Bab 28: Amarah Sahabat

21.4K 1.3K 105
                                    

Selepas adzan maghrib berkumandang Gua, Zikri, dan Agus Tengik berkumpul di balkon lantai dua kostan. Berbatang-batang rokok dan bergelas-gelas kopi hitam tentunya masih setia menemani obrolan kami.

Tiba-tiba kami di datangi oleh lelaki bertubuh tinggi kurus yang bernama Adit. Wajahnya di pasang kesal menatap gua. Tanpa basa-basi atau melihat situasi anak itu langsung menegur dengan keras.

"Njing, gua mau nanya sesuatu sama lu!" Ujarnya dengan tajam.

Kami semua terdiam melihat tampang marah anak itu. Kami hanya memandangnya dengan tampang keheranan.

"Abis makan bekicot lu dateng-dateng kesini marah-marah gak jelas.." tanya gua heran.

Anak-anak mulai tertawa-tawa kecil.

"Gak usah banyak bacot lu!" Balas Adit tidak terima.

Weitzz...doi beneran marah nih..

Sebagai teman yang baik gua diam saja, mencoba mencairkan suasana sekaligus mencoba memahami kemarahan Adit.

"Sherly udah ceritain semuanya ke gua!"

Gua agak terkejut mendengar ucapan Adit.

"Cerita apaan dia?" Tanya gua.

"Lo nembak Sherly kan!!" Seru Adit heboh.

Zikri dan Agus diam saja. Mereka berdua langsung memandang gua dengan wajah terkejut.

Sedangkan gua mulai gelisah dan agak merasa di permalukan oleh Adit. Karena urusan gua dengan Sherly adalah masalah privasi. Dan dengan seenaknya dia membeberkannya di muka umum.

"Iye bener. Kenapa emang?" jawab gua mulai kesal.

"LO MASIH WARASKAN?? SHERLY ITU UDAH PUNYA PACAR!!" Semakin emosi Adit hingga menunjuk-nunjuk wajah gua.

"Iye gua tahu dia udah punya bokin. Terus kenapa kalo gua nembak dia? Emang ada masalah sama lu?" Balas gua kesal.

Mendengar jawaban enteng gua, Adit melotot sambil bertolak pinggang.

"Persabahatan kita bisa ancur kalo sikap lu kaya gini! Akhir-akhir ini kalian saling menjauh kan? Sherly juga jadi jarang banget nongkrong sama kita..makanya gua curiga dan langsung gua tanya sama anaknya. Ternyata itu semua akibat ulah brengsek lu!"

Gua mendengus kesal mendengar ceramah Adit yang penuh kemarahan.

"Udahlah gak usah di bahas. Lagian gua juga udah di tolak kok..." lanjut gua dengan nada ogah ribut.

Zikri dan Agus langsung menatap gua dengan wajah antusias. Senyum lebar terkembang di wajah mereka.

"Lu seriusan nembak Sherly??" Tanya Agus Tengik berlagak kaget.

"DAN LU DI TOLAAK...??" Tambah Zikri seolah terkejut dengan memperjelas kata-katanya. Tapi wajah anak itu terlihat sangat meledek.

"Sedih amat lu..udah nembak temen sendiri, terus di tolak mentah-mentah...mau di taro di mana tuh muka? Ha..ha..ha..ha.." tambah Agus tengik meledek.

"Setan lu semua! Bukannya prihatin malah ngeledek lagi lu! Seneng banget kayanya liat temen lagi susah!" Maki gua sambil mentoyor kepala Agus Tengik.

"Eh, nyet, kalau teman senang kita ini pasti ikut senang.." kata Zikri. "Kalo teman susah kita ini pasti lebih senang..apalagi susahnya gara-gara masalah cewek.."

"Ha..ha..ha..ha.." tawa meledak keluar dari mulut kawan-kawan laknat gua ini.

"Elu semua masih bisa pada bercanda ye! Emang dasar berjiwa babi lu semua!" Ujar Adit dengan wajah penuh emosi.

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang