Pagi ini Bella lupa untuk mengecek loker mejanya.
Yang setiap pagi selalu ada kejutan dilokernya itu, tetapi hari ini Bella tak sempat karna dari tadi pagi ketika Bella menginjakkan kakinya disekolah,ia harus: bertemu dengan Wiwi yang tiba-tiba nanya gak jelas dan mengagetkannya, lalu setelah Sampai dikelas ia bertemu dengan Emil si stupid, dan ia juga harus menyusul Emil yang kabur karna gak mau piket, dan kini ia juga harus mencari Emil agar bisa memberikan kertas ulangan fisika yang dipegangnya ini untuk Emil.
Dan ketika bertemu Emil dilapangan ternyata...
*bugh..
Sebuah hantaman tepat mendarat dirahang Emil dengan mulus, dan yang bikin mengejutkannya lagi ternyata yang menghantamnya itu adalah, Sandy.
"Elo masih dendam sama gue?," kata Emil tanpa merasa kesakitan.
"Lebih tepatnya sih, Alfa yang masih dendam sama lo!," sahut Sandy merasa puas karna sudah melayangkan tinjunya tepat dipipi Emil.
"Alfa?" Bella tertegun mendengarnya.
Jarak Bella dan Emil tak jauh makanya Bella masih bisa mendengar percakapan antara Emil dan Sandy.
"Kalo dia berani, lawan kita sini!," sambung Alvin yang berada disamping Emil.
Dan ada Ojan juga disana yang menatap Sandy dengan garang.
Sandy terkekeh, "kalo gitu elo bertiga gue tunggu digudang belakang sekolah, pulang sekolah nanti," Emil diam tampak santai.
"Kalo kalian gak dateng, gue anggap kalian cupu!," sambungnya lagi.
Emil masih diam tetapi Alvin sudah geregetan dengan wajah tengil Sandy.
"Gue pastiin anggapan lo itu gak akan pernah terjadi, karna gue akan habisin elo semua!," sahut Emil akhirnya dengan santai dan senyum miringnya.
Sandy menaikkan sebelah alisnya dan pergi berlalu sebelum akhirnya mendorong sebelah punggung Emil tetapi Emil hanya bergerak pelan, manatap punggungnya dan mengibaskan tangannya dipunggung yang tadi didorong oleh Sandy.membersihkan.
"Dia pikir kita takut sama dia, iya gak mil?," kata Alvin dengan membara.
"Hehe...liat aja nanti, dia jual kita beli," Ucap Emil dengan santai.
Emil menatap Ojan"eh jan, gue saranin elo gak usah ikut," sambungnya.
"Kenapa?," tanya Ojan dan Alvin bersamaan.
"Karna ini urusan senior! Elo kan masih junior jadi gue gak mau elo ikutan dapet masalah," kata Emil menjelaskan.
"Tapi kak, gue siap dengan keadaan apapun biarpun nanti nyawa gue jadi taruhannya!," Alvin menoyor kepala Ojan dengan tawa geli.
"Gak usah lebay dah, kita pasti bakal menang!," ucap Alvin dengan tekat yang berkobar.
Emil merangkul Ojan, "Alvin betul tuh, gak ada sejarahnya kita kalah sama Alfa, iya gak vin?," Alvin mengangguk seraya ikut merangkul Ojan.
"Bener banget!," dan setelah itu mereka tertawa bersama.
Tiba-tiba tawanya berhenti ketika terasa ada yang menepuk pundak Emil dengan kuat, dan Emil menoleh kebelakang dan tersenyum seraya menaik turunkan alisnya.
"Eh, Bella," kata Alvin melepas rangkulan mereka.
Emil berbalik badan menghadap Bella, "kenapa? Mau dirangkul juga?," kata Emil seraya merangkul Bella tapi ditepis kasar oleh Bella.
"Apaan sih lo! Gak usah modus deh," decak Bella kesal.
Emil tertawa geli.
"Jan, kita cabut yuk biar gak jadi nyamuk," ucap Alvin menepuk pundak Ojan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...