mengizinkan.

Selama tiga minggu itu Emil uring-uringan, hampir aja depresi. Iyalah, kehilangan orang yang udah diperjuangin dan hampir aja dia genggam. Kini harus ia relakan pergi begitu saja. Emil gak munafik, Bella begitu berarti dihidupnya. Cuma didepan Bella aja dia terlihat tegar dan bisa tersenyum tanpa beban. Padahal aslinya, dia sakit dan gak berdarah.

✔My Stupid Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang