"Alfa?," tanya Bella ketika Emil sudah menghilang dikantin.
"Iya, ada apa?," ucap Alfa balik menanya.
Bella menatap Alfa dengan ragu, "pulang sekolah elo mau gak anterin gue?," tanya Bella lagi dengan sangat hati-hati.
Bella hanya tak ingin Emil dan Alfa menggibarkan bendera permusahannya, jadi Bella lakukan ini karna Bella tak ingin melihat keributan lagi.bukan karna Bella kasihan dengan Emil ataupun Alfa, tidak.Bella cuma tak mau mereka bertengkar lagi karena berteman lebih baik dari pada permusuhan.betulkan?.
Alfa masih terdiam menatap Bella penuh tanda tanya, "kalo elo gak mau juga gak papa, tapi jangan harap gue mau berteman sama lo lagi," ucap Bella mempertegas perkataannya.
"Gue mau kok, tapi gak sekarang," sahut Alfa.
"Kenapa?,"
"Ada urusan yang mesti gue selesai-in bel, gue mohon pengertiannya," mohon Alfa.
Tetapi Bella tak menyerah, "tapi gue maunya sekarang fa, gue mau beli sesuatu ditoko aksesoris," kekeh Bella yang membuat Alfa menatapnya pasrah.
Alfa menghela nafasnya berat dan membuangnya dengan kasar, "oke, nanti gue tunggu diparkiran yaa," kata Alfa akhirnya.
Jujur Alfa tak bisa menolak permintaan Bella biar pun ia harus menanggung semua konsekuensinya.
"Kalo gitu gue kekelas ya bel, bentar lagi masuk," ucap Alfa seraya berdiri dengan senyum coolnya.
Bella membalas senyumannya dengan penuh, dan Alfa melangkah pergi. Bella juga pergi ketempat Emil berada.
Begitu sampai disana Bella melangkah pelan ketika melihat Emil bersama seorang cewek yang begitu akrab dengannya.
Sepertinya Bella kenal dengan seorang cewek yang duduk disamping Emil itu.
Tiba-tiba pandangan Emil terarah dan tepat menatap manik mata Bella yang tercyduk sedang menatapnya.
Bella salah tingkah, ia mengalihkan pandangannya kearah lain dan Emil terkekeh geli melihatnya cewek yang disampingnya juga menatap kearah pandang mata Emil dan melihat Bella yang berdiri tak jauh darinya.
"Bella tuh," kata cewek yang mengikat rambutnya seperti buntut kuda.
Emil masih terkekeh, "panggil gih Ren,".
Ya, cewek itu bernama Rena Fandiana Dillah. Anak kelas XII IPA 3, yang dulu sempat satu kelas dengan Emil dan berteman baik dengannya, sampai ada yang gosipin Emil dan Rena pacaran, tetapi Emil selalu membantah jika ada yang mengatakan hal itu.
"Bellaaa," teriak Rena sukses membuat Bella hampir jantungan.
Bella tersentak, menatap Rena kikuk, "eh, iya," kata Bella.
Rena melambaikan tangannya kearah Bella.mengajaknya untuk bergabung.
"Rena kesini karna dia gue suruh buat ajarin gue eh, lebih tepatnya sih ngerjain soal ulangan gue," jelas Emil mambuat Bella menyernyitkan dahinya.
Bodo amat! Emang gue peduli kenapa juga jelasin ke gue pacar lo aja bukan!, grutu Bella didalam hatinya.
"Ya udah mil, tugas gue kan udah selesai nih, gue balik kekelas yaa," ucap Rena bangkit dari duduknya.
Emil mengangguk dengan senyumannya, "makasih yaa, udah mau bantuin gue," Rena membalas senyuman Emil dan mengancungkan jempolnya.seolah berkata 'siep'.
Setelah Rena pergi keheninganpun melanda, Bella masih mematung dipijakkannya dan Emil bergerak untuk menghampiri Bella.
"Ngapain kesini?," tanya Emil menaikkan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Novela Juvenil(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...