Seperti plaster yang dibutuhkan disaat luka. Jika sudah sembuh, ia takkan membutuhkannya lagi.
_______________________________
______________________Setelah Tryout semua siswa siswi kelas 12 diliburkan selama tiga hari oleh kepala sekolah. Selama tiga hari itu mereka diwajibkan untuk belajar lebih giat lagi, karna satu bulan yang akan datang mereka akan bertemu dengan Ujian Nasional, penentu perjuangan mereka selama ini di SMA mereka tercinta.
Bella hari ini memutuskan untuk dirumah saja. Mood nya kurang bagus hari ini. Pikirannya bercabang kemana-mana, ke Alfa dan Emil. Selain itu juga kepada Ayahnya yang belum pulang-pulang dari 2 hari yang lalu.
Bella tak tahu kemana Ayahnya pergi. Yang jelas ia khawatir saat ini, Mamanya selalu urung diri dikamar. Akmal tak terurus dan juga tak sekolah selama 2 hari itu. Bella takut untuk bertanya kepada Mamanya.
Namun kali ini, ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Mamanya.
"Ma... Ini Bella, tolong buka pintu nya ma! Bella gak mau Mama ngunci pintu gini dikamar, cerita ma sama Bella. Mama kenapa?!,"
Setelah itu pintu dihadapan Bella terbuka lebar. Terlihat lah sosok wanita yang Bella rindukan saat ini, Bella mendekat dan memeluk Mamanya erat.
Bella merasakan sesak didadanya kala mendengar suara isakan terdengar dari bibir Ririn. Bella tak pernah mendengarnya sebelumnya, mungkin ini adalah kali pertama Ririn terisak. Bella tau Mamanya ini adalah wanita yang kuat dan hebat.
"Mama kenapa ma?," tanya Bella seraya menghapus kristal bening yang terus membasahi pipi Ririn.
Ririn menyuruh Bella untuk masuk kedalam kamarnya, dan Bella hanya menuruti dan mengekor dibelakang Ririn.
Bella duduk dipinggi ranjang bersama Ririn.
"Ada apa ma? Bella udah besar ma, Bella siap denger cerita Mama," lirih Bella mencoba menahan tangisnya.
"Ayah kamu...
Ririn menggantungkan kata-katanya, itu membuat Bella semakin penasaran.
"Ayah kamu ternyata sudah punya istri sayang. Dan mempunyai satu anak laki-laki lebih muda dari kamu,"
Mendengar itu rasanya seperti tamparan bagi Bella, sosok Ayah yang selalu Bella bangga kan dan menjadi panutannya, ternyata mengkhianati semuanya.
Bella tak percaya ini, mengapa semua terjadi secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba, Bella belum siap menerimanya.
Tak terasa air mata Bella lolos dipipi.
"Sebelum nikah sama Mama, ternyata Ayah kamu sudah mempunyai istri di Semarang,"
"Mama tau dari siapa ma?,"
"Kemarin, saat kamu sudah berangkat ke sekolah, istri Ayah kamu kerumah Mama, dan dia maki-maki Mama dan hampir aja celakain Mama, untungnya ada tante Selly yang buru-buru belain Mama. Dia pergi dan sebelumnya bilang kalau dia adalah istri pertama dan cinta pertama nya Ayah. Mama syok dan gak tau harus gimana. Makanya Mamah urung diri di kamar, mencoba untuk menenagkan pikiran Mama sejenak,"
Ririn terus-terusan terisak, pipi nya berurai air mata, jujur Bella ikut terpukul.
"Maafin Mama ya sayang, Mama sudah cuekin kalian, Mama gak urus kalian. Akmal dimana?," tanya Mama terlihat cemas.
"Akmal lagi disekolah ma, tadi Bella yang anter,"
Ririn bisa bernafas lega.
"Kamu gak sekolah?," tanya Ririn sudah mulai tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...