Kami berdua sampai juga di depan kostan sekitar jam sembilan malam setelah melakukan perjuangan cukup berat untuk menujuh Pom Bensin. Setelah kami langsung beristirahat di balai bambu dengan tubuh sangat kelelahan.
Ruby langsung tergeletak lemas dengan nafasnya yang kadang masih terengah-engah.
Sedangkan gua langsung bersandar pada tiang balai bambu ini."Buset..capeknya ngalah-ngalahin waktu lagi nguli.." gerutu Ruby sambil tergeletak lemas. "Apes banget dah..malem-malem olah raga dorong si bangke.."
Gua diam saja masih berusaha untuk mengistirahatkan tubuh.
"Ambil minum sana, Rom.." pinta Ruby masih dalam posisi tertidur.
"Elu lah yang ngambil! Songong banget nyuruh-nyuruh abang lu!" Balas gua dengan suara lemas yang terdengar kesal.
Ruby tidak membalas, hanya terdengar suara nafasnya yang masih terengah-engah.
"Kok baru sampai?" Tanya seseorang dari kejauhan.
Gua langsung menoleh ke sumber suara tersebut.
Terlihat sosok gadis cantik berdiri di depan gerbang kostan.
Gadis yang kini sudah menjadi orang spesial dalam hidup gua.
Wajah Viola terlihat protes berat.
Mungkin bentuk protes karena seharian penuh ini gua tidak mencoba untuk menghubunginya.
Anak itu menatap gua dengan tajam sambil bertolak pinggang. Gua sudah menduga kalau gadis ini pasti akan melontarkan cecaran pertanyaan.
"Dari mana aja lo malem-malem begini baru pulang?" Tanya gadis itu tajam.
"Kemana kek, udah gede ini pake di tanya-tanyain.." jawab gua sekenanya.
"Ih..di tanya kok jawabnya begitu sih?" Protes anak itu sembari menghampiri gua.
"Nanyanya entar aja deh. Mending sekarang ambilin gua minum dulu gih, aus banget nih! Berasa di gurun.." Pinta gua yang masih sangat kelelahan.
Viola terdiam sesaat.
Gadis itu memandangi wajah kami satu persatu.
"Kok mukanya pada pucet? Emang abis pada ngapain?" Tanya Viola yang heran melihat kondisi kami berdua.
"Abis dorong motor.." jawab Ruby terlihat masih agak dongkol. "Tolong ambilin minum dong, La. Kering banget tenggorokan gua.." pinta anak itu dengan wajah memelas.
Viola menghembuskan nafasnya.
"Yaudah gue ambilin deh.." balasnya yang langsung masuk ke dalam kostan.
Tidak lama kemudian Viola kembali dengan membawa dua botol air mineral untuk kami minum. Yang akhirnya kami habiskan dalam waktu yang singkat.
Glek..glek..glek..
"Pelan-pelan minumnya. Nanti keselek.." kata Viola penuh perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...