Seberapa besarnya usaha lo untuk ngejauh dari gue. Sebesar itu juga gue berjuang untuk dapetin lo. Karena gue yakin. Gak ada usaha yang tanpa hasil. Dan gue percaya, hasilnya akan sesuai dengan niat awal kita berusaha.
~Emil~
________________
_______________________________"Gue mau jadi pacar lo mil"
Seketika Emil diam ditempat dengan mata terbuka lebar dan mulut menganga.
Syok...
Bella menghembuskan nafanya kasar, "apa masih ada kesempatan buat gue mil?" tanya Bella dengan suara parau.
Matanya mulai memerah, ia takut dengan sesuatu yang keluar dari bibir cowok dihadapannya ini.
Emil mendekham dan siap untuk bicara.
"Emm...
Drrtt drtt....
Tiba-tiba ponselnya berdering, spontan Emil menengok kearah ponselnya dan Bella ikut nengok.
Bella melihat nama seseorang yang tertera dihape Emil, dan seketika moodnya menjadi semakin hancur. Ia takut. Benar-benar takut.
"Bentar ya bel, gue angkat telfon dulu" ucap Emil seraya berjalan menjauh dari Bella dan mendekatkan ponselnya ditelinga.
Tak lama setelah itu Emil kembali dengan raut wajah yang memucat. Entah siapa yang menelfonnya membuat Emil menjadi gelisah seperti ini.
"Bel, sorry yaa gue tinggal!" sahut Emil terburu-buru.
Bella bangkit dari duduknya dengan wajah bingung. Jujur Bella sangat, sangat bingung dengan sikap Emil.
"Mil?? Gue kan belom___
"Maaf banhet bel, ini darurat. Gue harap elo bisa ngerti" mohon Emil dengan suara lembut.
Bella menatap Emil, dan mengangguk lemah.
"Makasih ya bel..."
Bella sekali lagi mengangguk, dan melangkah pergi kearah rumahnya.
Sebelum mengunci pagar rumahnya, Bella melihat kehadapannya. Sudah tak ada orang, bahkan dunianya kembali sepi.
Dalam keadaan begini, tak ada satu pun seseorang yang dapat membuatnya kembali tersenyum, bahkan Alfa saja sudah memutuskan hubungannya. Wiwi dan Aisyah sudah saling sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan sekarang Emil. Juga tak bisa mengembalikan semangatnya.
Apa ini yang namanya hampa?
Atau karma?
Atau mungkin bomerang?
Entah lah, Bella benci keadaan seperti ini.Rasanya ia ingin menyusul ibunya saja, jika hidupnya harus jadi seperti ini.
✏✏✏
Mentari telah menyambut dunia pagi ini. Silau nya membangung seorang gadis yang sedang nyenyaknya terlelap. Namun, mau tak mau dia harus bangun menyambut paginya. Dan harus semangat untuk menggapai mimpinya.
Pagi ini seharusnya dia bahagia karena akan pergi mengejar cita-citanya di Negri Matahari. Tanah kelahirannya Doraemon. Tapi, ada satu alasan yang membuatnya enggan beranjak dari kasurnya. Rasanya tubuhnya telah diberi lem sampai tak bisa beranjak dari kasur bersperi garis-garis itu.
"Dek!! Bangun ayoo udah pagi. Satu jam lagi pesawatnya berangkat!! Kamu gak mau kan ketinggalan pesawat?!!"
"Bellaaa!!! Cepet bangun, jangan jadi kebooo!!" seketika Bella melotot dan bangun dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...