Lagi asik-asik nya mandi gua dengar suara orang gedar-gedor pintu gerbang. Suara itu sebenernya udah lama terdengar dari pas gua masuk kamar mandi, tapi gua cuekin aja, soalnya suara itu kontras banget sama suara musik "Dugem" yang lagi di puter sama anak-anak lantai atas.
Selesai mandi dengan berbalut handuk, gua keluar menuju kamar. Tiba-tiba suara gedoran gerbang terdengar lebih jelas dan semakin besar. Tangan gua yang sudah membuka gagang pintu kamar, gua lepaskan dan langsung menuju gerbang guna melihat siapa sih orang resek yang mukulin gerbang malem-malem gini? Kaya kagak ada kerjaan laen aja.
"Mas, buka pintunya!" seru orang dari luar yang hanya terlihat tangannya saja. Karena seluruh bagian gerbang tertutup oleh fiber plat, hanya pada bagian kancingnya saja yang terbuka.
"Sebentar mas?"
Gua berjalan cepat menuju pintu gerbang.
"Sory tadi saya lagi mandi. Jadi gak denger," kata gua yang langsung bergegas mengambil kunci yang tergantung di tembok samping pintu.
Setelah gerbang gua buka, muncul bapak-bapak dari balik orang yang menggedor pintu dengan pakaian seragam "Tentara" sambil membawa tongkat hitam panjang yang lumayan besar.
Dan ternyata di luar kostan sudah ada sekitar delapan warga kampung yang menunggu! Gua kaget bukan kepalang! Sampe-sampe gua megangin handuk yang menutupi daerah kemaluan. Takut copot soalnya!
Pak tentara itu liat badan ceking gua dari atas sampe bawah dengan tatapan curiga!
Oh my god... Tattoo gue.. mampus dah! Pasti gue di kira penjahat!
Jelas gua sangat khawatir dengan kondisi badan yang tak berbaju, di hiasi oleh tattoo di punggung dan dada, bisa di kira kriminal gua!
"Ada pesta apa di atas?!" tanya pak tentara itu galak.
Sambil ngacungin tongkat hitam sepanjang satu meter ke wajah ganteng gua.
"G-gak tau pak, saya juga baru pulang kuliah. Saya orang baru di sini, belum kenal sama anak-anak atas," jawab gua ketakutan. Masih dalam posisi sambil megangin handuk dengan tangan gemetaran.
Pak Tentara memandang tubuh gua yang gemetaran sambil memincingkan mata. Wajahnya seperti menerka-nerka dan penuh rona kecurigaan.
"Kamu pakai Narkoba ya?" tembak pak tentara berwajah galak itu masih dengan tatapan curiga.
Kontan gua kaget dan sedikit dongkol mendengar kata-kata tuduhan itu.
"Enak aje! Tau narkoba aje kagak! Jangan mentang-mentang saya tattooan, dan badan kurus, Bapak asal main nuduh aja!" Balas gua sewot.
Tentara itu hanya terdiam tanpa membalas kata-kata gua, tapi masih memberikan tatapan yang super horor untuk gua.
"Sory bos, bukannya mau nuduh," Orang yang tadi menggedor pintu kini angkat bicara. "Soalnya anak-anak kostan sini udah keterlaluan, sering mengganggu ketentraman warga sini. Kami curiga ada praktek sex bebas dan pesta narkoba di sini, makanya kita grebek sekarang. Ini gak bisa di tolerir lagi!!" lanjutnya dengan berapi-api sehingga membuat hujan di sekeliling muke gue!
Aduuh! Salah milih kostan gua! Niatnya mau menghindari lingkungan di sekitar rumah yang udah kacau, malah masuk ke sarang macan lagi!
Anak-anak kostan sebelah yang kebanyakan penghuninya perempuan banyak yang keluar nontonin gua yang lagi di cecer sama tentara pembawa pentungan. Jadi tengsin berat gua! Mending amat kalo badan gue gede kekar dan berisi. Jadi agak enak di pandangnya...
Lah ini...mana badan gua ceking kaya sandal jepit yang di injek sampe tipis, dan lagi gua cuma pake handuk doang, udah kaya germo kurang gizi kena garuk trantib setempat!
Di daerah kostan gua memang ada dua kostan bersebelahan. Cuma di pisahkan oleh rumah pemilik kost. Jadi kalau ada sedikit keributan di luar, pasti para penghuni kostan akan tahu.
"Silahkan aja bang, kalau mau grebek. Lagian itu bukan urusan saya," balas gua seolah tidak peduli apa yang mau mereka perbuat.
"Yasudah kamu minggir sana!" seru pak Tentara yang tampaknya jengah menatap gua lama-lama.
Gua langsung minggir dengan tertib. Membiarkan Pak Tentara itu masuk di ikuti tiga orang anak muda di belakangnya. Sisa warga kampung yang lain hanya menunggu di luar kostan. Sedangkan gua langsung cabut menujuh kamar dengan damai. Hari ini gua malas punya urusan yang model beginian. Hari ini sudah cukup buruk gua alami dengan senior-senior itu. Dan gua cuma mau istirahat saja sampai besok siang.
Tidak lama kemudian terdengar keributan dari lantai atas. Seperti suara-suara orang yang sedang bertengkar.
"WOOIII MATIIN TUH MUSIK!!"
"KALIAN SUDAH MENGGANGGU KETENANGAN WARGA SINI!!"
Beberapa saat kemudian, lima orang perempuan turun dari lantai atas dan keluar dengan wajah yang ditutupin jacket. Kaya PSK kena garuk di jalan sama trantib. Termaksud salah satunya Melitha yang langsung masuk ke dalam kamar mereka.
Di atas masih terdengar cek-cok mulut yang begitu sengit. Tapi gua gak mau peduli, karena itu urusan mereka. Gua hanya menyesalkan kenapa gua salah masuk ke kostan ini. Yang ternyata isinya anak-anak segrek semua.
Keadaan kamar gua gelap gulita. Tapi gua lihat remang-remang di kasur sudah ada orang tidur. Pasti si bangsat Buluk! Sialan tuh anak bukan bantuin gua, malah asik molor!
Akhirnya gua langsung buka handuk, pakai sempak, celana kolor, dan kaos oblong. Kipas angin gua setel di angka paling besar, agar mengusir udara panas yang terus berputar-putar di ruangan ini. Gua langsung meluncur ketempat tidur, merebahkan tubuh yang lelah dan penuh rasa sakit.
Bayangan rumah dan kamar gua kembali terlintas di pikiran. Ingin sekali gua pulang. Kembali ke kamar dan nongkrong seperti dulu sama teman-teman di sana. Tapi keadaannya tidak mengijinkan gua untuk kembali seperti dulu.
Tiba-tiba tibuh gua di peluk dari belakang!
Yang lebih mengerikannya lagi pantat gua di remas-remas gak karuan!!
Ooooh.....sungguh gak manusiawi......
Gak normal!!
Spontan gua kaget dan langsung lompat dari tempat tidur.
"Brengsek lu!" Maki gua marah bercampur rasa takut.
"Maksud lu apa meluk-meluk gua, anjing!"
"Pake grepe-grepe pantat gue lagi!"
"Homo lu!" maki gua masih marah bercampur jijik dan gak nyangka masa jeruk makan jeruk..
Hueekkk..najis tralalala dah gua...cuuuiiihhhh!!
Gue gak nyangka ternyata selama ini lu itu....??????
HOMOOOOOOOO.....!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...