Setelah selesai mencuci vespa kesayangannya itu, Emil masuk kedalam rumahnya dengan malas-malasan.
"Abang nanti kamu jemput Kevin ya disekolah," ucap Selly_mamanya Emil.
Emil hanya mengangguk pelan seraya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Menutup pintu kamarnya rapat-rapat, membantingkan tubuhnya dikasur empuknya dan meraih ponselnya.
Emil mempunyai dua kartu perdana, yang satu dia gunankan khusus untuk Mine❤, dan tak ada yang tau nomor itu selain Mine❤.
Sedangkan yang satunya lagi, kartu yang memang sudah banyak yang tau dan disitu Emil menamai nomor Bella dengan 'Monster Cantik' karna Bella kalo marah mirip kaya monster.
Bahkan Emil masih ingat waktu ia dan Bella masih kecil, mereka sering main ditaman komplek, dan saat itu ayahnya Bella membelikan es krim untuk Emil dan Bella tetapi Emil justru tak sengaja menyenggol es krim milik Bella dan waktu itu Bella sangat marah besar dan sampai sekarang mereka jadi menjauh. Tak pernah main bersama lagi.
Emil tersenyum mengingatnya, "dari dulu gue emang ngeselin ya bel?," tanya Emil pada frame foto yang dipegangnya.
Disana terlihat dua orang yang sedang bahagia yang satu dengan setelan jasnya juga pita kupu-kupu berwarna merah, dan satu lagi mengenakan gaun pesta berwarna biru langit dan memakai topi ulang tahun.
Emil ingat foto itu diambil ketika dirinya tengah berulang tahun yang ke-3 tahun dan yang disampingnya adalah Bella yang masih bersahat dengannya.
Sebelum akhirnya Bella selalu menghindar bila Emil menghampiri.
Tiba-tiba ponselnya berdering, ada chat dari seseorang yang ia tunggu tanpa pernah merasa bosan.
"Siang, aku mau cerita sama kamu boleh gak?,"
Emil segera mengetik balasannya.
"Boleh aja, mau cerita apa?," hati Emil terasa dag dig dug, dengan apa yang akan dilihatnya nanti.
"Sebelumnya, boleh gak? Kalo aku panggil kamu Mysweet?," Emil tersenyum sendiri.
Panggil cinta juga boleh.
"Boleh aja,"
"Oke deh makasih,"
"Jadi gini, tadi aku pulang bareng sama Alfa temen sekolah aku, terus dia kasih aku boneka dan gak tau kenapa tiba-tiba dia panggil aku-kamu yang biasanya elo-gue,"
Seketika mood Emil menjadi turun setelah diterbangkan oleh Bella keatas langit.
"Terus kamu seneng?," balas Emil sudah tak bersemangat. Berbanding terbalik dengan keadaan Bella saat ini.
"Seneng banget, entah kenapa akhir-akhir ini Alfa jadi sweet gitu,"
"Mungkin dia suka sama kamu," balas Emil tak bergairah lagi.
"Masa sih, cewek kan banyak yang mau sama dia kenapa dia suka sama aku,"
"Mungkin cuma kamu yang cocok dihatinya," setelah itu dibantingnya ponselnya kesembarang arah dengan tenaga yang ekstra.
Tanpa memikirkan bagaimana nasib ponselnya setelah ia banting seperti itu.
Mungkin ponselnya menggambarkan hatinya, yang akan ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pecah tapi masih bisa menyalah seperti hati yang pecah tapi masih selalu bisa menjaga agar tak hancur dan tetap bertahan pada posisinya.
Atau mungkin akan hancur dan tak bisa menyala lagi. seperti hati yang sudah tidak bisa diperbaiki dan memilih untuk pergi. Pergi meninggalkan luka yang tak mau ia rasakan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...