Revisi:200820
@din_lee_______________________________________
"Nih buat lo" seseorang menyodorkan sebotol air mineral kehadapan Emil yang lagi asik meregangkan otot kakinya yang terasa tegang.
Emil mendongak, melihat siapa yang memberikannya dan tersenyum tipis. Dia pikir Bella.
"Thank's Ren" sahutnya.
Ya, gadis itu Rena, bukan seperti yang dibayangannya. Sedikit kecewa tapi akhirnya dia sadar jika semua itu memang akan mustahil terjadi.
Rena duduk disebelah Emil, memandang lurus kearah beberapa murid yang sedang main bola disana.
"Pasti cape banget ya Mil disuruh berdiri ditengah lapangan pas suasana lagi terik kaya gini?"
Emil tertawa, "enggak juga. Gue udah biasa, lagi pula kulit gue jadi eksotis hahaha" Rena ikut tertawa, tapi setelahnya dipukul lengah Emil dengan pelan.
"Yang ada makin buluk"
"Buluk buluk gini lo terpesonakan?." Sahutnya percaya diri.
Dan sukses mewarnai pipi Rena hingga merah jambu. Emil terkekeh melihat perubahan dipipi gadis itu.
Rena itu pernah menjadi teman satu kelasnya ketika kelas 10 dan berpisah kelas 11 sampai sekarang mereka gak nyatu lagi. Dan humornya Rena diam-diam mengagumi teman kelas dulu ini. Dulu sih, gak tau deh sekarang. Jadi sampai detik ini mereka masih berteman.
"Apaan sih."
"Hahaha... eh, gue mau balik kekelas dulu ya. Mau taro tas."
"Oke Mil."
Emil bangkit diikuti Rena, namun ketika ia mendongak dia terbelalak. Ada dua hal yang membuatnya memantung dengan mata membola. Yang pertama dia melihat seseorang yang dia harap memberikan air mineral untuknya seperti yang Rena lakukan, sedang menatap kearahnya sekilas dan juga ikut mematung karna disisi lain ada yang memberikan kecupan ringan dipipi kanannya.
"Bel?." Gumam Emil karna melihat gadisnya meninggalkan pijakan dipembatas tembok lantai 2 kelasnya.
Rena menyernyit, "Bel?."
Gadis itu mengikuti kearah pandangan Emil, tapi tidak ada satu orang pun disana.
"Ah, maksud gue, gue mau kekelas dulu sebelum bel bunyi." ucapnya dengan senyum canggung.
Rena tersenyum kikuk, baru sadar jika perbuatannya barusan bisa saja membuat Emil menjauh darinya.
"I-iya. Kalo gitu gue duluan, dah Emil."
Emil tak menghiraukan kalimat selamat tinggal yang Rena serukan. Dia berjalan setengah berlari menuju kelasnya.
Ternyata dia berpapasan dengan Bella yang baru saja ingin turun dari kelas, Emil menghalangi langkah Bella sampai gadis itu kesal sendiri.
"Minggir, gue mau lewat!."
Emil membentangkan tangannya dan dia sangga ketembok. Menghalangi langkah Bella.
"Gue bisa jelasin kok."
Bella menyernyit, "ngomong apa sih lo."
"Lo marahkan karna Rena cium gue?."
Lucu. Ucapan Emil lucu banget sampai Bella ingin sekali melemparnya dengan kamus tebal fisika yang sampai detik ini masih pusing ketika memecahkan rumusnya.
Bella tertawa, "lo kenapa deh? Gak marah?." Tanya Emil. Sumpah mukanya pengen banget Bella tabok.
"Ngapain gue marah. Sekarang gue tanya, lo emang siapa gue? Pacar aja buka--
KAMU SEDANG MEMBACA
✔My Stupid Bad Boy (END)
Teen Fiction(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peserta MOS yang diajak nongkrong bareng dikantin oleh Emilliazyano Al Fariz pada saat jam Istirahat yang...