Bab 23: Perubahan Hati

27.4K 1.4K 294
                                    

Peristiwa pertarungan dengan Lukas sudah lewat dua minggu lebih. Semenjak hari itu sudah tidak ada satupun dari mereka yang mengganggu atau bertingkah konyol terhadap kami. Namun bukannya ketenangan yang gua dapat, tapi perubahan besar malah terjadi pada hidup gua!

      Gua berdiri di koridor lantai empat, menunggu gadis manis berambut panjang keluar dari kelasnya. Hilir mudik mahasiswa-mahasiswi lewat di depan gua dengan tatapan segan dan tak berminat untuk menegur. Setelah menunggu lumayan lama akhirnya Sherly muncul di tengah kerumunan mahasiswa dan mahasiswi yang keluar dari kelas.

       "Hai!" Sapa gua sedikit ada rasa gugup.

       Anak itu menoleh ke arah gua. Wajahnya agak terlihat heran ketika mendapati gua berdiri menunggunya di koridor lantai empat ini.

       "Sampai kapan lo mau ngintilin gue terus?" Tanya anak itu dengan ketus.

       "Siapa juga yang ngintilin elu, cuma kebetulan aja gua lewat sini,"

       Sherly segerah berjalan di sepanjang koridor ini.

       Gua mengikuti di sampingnya, mencoba mengiringi irama langkah kakinya yang berjalan cepat.

       "Kebetulan kok setiap hari," sindirnya tanpa melihat wajah gua.

       "Ah, masa setiap hari sih?" Gua berlagak bingung, "Perasaan baru kemaren, kemaren lusa, sama lusanya dan lusanya lagi deh. He..he..he.."

       "Itu namanya setiap hari, geblek!"

       "Ha..ha..ha..ha.." Gua tertawa sambil menggaruk-garukan kepala dengan wajah bodoh.

       "Malah ketawa, bukannya mikir lo!"

       "Kantin yuk?" Ajak gua dengan wajah penuh harap.

       Sherly menghentikan langkah kakinya, lalu menatap gua dengan pandangan curiga.

       "Kenapa lu liatin gua kaya gitu?" Tanya gua heran.

       "Kenapa? Yang kenapa itu elo!"

       "Gua baek-baek aja..masih sehat kok,"

       "Idiih..siapa juga yang nanyain kondisi elo!" Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya.

       "He..he..he..he.."

       Kami berhenti di depan lift, ketika pintu terbuka kami langsung masuk. Lift membawa kami ke lantai dasar. Lalu kami mulai keluar dan berjalan ke arah perkarangan fakultas teknik. Ketika sampai di perkarangan Teknik, Sherly malah menujuh ke arah gedung Ekonomi.

       "Loh, mau kemana? Kantin kan sebelah kanan," tanya gua jadi bingung.

       "Helow, Romi..." ujarnya sambil melambaikan tangan di depan wajah gua. "Hari ini kan ada Rohis..ngapain juga kita ke Kantin! Gimana sih lo! Biasanya kalau waktunya Rohis elo udah meluncur paling depan biar cepet ketemu Aeyza,"

       Oh iya! Ada rohis hari ini!

       "Iya gua juga tau.." padahal aslinya gua sendiri lupa.

       Wajah Sherly semakin memandang gua dengan curiga.

       "Semenjak hari terakhir ribut sama Lukas, sikap lo kok jadi aneh sih?" Tanya gadis itu dengan rasa keingin tahuan yang lumayan besar.

       "Aneh gimana?"  Gua agak gugup juga di tanya seperti itu.

       "Ya aneh lah..elo jadi sok care sama gue, elo jadi nelfonin gua terus setiap hari, elo jadi sering banget ngintilin gue kemana-mana. Sebenernya ada maksud apa sih lo sama gue?"

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang