Ketika Emil sudah kembali duduk ditempatnya dan tertegun dengan rasa perih dipipi juga hatinya, tiba-tiba Emil merasakan getaran disaku celananya.
Diraihnya ponselnya yang bergetar karna ada notif pesan dari, "mine❤" seketika rasa pedih itu hilang entah kemana.
"P"
Emil tergerak untuk membalas pesan dari mine❤.
"Ya, ada apa?," Emil menekan tombol send.
Sedetik kemudian balasan itu muncul dilayar ponsel Emil.
"Bisa hibur aku gak?, lagi kesel banget nih sama orang!,"
Emil tersenyum samar, tetapi Alvin yang disampingnya menatap Emil heran.
"Oiyy,, ngapah lu?!," tanya Alvin menyenggol lengan Emil.
Baru saja Emil ingin membalas pesannya.
"Ada chat dari Bella," ucap Emil menyeringai.
Emil sudah menceritakan semuanya sama Alvin tentang sandiwaranya.
Alvin merangkul temannya itu, "mil? Apa perbuatan lo ini gak akan buat Bella sakit hati?," Emil menggeleng cepat.
"Gue kan cuma mau hibur dia, buat dia bahagia, buat Bella selalu senyum, yang intinya gue cuma mau Bella bahagia vin,"
"Tapi...Bella kan gak suka kebohongan?," Emil tertegun.
"Cepat atau lambat Bella akan tau rahasia ini mil," sambung Alvin membuat dan Emil meliriknya datar.
"Gue akan bongkar kebohongan ini, tapi nanti, setelah gue bisa buat dia bilang: aku bahagia dengan Emil," bukannya menyemangati Alvin justru malah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapa Emil itu.
Emil kesal menoyor kepala Alvin dengan kasar.
"Temen biadab! Bukan disemangatin malah ketawa! Gak percaya banget sih kesannya gue tuh gak akan bisa lakuin hal itu gitu?," Alvin terus ngakak.
"Jelas lah gue gak percaya, sekarang aja Bella kesel sama lo dan udah nampar lo tadi,"
"Tamparan Bella tuh seperti memberikan semangat buat gue, gue makin penasaran sama Bella, masa iya sih gue gak bisa buat Bella suka sama gue?,"
"Kalo kenyataannya kaya gitu gimana?," tanya Alvin.
Emil melirik tajam setajam tajamnya, "udah deh gak usah ganggu gue,"
"Sebagai sahabat yang baik gue ingetin lo, setiap perbuatan itu harus dipikirin dengan matang jangan ikuti ego atau nafsu, karna mungkin aja semua itu bisa membuat lo kehilangan semuanya," tandas Alvin sok puitis.
"Gue selalu pikirin semua, plus resikonya!," kata Emil mengalihkan pandangannya keponselnya kembali.
Ia terbelalak ketika mendapat 30 pesan dari mine❤.
"Hello,"
"Kamu kemana sih?,"
"Lagi belajar yaa,"
"Atau kamu gak mau yaa hibur aku?,"
"Maaf yaa kalo aku udah ganggu kamu,"
"Maaf yaa kalo aku udah repotin kamu,"
"Karna cuma kamu yang selalu tau isi hati aku,"
"Cuma kamu yang bisa balikin semangat aku lagi,"
"Cuma kamu yang bisa lupain semua kejadian menyebalkan yang sering hadir dihariku,"
Dan masih banyak lagi. Emil jadi merasa bersalah karna sudah anggurin Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...