Di malam ini gua merokok di balkon lantai dua. Melitha datang membawa kopi hitam dan pisang goreng yang masih hangat. Gadis itu menaruh piring dan gelas di meja kayu depan gua.
"Pisang goreng mulu, Ta. Gimana mau ganteng gua saban hari di empanin pisang goreng?" Protes gua.
"Yee..emang adanya ini doang! Masih mending gue gorengin lo!"
"Perih perut gua tiap hari makan pisang goreng. Sekali-kali di kasih Pizza gitu kek, biar gua lancar ngomong spanyol. Nanti kalo gua kaga sengaja ketemu sama pemain-pemin Real Madrid kan bisa komunikasinya.."
"Lah apa hubungannya Pizza sama ngomong Spanyol? Lagian Pizza itu asalnya dari Italia, begoo!"
"Jiah..salah dikit aja pake di komentarin. Lagian Italia sama Spanyol pan deket, tinggal gelosor aja udah nyampe,"
"Enak aja mulut lu ngomong. Gelosor nyebur kelaut lo!"
"Ha..ha..ha..ha.." gua tertawa lebar, lalu mencaplok pisang goreng di piring.
"Si Ola kemana Rom? Kok akhir-akhir ini gak pernah keliatan lagi sih?" Tanya Melitha penasaran.
"Gak tau..." jawab gua malas-malasan.
"Kok gak tahu sih? Kan elo temennya,"
"Ya gua emang gak tahu, Ta..pergi aja gak ngabarin,"
"Gak coba hubungin dia?"
"Udah sering gua kontak, tapi nomernya selalu gak aktif mulu.."
Andai Melitha tahu, gua juga sangat ingin tahu kemana pergainya Viola yang menghilang tanpa kabar. Agak aneh juga keseharian gua tanpa ada dirinya. Tidak ada lagi yang cerewet lagi dan tidak ada yang merengek-rengek ke gua.
"Kalian lagi marahan ya?" Tanya Melitha tiba-tiba.
"Nggak kok. Gua gak ada masalah apa-apa sama doi. Orang tiba-tiba menghilang begitu aja kok,"
Melitha terdiam sesaat.
Wajahnya tampak berfikir keras.
"Apa mungkin dia sakit?"
"Hah sakit?" Agak terkejut gua mendengarnya.
Sakit apa Viola bisa sampai selama ini tidak pernah pulang ke kostan? Apakah parah? Atau jangan-jangan dia sakit karena pernah mencium gua? Hm..mungkin kulit gua penuh bakteri yang membuat bibirnya terkena virus mematikan?
Ah..entahlah..gua tidak terlalu ingin membicarakan kegantengan diri sendiri. Takut di kira sombong. Hehehehe..
"Gak mau coba nengokin dia aja, Rom?"
"Gue gak tahu alamat rumahnya, dia orangnya tertutup sama gue.."
"Hm..susah dong kalo begitu.."
"Iye susah..."
Untuk sesaat kami berdua terdiam. Asik bergelut dengan pikiran sendiri-sendiri.
"Ngomong-ngomong udah beberapa bulan ini bokin lu gak pernah nongol lagi. Kemana dia?" Tanya gua tiba-tiba.
Wajah Melitha menjadi tidak nyaman dengan pertanyaan gua.
"Putus.." jawabnya singkat seolah tidak ingin membahas lebih jauh lagi.
"Oh.."
"Kok cuma oh doang sih respon lo!" Protes gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...