Bab 33: Jomblo

25.1K 1.4K 171
                                    

Karena sedang liburan panjang semester ini, kondisi kostan setiap malam jadi sepi. Setiap malamnya gua malah sering di temani oleh Gondel yang saban hari nongkrongin kamar gua. Mungkin lebih tepatnya Gondel sering datang ke kostan dengan membawa kekasihnya yang langsung di selundupkan ke dalam kamar. Dan mereka asik bermesraan di sana tanpa mempedulikan perasaan pemilik kamarnya yang sedang jomblo dan kesepian ini.

       Lagi-lagi gua duduk melamun sendirian di balai bambu depan kostan. Asap rokok terus mengepul-ngepul di mulut ini. Gua membiarkan gitar bolong tergeletak di sudut balai bambu tanpa ada keinginan untuk memainkannya.

       Ah, sial! Adakah seorang penjudi atau pemabuk yang bersedia melewati keheningan malam bersama gua?

       Memang perjalanan seorang jomblo itu tidak mudah. Jalannya keras dan berliku. Penuh dengan kerikil-kerikil tajam di setiap langkah kakinya. Inilah nasib seorang jomblo yang serba pas-pasan. Penampilan pas-pasan, kantong pas-pasan, tampang pun pas-pasan. Pernah suka dengan seorang wanita tapi gaya hidup kami jauh berbeda. Lalu suka dengan sahabat sendiri yang sudah sangat cocok satu sama lainnya, tapi sudah punya kekasih.

       Ah...

       Tidak ada yang bisa di harapkan dari seorang lelaki suram semacam ini. Hidupnya sepi, langkahnya sunyi, semangatnya pergi, hari-hari ke depannya di penuhi dengan lorong panjang gelap yang tak berujung.

       "Mija, kita cari makan yuk?"

       Suara seorang gadis yang berdiri di ambang pintu gerbang itu membuyarkan semua lamunan kesepian ini.

       Gua menatap gadis cantik berparas chinese yang kadang kala selalu mengisi hari liburan gua dengan kebawelannya, curhatannya, bahkan canda dan tawanya. Dia adalah Viola Sagita satu-satunya sahabat setia yang selalu menemani kesepian gua saat ini.

       Mungkin karena status kita sama. Yaitu sama-sama Jomblo sejati. Tapi bedanya dia berjenis kelamin perempuan. Apalagi dia cantik, baik, dan kaya raya, tentu saja mudah untuk mendapatkan pasangan kapan saja dia mau.

       Beda dengan gua yang....

       Ah, sudahlah tidak usah di bahas. Semua orang juga sudah tahu kok akan kegantengan gua yang melegenda ini..terkadang ketika melihat diri sendiri di depan cermin rasanya sampai mau muntah darah.

       "Mau makan apa?"

       "Gado-gado. Lagi pingin nih.."

       Gua terdiam sesaat sambil melihat jam di layar ponsel.

       "Lu udah gila ya? Jam segini mana ada orang jual gado-gado,"

       "Ya di cari dulu lah..masa Jakarta seluas ini gak ada yang jual gado-gado sih! Gue lagi ngidam banget nih, gara-gara nonton wisata kuliner, pembawa acaranya makan gado-gado kayanya enak banget.."

       "Lagian tukang gado-gado gila mana sih yang jualan sampe tengah malem begini? Elu lagi ngidam apa emang mau nyusahin orang sih?"

       Gadis itu langsung pasang tampang cemberut. "Yaudah kalau begitu cari ketoprak aja deh! Kan hampir mirip tuh kaya gado-gado.." usulnya memutuskan.

       "Nah, kalo itu masuk akal. Yaudah gua ngeluarin motor dulu,"

       Gua akhirnya masuk ke kostan menujuh kamar yang di dalamnya sudah ada Gondel dan Kekasihnya sedang nyarang berduaan. Entah mereka sedang melakukan aktivitas apa di dalam, yang jelas suasananya begitu hening dan sepi.

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang