Kami berdua berjalan melintasi jalan komplek yang sepi dan sunyi ini. Lampu-lampu rumah menerangi ruas jalan beraspal yang kami lalui berdua. Di perjalanan gua terus merutuki kebodohan diri sendiri dan juga mengutuk ke isengan Bobby karena telah menipuh gua.
"Hahahahaha..."
Tiba-tiba Bobby tertawa lagi.
Gua menatapnya dengan geram.
"Kenape lu ketawa? Seneng amat lu sukses ngerjain gua!" Tanya gua kesal.
"Hahaha...Nggak seneng-seneng amat kok. Tapi emang lucu banget muka lo waktu gua bilang, kalau gua pacarnya Viola..."
"Bangsat lu!" Maki gua kesal.
"Hahahahaha.."
"Lagian gua biasa-biasa aja kok!" Ujar gua masih mencoba berkilah.
"Gak usah nyangkal lagi, lo suka sama adek gua kan? Soalnya tingkah lo keliatan banget.."
Gua langsung bungkam dengan wajah memerah.
Kami terus berjalan keluar komplek.
"Lagian kenapa sih lu pake ngerjain-ngerjain segala?" Tanya gua penasaran.
Bobby tersenyum lebar. "Tadi gua cuma pengen tahu aja reaksi lo gimana kalau tahu gua pacaran sama Ola. Tapi setelah gua test, sekarang gua sudah mendapat kesimpulan," jawabnya dengan senyum sangat lebar.
"Maksud lo gua cemburu gitu??" Tanya gua agak tidak terima.
Bobby hanya senyum-senyum saja.
"Udahlah kesimpulanya biar gua aja yang tahu. Hahahaha.."
Semakin mengesalkan saja sikap Bobby, gua jadi merasa sedang di permainkan oleh anak itu. Akhirnya kami berdua sampai di depan komplek perumahaan ini. Di sepanjang jalan banyak terdapat pedagang kaki lima dengan berbagai jenis makanan. Kondisinya lumayan ramai dan terang, tentu berbeda jauh seperti kondisi di komplek yang sepi itu.
Kami memasuki tenda ayam goreng.Dan memesan tiga bungkus.
"Gua mau tahu pendapat lo tentang adek gue itu gimana?"
Sesaat gua menatap wajah Bobby yang terlihat tenang.
"Viola ya...dia baik kok..." jawab gua pelan. "Hm..selain itu anaknya perhatian, pinter, rame dan yang pasti cerewet! Itu yang paling buat gua kadang-kadang suka di bikin kesel setengah mati!"
"Ha..ha..ha..ha.." Bobby tertawa mendengarnya.
"Oh, ada satu lagi!" Ujar gua seolah tidak mau ketinggalan membicarakan sifat-sifat Viola kepada abangnya. "Dia itu cengeng banget! Memang kelihatannya cewek yang galak dan tegar, tapi aslinya dia cengeng. Harus selalu di hibur kalau sudah galau berat, biar gak terus-terusan sedih.." entah kenapa gua jadi tahu sekali mengenai sifat-sifat Viola.
Bobby hanya senyum-senyum kala mendengar cerita gua.
"Hm..tapi selebihnya dia itu cukup tegas dan tidak ragu dalam mengambil setiap keputusan yang dia pilih. Anak yang cukup mempunyai pendirian kuat sih.." gua jadi ikut tersenyum sambil membayangkan gadis itu.
"Terus elo sayang sama dia?" Tanya Bobby halus.
Mulut gua langsung terbungkam di tanya seperti itu.
Bobby kembali tersenyum. "Seandainya lo sama Viola pacaran gua bakal setujuh kok.." ujar Bobby kemudian.
Tentunya ucapan yang tidak gua sangka-sangka keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...