Bab 43: Peringatan

29.8K 1.7K 824
                                    

Kami bertiga berjalan dengan gontai menujuh pertigaan. Tegang, marah, lelah, dan sakit masih kami rasakan sampai saat ini.

Rama mampir dulu ke mobil yang dia parkir di depan toko bangunan guna mengambil sesuatu.

"Elu berdua duluan aja.." Pinta Rama sembari membuka pintu mobilnya.

"Elu mau ngapain?" Tanya gua.

"Gua mau nyari rokok dulu. Tadi gua lupa taro di mana,"

"Jangan lama-lama lu,"

"Iye bawel! Udah duluan sana!"

"Iye-iye.."

"Sekalian elu beresin jajanan warung Beni yang ngampar di jalan. Kasianan amat itu bocah dagangannya di obrak-abrik," perintah Rama yang langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Siap!"

Gua dan Ruby berjalan duluan ke warung Beni.

"Buset deh, enggok elu galak bener..di marahain ama doi, gua berasa lagi di latih buat pengetesan fisik satpol pp dah.." komentar Ruby sambil mengelap keringan di wajahnya.

"Komentar mulu lu. Ngomong-ngomong mane tuh rokok pak RW yang elu kantongin?" Sindir gua.

Ruby menyengir dengan wajah malu-malu.

"Hehehe..liat juga lu. Gua tadi minta sama pak RW.." kata anak itu sambil mengeluarkan bungkusan rokok dji sam soe dari kantong celananya.

Gua menarik sebatang. Lalu menyalahkannya.

"Kapan lu ngomong? Gua gak denger.."

"Yaiyalah lu gak bakal bisa denger! Orang gua ngomongnya secara batin..hehehe.."

"Anjing lu! Hahahaha.."

Ternyata di pertigaan sudah berkumpul banyak anak-anak Warchild yang terlihat sedang menyisir daerah tersebut.

Beberapa anak kampung Warchild yang tergabung dalam beberapa genk bersatu. Dari RBKL, Wardam, Bores, Damai, S2B, SSMS bahkan anak-anak The Jin juga ada!

Sebagian dari mereka sedang membereskan jajanan-jajanan warung Beni yang berserakan di jalan kembali ke tempatnya.

Begitu melihat kedatangan kami mereka menjadi heboh.

Endang menghampiri kami.

Wajahnya menatap gua dengan dalam.

Sudah lama juga kami tak bertemu.

"Apa kabar, Tok?"

"Baik.."

Kami berjabat tangan dengan erat.

Gua juga menyalami anak-anak The Jin lainnya, seperti Okib, Josep, Namor, Dan lain-lain yang jumlahnya sekitar dua puluh orang lebih.

"Muke lu bisa babak belur begitu?" Tanya Okib dengan senyum khasnya.

"Ya beginilah bentuknya kalo di cium tangan sama kaki.."

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang