Untuk kedua kalinya Bella mendapat benda yang sama ditempat yang sama pula.
Kemarin Bella sempat bertanya kepada Fauzan teman setimnya dipaskib sebelum dia kena disband. Dan jawabannya membuat Bella kembali harus berpikir siapa orang iseng yang kasih coklat secara cuma-cuma kepadanya.
"Bukan Bel, ngeri kali kalo gue kasih coklat ke elo. Ntar cewe gue marah lagi" katanya. Bella hampir saja lupa jika Fauzan sudah memutuskan untuk move on dan memilih membuka hati untuk orang lain setelah Bella menolaknya secara halus.
Benar, Fauzan pernah dua kali menyatakan perasaannya dan dua kali pula Bella menolak. Alasannya, karna Fauzan sering dicap fakboy oleh teman-temannya. Terbukti dia cepet move on setelah Bella tolak.
Memang sih gak ada yang harus diperjuangin dari seorang yang biasa seperti Bella. Gak ada yang spesial.
Alis Bella kembali bertaut. Mengedarkan pandangan kepenjuru kelas namun tak ada yang mencurigakan disana. Kelas tetap saja ramai karna guru nya gak masuk, entah alasan apa. Gak ada kabar.
Bella merotasikan bola matanya, jenggah ketika melihat segerombol siswa dipojok kelas yang merusuh--mabar game dengan mulut gak bisa diem---termasuk Alvin ada disana.
"Dapet coklat lagi?" Tanya Wiwi yang menangkap raut bingung Bella disebelahnya.
Cewe itu baru saja selesai gunting kuku.
Bella mengangguk, "iya nih. Kok gue jadi kesel ya, iseng banget tuh orang neror kaya gini"
Wiwi tertawa pelan, "neror gimana? Dia tuh penggemar rahasia lo Bel, gue yakin banget sih. Ternyata ada yang diem-diem ngagumin lo juga. Maungnya 10 2." Karna ucapan usil Wiwi gadis itu dapat tatapan maut dari Bella.
"Iya iya ampun. Kan maungnya kumat"
"Ngeselin lo Wi!"
.
Dan hari berikutnya terjadi lagi, sampai terhitung sudah dua minggu Bella terus diteror dengan coklat yang sama ditempat yang sama.
Lama-lama dia kesel juga. Bella bukan tipe cewe yang baper dapet pemberian rahasia gini dari orang lain. Dia bakal gondok, dan bakal cari tau siapa yang iseng kasih dia coklat setiap hari.
Setidaknya kalo emang penggemar kasih identitas lah, biar Bella gak parno gini.
Udah gitu hari ini tulisan dinote buat dia bergidik.
'Gak usah takut. Aku gak jahat kok, aku cuma pengagummu. Dan aku yang akan lindungin kamu dari orang jahat.
Sayangnya senyum kamu masih gak selepas biasanya. Sayang mau liat senyuman itu lagi hari ini boleh?'
Tertanda, Rain.
.
Sampai kenaikan kelas 11 dihari pertama masuk sekolah Bella sudah tak berani merogoh loker mejanya. Entah sudah berapa tumpuk coklat dikolong meja yang sejak semester dua akhir tidak berani dia sentuh lagi.
Bella malah terlihat seperti orang frustasi. Yang takut buat lihat apa isi loker mejanya. Beruntung dia pindah kelas jadi sedikit rasa takut yang mengganggu belakangan ini sedikit menguap.
Dan juga, karna seseorang yang akhir-akhir ini sering dia jadikan tempat mengutarakan rasa takut.
Sebut saja Alfa. Tak Bella sangka dia akan satu kelas dengan Alfa. Dengan begitu Bella jadi sedikit merasa terlindungi.
Namun rupanya sipengirim coklat misterius itu tak kunjung menyerah. Tetap meletakan coklat baru diatas meja Bella.
Bella yang baru saja datang bersama Alfa menatap benda itu dengan horor. Dia sempat beramsumsi bahwa sipengirim adalah Alfa, mengingat cowo itu yang punya perasaan spesial kepadanya. Namun, bagaimana caranya Alfa menyimpan coklat tersebut disaat dirinya sejak pukul 6 pagi sudah berada dirumah Bella. Mustahil. Kecuali Alfa punya jurus seribu bayangan seperti yang dimiliki Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...