Ini adalah hari terakhir Ujian Nasional. Para siswa siswi beramai-ramai memenuhi lapangan sekolah. Karena akan diadakan pengumuman promnigth yang diadakan satu minggu setelah hari ini.
Ya, Minggu depan mereka akan mengadakan promnight, sekaligus merayakan perpisahan mereka dan mengenang masa-masa mereka di SMA Pemuda Bangsa ini.
Yang pasti Bella dan Alfa juga para anggota Osis yang lain, sedang sibuk-sibuknya mengurusi persiapan untuk acara prom nanti. Semoga lancar.
Setelah pengumuman mereka dipersilahkan untuk bubar. Namun sepertinya ada ritual yang belum terlaksa sepertinya. Apalagi kalau bukan 'coret-coretan' pake pilox. Saking niatnya mereka sudah prepare membawa pilox dari rumah, sama halnya dengan Emil dan Alvin.
Sedetik kemudian, Bella mendapat serangan tiba-tiba dari Emil, yang membuat seragam sekolah Bella sudah ternodai dengan pilox berwarna pink terang yang sengaja dibeli Emil kemarin malam, bersama Alvin. Memang niat.
Emil tertawa dengan terbahak, seperti tak punya rasa bersalah.
Bella hanya menatap pasrah seragamnya yang kemudian mengejar Emil ingin membalas dendam. Bella merampas pilox milik Alvin yang akan ia tembakkan keseragam Emil.
Emil sengaja berlari, agar ia mempunyai kenangan manis dengan Bella, jika suatu saat nanti memang bukan Bella jodohnya.
"Emmiiiillll!!!" jerit Bella yang sama sekali tak digubris oleh Emil.
Sampai akhirnya Emil berhenti tepat dipojok kantin tempat biasanya ia nongkrong dengan teman-temannya. Bella pun ikut berhenti, memegang kedua lututnya dan mengatur nafasnya. Mengejar Emil ternyata melelahkan.
"Haha... Mau kemana lagi lo?!!" Bella berjalan mendekat dan...
Sssssstttttt....
Pilox Bella dan Emil disemprot bersamaan, menciptakan bunyi yang senada, warna yang bercampur indah antara kuning dan pink. Akibat itu rambut Bella dan Emil sampai ikut berwarna.
"Hahaha...." mereka tertawa puas.
Menampakkan kebahagiaan yang nyata.
Namun, kebahagiaan itu harus berakhir saat seseorang bertubuh jangkung menghampiri mereka. Menatap tepat kearah mereka.
"Khem!" dekhaman itu mengintrupsi kegiatan Bella yang sedang memberikan tanda tangannya dipunggung seragam Emil.
Bella reflex menjatuhkan spidolnya dan mundur satu langkah dari tubuh Emil.
"Alfa??" lirih Bella dengan perasaan gemetar.
Alfa melangkah lebih dekat kearah mereka. Sekarang terlihat jelas wajah Alfa yang tersenyum manis.
"Fa, gue bisa jelasin kok. E-elo cuma salah pa..
"Gak papa kok, gak usah kasih penjelasan!" potong Alfa dengan santai.
Emil melongo dengan reaksi Alfa yang ternyata lebih santai dari nya.
Emil tersenyum, "yaudah. Gue tinggal ya" sahut Emil seraya berjalan pergi, namun ditahan oleh Alfa.
"Gak mau kasih kata-kata terakhir gitu buat Bella?" tanya Alfa dengan nada gurau.
"Enggak. Kalo buat lo ada" kata Emil dengan lirikan tajam.
Alfa menyernyit merasa bingung.
"Buat gue?" tanya Alfa memastikan.
Emil mengangguk dan menepuk punggung Alfa dengan sekali tepukan.
"Gue titip Bella sama lo ya fa. Jangan sakitin dia, jangan kecewain dia. Bella sayang sama lo fa. Elo beruntung bisa dapetin dia. Titip salam ya buat Bella, jangan pernah lupain gue gitu" ucap Emil dengan senyum kecut diakhir katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Novela Juvenil(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...