Sekitar pukul 09:27 pagi. Tak ada guru yang mengajar dikelas ini, saat pelajaran kedua.
Dan tiba-tiba dipojok sana ada seseorang dengan santainya merokok dikelas, tanpa berdosa seraya menaikkan kedua kakinya diatas meja.terasa dunia miliknya sendiri.
Karena gerah melihatnya Bella tergerak menghampiri orang tersebut.
*buugghhh...
Sebuah buku cetak kimia yang tebalnya tak tertolong sengaja dijatuhkan dengan keras dimeja cowok yang gak tau aturan itu.
Tetapi tak ada reaksi apapun dari cowok itu, ia tetap santai seolah tak terjadi apapun bahkan ia juga tak menyadari jika Bella berada dihadapannya. Beda dengan semua orang disana yang terkejut bahkan sampai ada yang latahan mendengar suara yang mengejutkan dari Bella.
Diperhatikannya lagi ternyata orang ini mengunkan earphone ditelinganya, pantas saja tak mendengar. Bella pikir telinganya bermasalah.
Setelah itu Bella tersenyum licik dan mengambil batang rokok yang cowok itu pegang.
Cowok itu seketika bangun dari tempatnya berpijak dan menatap Bella tajam.
"Elo apa-apaan sih! Gak bisa gitu ya..liat gue seneng!," gentak cowok itu kesal sekali.
"Elo gak nyadar apa! Ini kelas ya bukan tempat tongkrongan," sahut Bella dengan tatapan elang.mungkin bisa lebih dari itu.
Cowok itu adalah Emil, Emil melihat kearah sekitar dan kembali menatap Bella dengan sinis nan dingin.
"Kenapa cuma gue yang elo tegur, Alvin juga ngerokok, Ridwan sama Ipang malah main games tuh kelas terasa warnet. Tapi kenapa gak diomelin.HAH!! Kenapa?," tanya Emil dengan penuh penekanan serta gentakan.
Bella semakin tersudut tak dapat berkata apapun.
"Kenapa diem. Elo tinggal jawab aja: karna gue suka sama lo, gue kasih perhatian ini karna gue gak mau elo masuk BK lagi. Iya kan?," nada bicara Emil berubah menjadi gurauan, tatapannya menjadi tatapan menggoda.
Bella seperti mendapat kekuatan dari dalam dirinya.
"Ge-er banget sih lo jadi orang! Gue cuma kasian sama temen-temen yang lain jadi keganggu sama asep rokok lo tauk! Jangan egois gitu dong!," ucap Bella dengan nada sarkastik.
Emil tertawa renyah, "gak usah gengsi gitu kali, bilang aja gak papa. Gue gak akan marah kok,"
Tanpa sepatah katapun Bella kembali ketempat asalnya dengan perasaan gondok segondok-gondoknya kepada Emil.
"Bell, elo kenapa?," tanya Wiwi serelah melihat Bella yang sedang melamun.
Buru-buru Bella hapus kristal beningnya seraya tersenyum miring.
"Gak papa kok," sahut Bella.
Bella memandang sekilas kearah tempat ia menegur Emil. Bella tersentak saat dilihatnya tak ada satupun seseorang disana.
Hanya ada kursi kosong dan didepannya ada Alvin yang sedang mengutak atikkan ponselnya seraya mengoceh kepada Iman yang berada didepannya.
"Gak suka akh gua sama gamesnya, masa gue kalah terus,"
"Elu nya aja yang bege, gak bisa maennya. Pea!," cerca Iman.
Alvin kesal dan menoyor kepala Iman dengan geram.
"Elo cari Emil?,"
Seketika Bella menoleh kearah Aisyah yang bertanya.
"Emil gak masuk dia nitip surat ke Alvin nih suratnya," sambung Aisyah santai seraya memperlihatkan surat ijinnya Emil ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...