"...Maaf bel, gue gak mau kembali tersakiti karena tingkah lo. Gue akan coba untuk lupain lo," ucap Emil penuh penyesalan kepada dirinya sendiri.
Saat ini Emil memang sedang sangat sibuk, berlibur bukan lagi waktu untuk bersantai-santai menurutnya. Emil kini ekstra belajar, menghafal dan mencari referensi baru di internet.
Emil yang sekarang bukan Emil yang dulu, yang selalu bertingkah tidak perduli dengan pelarajan, Emil yang sekarang adalah Emil yang selalu disibukkan dengan belajar... Belajar dan belajar. Namun tetap dengan porsi yang teratur, agar tak membahayakan kesehatannya. Itulah pesan ibunya.
Hasil Tryout kemarin sudah diumumkan, tak disangka Emil bisa masuk ke 5 besar. Awalnya guru-guru nya tak percaya dengan hasil Tryout yang diraih Emil. Siapa yang percaya coba? Cowok bad, tukang rusuh, selalu masuk ruang BK dan molor dikelas, gangguin temen kelasnya, dan selalu ngasal ngisi soal Ujian. Sekarang, mendapatkan 5 besar! 5 BESAR!!, dari sekian banyaknya murid di SMA Pemuda Bangsa ini. Bayangin aja. Keajaiban dunia ini sih namanya.
Namun setelah diklarifikasi dan dibuktikan oleh Emil yang mengisi ulang Esay yang diberikan Pak Bimo, barulah mereka percaya kalau bad boy disekolah mereka ini sudah bertaubat, dan mencari jalan yang benar!.
Karena itu, Selly dan Malik memutuskan untuk merayakan keberhasilan anaknya dalam mengisi soal Ujian Trayout kemarin, mereka berencana untuk membuat acara syukuran kecil-kecilan, hanya sekedar memberikan semangat untuk Emil, agar Emil lebih guat lagi dalam belajarnya..
Akhirnya Emil mampu membuat kedua orang tuanya bangga dengan dirinya, yang memang sebenarnya mereka tak mengharap lebih dari Emil. Melihat perubahan Emil yang seperti sekarang ini saja sudah lebih dari cukup. Rajin belajar dan lebih semangat datang kesekolah. Itu sudah lebih dari cukup.
Mereka benar-benar sangat bangga dengan putra sulungnya, termasuk pak Bimo. Emil ternyata bisa mendapatkan nilai 80 dimata pelajarannya dan mendapat nilai sikap A, di buku agenda pak Bimo. Kemajuan yang menakjubkan. Good job!.
✏✏✏
19:42, malam.
Emil sudah rapih dengan kemeja kotak-kotaknya dengan warna biru tua dan kaus putih polos, kemeja yang dibiarkan terbuka dan lengan kemeja yang ia gulung hingga siku, dengan jelana jeans panjang berwarna hitam. Membuat Emil malam ini terlihat lebih cool dari biasanya.
Ia menghampiri vespa nya dan mengendarai sampai ke sebuah restoran yang menjual makan-makan seefood. Sebenarnya Selly, Malik dan Kevin sudah terlebih dahulu datang kesini. Emil sengaja menyusul karena ada beberapa soal yang musti ia hafal. Beda sekarang mah!.
Emil berjalan masuk saat sudah sampai didepan Resotauran yang bernama "SeeyouFood". Emil mencari tempat dimana sudah berada Papa dan Mamanya juga adiknya.
Tepat di Meja nomor 6, Emil melihat seseorang yang sangat ia kenali, duduk bersama orang yang ia cari. Seorang cewek yang terlihat sedang tidak baik. Wajahnya tak ceria dahulu, tawanya masih menyimpan kepaksaan. Emil mendekat dan berusaha untuk tak perduli dengan wanita itu.
"Elo ngapain disini?!," tanya Emil begitu sampai tepat dihadapannya.
Cewek yang semula tertunduk kini mendongak menatap Emil dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan.
Suasan menjadi tegang, ketika Emil menatap cewek itu dengan dingin bahkan tak suka.
"Kamu kenapa sih, baru dateng ngomongnya kaya gitu. Gak sopan sayang!," Selly menasehati anaknya.
"Duduk, kita udah siapin makanan kesukaan kamu," Ayahnya menimpali.
Emil masih dengan wajah datarnya, kembali menatap Bella_cewek yang entah kenapa bisa ada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...