Sekitar pukul delapan malam kami berkumpul di balkon Kostan. Di sana sudah ada Buluk, Bagol, Komenk, Adit, dan Arab yang sedang berbincang-bincang sambil menikmati kepulan asap rokok dan minuman keras murah berlabel Inek. Suasana ramai ini penuh dengan canda, tawa dan makian yang terus terlontar dari mulut kami.
Memang kostan kami sudah bertambah personil semenjak Komenk, Erte, Mega, dan Paul ikut tinggal dan menyewa kamar di sini. Apalagi di tambah dengan bergabungnya Bagol Berandal Pertigaan Warchild yang terkadang ikut menginap membuat suasana semakin ramai dan segrek saja.
"Ayo Rom, jangan cuma megang gitar aja. Maenin dong!" Protes Bagol meminta gua segerah memainkan gitar.
"Iye ini lagi liat kunci sama liriknya dulu," jawab gua.
"Ayo minum-minum!" Ujar Arab kepada kami semua sambil mengangkat gelas tinggi-tinggi lalu mulai meminum isi di dalamnya dengan sekali tenggak.
Gua mulai memetik gitar perlahan dengan pandangan mata melihat cord dan lirik lagu dari Bimbo di kertas A4 yang di print kan oleh Yusuf.
Gua mulai nyanyikan lagu yang sedang gua hafal.
Ada sajadah panjang terbentang...
Dari kain yang ....
Dalam seketika wajah Arab menjadi pucat pasi.
Bagol dan Adit saling bertatapan dengan wajah terkejut.
Komenk ikut menyaut gelas berisi minuman keras. Lalu menenggaknya dengan perlahan.
Sampai ke tepi kuburan hamba.....
Tenggorokan Komenk langsung tertahan ketika menenggak minuman keras di gelas.
Kuburan hamba bila mati.....
Suasana langsung hening seketika.
berubah menjadi suram dan aneh.
"Eh, goblok!" Panggil Komenk.
Gua menghentikan lagu dari Bimbo yang sedang gua hapal.
"Lu udah gila, nyanyiin lagu begituan??"
"Kenapa sih lu? Orang gua lagi latihan buat manggung di acara sabtu besok!" Protes gua tidak terima karena di hentikan ketika sedang menghapal lagu.
"Tapi jangan waktu kita lagi mabok, goblok!" Protes Bagol sambil melempar kulit kacang ke wajah gua.
"Ya terus gimana dong? Waktunya tinggal dua hari lagi nih.."
"Ya elu ngapalinnya di tempat yang laen aja sono! Pake bawa-bawa kuburan segala lagi. Gua jadi merinding tau!" Lanjut Bagol.
Gua mendengus kasar dengan perasaan kesal.
"Dasar pemabuk! Baru gua nyanyiin lagu sajadah panjang aja udah pada kepanasan lu! Gimana gua bacaain ayat kursi..pasti pada kelojotan lu!" gerutu gua seraya mengambil gelas lalu ikut meminum isinya.
Tiba-tiba Adit nyeletuk. "Lagian elu ngapain pake susah-susah latihan begitu. Kaya elu yang bakal manggung aje,"Gua terdiam sambil pasang wajah protes.
"Lah, Yusuf sendiri yang milih gua buat bawain lagu religi nanti. Lu sendiri juga denger waktu di ruang Rohis,"
Adit tersenyum mengejek. "Yaelah..Yusuf kok elu dengerin!"
Gua terdiam sambil menatap Adit dengan pandangan antara bingung dan tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...