47. MSBB: Sampai Disini

2.7K 81 37
                                    

2 Tahun kemudian...

Seorang cewek tersenyum melihat pemandangan yang sangat indah. Sangat menyejukan hati. Sangat gemas. Dan sangat sangat membuatnya tak bisa berpisah dengan dua malaikat yang masih tertidur pulas itu.

Cewek itu berjalan mendekat kearah tempat tidur yang semakin membuatnya ingin tertawa.

Melihat kaki kecil bertender dikepala sang kepala keluarga. Manis.

"Yang bangun, kamu gak kerja?" cewek itu menggoyangkan pelan bahu tegap suaminya.

Ciaailah suami.

"Hmmm..." gumam sang suami masih dengan mata tertutup.

"Bangun ishh!! Tadi asisten kamu udah telfon tuh. Lima menit lagi ada pasien kamu mau cek up" ucap Bella seraya menyibak selimut yang melingkari suaminya.

Iya Bella. Bella Amalia Wikrama. Yang sudah memiliki seorang suami dan satu anak laki-laki yang gantengnya nurunin Papanya.

"Yang!! Kalo gak bangun aku siram nih pake air keras sekalian!" geram Bella setengah bergurau.

Ajaib! Suaminya terduduk dengan gerakan cepat namun matanya masih dia usahakan untuk terbuka.

"Jahad kamu mah!"

Bella terkikik melihat muka bantal suaminya.

"Udah sana mandi dulu, abis itu sarapan, aku udah siapin tuh makanannya" oceh Bella seraya merapikan bantal yang sudah keluar dari area pembatasan.

"Mandiin..." ucap suami Bella manja dengan senyum mesum.

Bella bertolak pinggang dengan plototan tajam. Alhasil, Emil mengurungkan niatnya dan segera masuk ke kamar Mandi.

Iya. Emil Al-Fariz. Iya, jadi suami Bella. Tapi hanya hayalan. Karna ini bukan FTV di S--- yang mau nikah terus tiba-tiba gak jadi karna cowoknya gak mau ceweknya nikah karna gak cinta sama dia. Bukan ya!.

Pernikahan Bella dan Pandu–suaminya tetap terjadi. Dan yang tadi itu cuma hayalan Emil yang tak bisa menjadi nyata.

Semua sudah terjadi, takdir tak bisa dihindari atau pun dilawan. Takdir tetap lah takdir. Biarpun melawan sekuat apapun. Berlari sejauh apapun. Bersembunyi dimana pun. Yang namanya takdir, tak dapat dihindari. Emil hanya bisa tersenyum penuh pilu dan menerima dengan lapang dada.

Ini lah kehidupan, tak semuanya sesuai dengan keinginan. Ada lika-liku hidup yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tantangan yang mendidik kita untuk lebih kuat lagi menjalani kehidupan yang keras ini. Dan itu semua... Pasti akan ada balasanya. Balasan dari apa yang sudah kita perjuangkan.

Biarlah, Bella tak bisa diganggam. Dengan melihat senyumnya saja Emil bisa merasakan kebahagiaannya. Biarlah, dia bersama lelaki bukan dirinya, bisa menatap Bella saja itu sudah menjadi anugrah untuknya.

Tapi...

Pagi ini, didepan rumahnya sedang sibuk. Orang-orang sibuk mengeluarkan barang-barang dari dalam rumah. Emil yang baru bangun tidur juga terusik dengan suara bising dari luar kamarnya. Dia mengintip dari balik jendela kamarnya. Melihat Pandu dan Mario tengah mengeluarkan koper-koper besar dari dalam rumah dan dipindahkan keatas mobil pick up yang sudah terparkir didepan rumahnya.

Emil buru-buru keluar dari kamarnya, tanpa cuci muka terlebih dahulu.

"Ada apa sih bang. Gak mau sellow!" protes Kevin yang tak sengaja tersenggol oleh Emil waktu Emil turun tangga.

Emil tak mengindahkan ocehan Kevin tadi, dia tetap berjalan sampai akhirnya dia berada didepan gerbang rumahnya.

Tiba-tiba saja, kakinya membeku, langkahnya terhenti begitu saja saat melihat tawa Bella yang sedang menjaili suami saat sedang membawa kardus-kardus yang entah apa isinya.

✔My Stupid Bad Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang