"Woii buruan dong! kita juga mau ganti baju nih!," teriak cewek-cewek diluar kelas yang tertutup rapat.
"Gak denger tuh pak Nurhadi udah niupin pluitnya, gc dong gc!,"
Pagi ini kelas Bella kebagian jadwal penjas dan terpaksa harus ganti seragam putih abu-abunya dengan seragam olahraganya.
Dan sekarang anak-anak cowok sedang berganti seragamnya didalam.
"Ya udah masuk aja sini!!," sahut seseorang dari dalam.
Membuat cewek-cewek yang diluar berdecak sebal.
"Bacot lu, buru!!," Aisyah sudah kepalang marah.
Setelah itu pintu kelas pun terbuka, dan yang melihat berteriak seraya tertawa geli ada juga yang terbahak.
Karena melihat Emil yang hanya memakai boksernya dengan kaus dalamnya dan dasinya yang ia ikat dikepala, seraya berjoget heboh dan mengibarkan seragam kemejanya.layaknya pahlawan yang mengibarkan bendera kemenangan.
"Hai...," sapa Emil yang tiba-tiba membuat semua yang melihat tertawa juga ada yang bersiul-siul menggoda.
Dan Bella hanya berdecak geram.
"Eh!!, apa-apaan sih lo? Kalo mau gila jangan disini ya, ini tempatnya orang waras!!," ucap Bella dengan nada ketusnya.
Emil mendekatkan tubuhnya kearah Bella dan Bella merasa risih.
"Sorry ya...gue bukan nyapa lo," kata Emil dengan nada dingin.
Semua bersorak heboh, ada yang berbisik-bisik menatap Bella.entah apa yang mereka bicarakan membuat Bella merasakan sesuatu yang aneh.
Dan lebih memilih meninggalkan mereka juga Emil yang tertawa geli kepadanya.
"Hayo lu mil, ngambek," ucap Alvin dan hanya disambut tawa oleh Emil.
"Gak danta lu mil bener dah persis kaya orang gila tau gak!," ucap Rizal kemudian yang sudah mengganti pakaian olahraganya.
Keadaan sekarang sudah sepi karena anak cowok yang lain sudah turun kebawah sedangkan anak ceweknya ngacir kekelas.
"Emil kalo patah hati tuh emang begini zal," sahut Alvin melirik Emil seraya menaik turunkan alisnya.
"Sa ae akh, babang Alvin, eneng ji mayu," sahut Emil dengan wajah yang sok imut.
Alvin segera menoyor kepala Emil dengan kasar, "geli, sumpah!!," kata Alvin menggedikkan bahunya, menuruni anak tangga kelasnya.
Rizak menyusul Alvin sedangkan Emil masih tertawa disana dengan seragam olahraga yang masih dipundaknya.
"Lima....em..pat, tigggaa...,duaa...satu! Priiiitttt!!," suara tiupan pluit pak Nurhadi membuat para siswa siswi yang terlibat pelajaran penjas pagi ini segera berkumpul dilapangan dan segera membuat barisan dengan tertib.
Pak Nurhadi pun mengecek, satu persatu anak muridnya, dan melihat Emil dan Bella yang tak terlihat disana.
Ternyata Emil pergi ketoilet, mungkin ingin mengganti seragamnya, namun seketika langkahnya terhenti karena mendengar suara orang yang bergumam-gumam kesal dibalik tembok toilet.
Dengan langkah penasaran Emil mencoba mendekati pusat suara, dan mendapati Bella yang sepertinya sedang mendapat masalah.
"Kenapa sama seragam lo?," tanya Emil ketika melihat seragam olahraga yang dipegang Bella sudah basah kuyup.
Bella tersentak saat Emil tiba-tiba bertanya.
"Ngapain lo disini?," tanya Bella acuh dengan pandangan yang masih terarah pada seragamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...