Matahari muncul dengan malu-malu atau masih malas untuk bangun seperti Bella saat ini. Bella membuka matanya sipit seraya melihat jam bekernya yang ia simpan diatas nakas, 05:24.
"Masih pagi...," gumamnya dan kembali bergulum dengan selimutnya.
Tetapi saat matanya ingin kembali tertutup tiba-tiba ponselnya berdering.
Terpaksa ia kembali terduduk dan membuka matanya yang terasa berat, didekatkan ponselnya ditelinga dan hanya berdekham pelan.
"BANGUN!!!!!," Bella segera menjauhkan ponselnya dari telinga saat teriakan seseorang diseberang sana membuat telinganya sakit.
Seketika matanya terbelalak sempurna dan dilihatnya dilayar ponsel; “Emil gila”.
Amarahnya pun kembali membara.
"Bisa gak. gak usah teriak-teriak! Elo pikir gue budeg," ocehnya kesal.
Terdengar Emil terbahak diseberang sana, "ciee...marah, kangen tauk gue sama lo, emang lo gak kangen sama gue?," sahutnya tulus.
"Gak ada rumusnya gue kangen sama lo!,'
"Iya deh, terserah lo. Sekarang cepet mandi gih, gue udah rapih nih mau otw kerumah lo,"
Bella tertegun sejenak, "mau ngapain kerumah gue?," tanyanya polos.
"Ya ampun sayang kamu lupa ya, kitakan mau berangkat bareng!,"
Bella ingin menyahut tapi diurungkan, karena Emil lagi lagi menutup telfonnya dengan sepihak.
Dengan gerak cepat Bella segera turun dari tempat tidurnya dan segera kekamar mandi.
Sedangkan Emil sudah rapih dengan seragamnya yang ia masukan didalam celana abu-abunya.
Kini dirinya didepan cermin seraya menyisir rapih rambutnya yang ia cukur kemarin sore sebelum pulang kerumah, dengan pomad. Emil sengaja ingin tampil beda dihari yang spesial ini, suasana baru, tampilan baru dan umur baru.
Emil ingin dihari yang spesialnya ini ia rayakan hanya berdua dengan seorang yang dari dulu sampai sekarang selalu ada dihatinya tanpa tergantikan seharipun, tanpa ia lupakan semenitpun, dan selalu ia ingat setiap hari.
Mungkin kejutan dari keluarganya semalem tepat jam 12 malam, kurang lengkap rasanya. Walau ia juga bahagia dengan kejutan yang kedua orang tuanya serta adiknya yang mereka berikan setulus hati mereka.
Emil merasa bersyukur sekali karna masih mempunyai orang yang menyayanginya dan ia pun sayang kepada mereka.
✏✏✏
"Nanti kalo Alfa dateng gimana?," tanya Bella ketika ingin menaiki vespa Emil yang perdana ini.
"Gak usah pikirin dia ya, gue mau hari ini elo nonaktif ponsel lo, gue gak mau ada yang ganggu kita," sahut Emil santai.
Bella masih bertanya-tanya dengan semuannya.
"Maksudnya apa sih,"
"Ayo naik, nanti biar gue jelasin," dan akhirnya Bella menuruti.
Emil pun membawa motornya melaju keluar gerbang kompleks dan ikut membelah jalanan ibu kota yang semakin padat ini.
Saat beberapa menit menempuh perjalan tibalah mereka berdua disebuah taman, taman yang mengingatkan mereka akan masa lalunya, taman yang masih sama seperti waktu mereka pertama kali kesini.
Bella masih menyimpan berjuta tanda tanya dipikirannya.
"Gue tau elo masih bingung, kenapa gue ajak lo kesini," ucap Emil ketika mereka sudah berada ditepi danau ditaman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...