Suasana sore yang teduh ditaman kompleks 10 tahun yang lalu, seorang gadis kecil dan temannya yang bernama Emil, sedang mengerjakan sesuatu ditaman tersebut.
Bella yang tengah serius dengan pekerjaannya sedangkan Emil yang selalu mengganggu dirinya terkadang membuat Bella kesal kadang juga bisa buat Bella senyum malu-malu.
Waktu itu umur mereka sekitar 6 sampai 7 tahunan, belum mengenal yang namanya jatuh cinta, sakit hati, juga masalah lain didalam hidup yang pahit dan keras ini. Mereka masih bisa tersenyum tanpa beban, tertawa dengan merdu ditengah mendungnya awan sore ini dengan tulus.
"Bella, aku mau kamu janji ya sama aku, jangan pernah tinggalin aku, jangan pernah lupain aku walau kita udah besar nanti, aku mau kita akan tetap jadi sahabat aku gak mau kita saling benci, aku mau kita saling menyayangi bel, apa kamu siap," perkataan tulus dari Emil tiba-tiba keluar dari mulutnya.
Bella yang sedang menyelesaikan PR terpaksa terhenti dengan kata-kata Emil yang membuat Bella kecil, termangu.
"Kamu juga ya jangan pernah lupa sama aku, apalagi pergi dari aku, aku mau persahabatan kita bisa awet sampai tua nanti," sahut Bella dengan senyuman manisnya menampilkan satu gigi depan susunya yang akan berubah menjadi gigi tetap.
Emil mengangkat jari klingkingnya dan segera dikaitkan dengan jari klingking Bella, menandakan perjanjian mereka resmi dibuka.
Setelah itu hujan turun dengan lebat, Bella kecil dan Emil berlari mencari tempat berteduh juga melindungi buku catatan mereka agar tidak terguyur hujan.
Dan terdengarlah gedoran pintu yang keras serta teriakkan demi teriakkan yang mengglegar.
Ya, Bella lagi-lagi bermimpi tentang masa lalunya. Kenapa jadi sering begitu?,
Akhirnya Bella terbangun, bangkit menuruni tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.
"Duh...apan sih lo pake teriak-teriak kaya gitu, ganggu orang aja deh!," omel Bella dengan nada malas. Begitu tau Emil yang dihadapannya.
"Sorry, gue cuma mau mastiin aja elo masih ada nafasnya apa enggak soalnya dari jam 10 siang sampe udah maghrib elo belum keluar kamar," ucap Emil santai.
Bella melirik jam yang melingkari tangannya, sudah pukul 17:19.
"Dan seperti yang elo liat gue masih nafas, HAH!!!," Bella mengeluarkan nafas kasar tepat diwajah Emil.
Bisa dibayangin gimana wanginya nafas seseorang yang baru bangun tidur.
Emil menahan nafasnya dan tak sadar Bella terbahak dan seketika wajah Emil berubah menjadi cerah karena tawa yang dirindukannya nyata dilihat hari ini.
Sampai membuat Emil terpesona bahkan ia ingin menghentikan waktunya jika bisa, agar dirinya selalu melihat tawa itu setiap hari.
Suara jentikkan jari menyadarkan lamunan Emil.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...