Pintu memasuki semester tiga di buka oleh deretan Mahasiswa baru yang mulai berdatangan ke fakultas kami. Tentu saja tahun ini jumlah pelajarnya lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Tapi apakah sistem ospek masih ada di dalam kampus ini?
Tentu saja masih ada!
Dan akan terus tumbuh subur bagaikan rumput-rumput liar.
Oknum pelakunya masih dari tahun-tahun sebelumnya. Mereka adalah tokoh-tokoh yang tidak akan membiarkan tradisi penindasan ini mati begitu saja di telan oleh jaman.
Bahkan untuk melancarkan misinya mereka mulai merekrut kami untuk menjadi bagian dari mereka. Semua itu mereka lakukan hanya untuk memastikan kalau kami berada di pihak mereka dan tidak akan mengganggu tradisi yang akan mereka jalankan.
Mulut manis mereka mengatakan kalau kami adalah sosok yang dapat mendidik dan melatih mental anak-anak baru agar tidak bobrok. Dan dapat membuat mahasiswa menjadi seorang yang berani dalam berpendapat serta bisa mengambil sikap terhadap segala situasi sulit.
Gua cuma tertawa mendengar pujian berlebihan mereka.
Yang jelas gua menolak tawaran itu!
Apa jadinya jika gua mendidik mereka? Pasti pelatihan mental yang akan gua ajarkan adalah cara bermain judi gaya Chow Yun Fat atau mungkin jurus dewa mabuk yang lari ngibrit dari kios tuak karena tidak mampu membayar uang minuman.
Walaupun gua orang yang serampangan, tapi gua sangat sadar bahwa moral diri gua masih jauh dari yang namanya sesosok pendidik. Dan gua tidak ingin membuat anak-anak baru itu hancur dengan menjadi penjudi atau pemabuk seperti gua. He..he..he..he..
Tapi lucunya beberapa kawan seperjuangan menerima ajakan mereka dan sekarang malah ikut terjun menjadi generasi penerus ospek. Padahal di awal mereka adalah orang-orang yang melawan segala bentuk penindasan, tapi kini mereka berbalik dan malah menjadi pendukung utamanya.
Gua hanya bisa tersenyum ketika Adit, Paul, Mega dan Sherly memutuskan bergabung dengan kepanitiaan Ospek.
Alasan mereka sih cukup mulia, mereka akan menjadikan generasi-generasi baru sebagai sosok pemuda yang ber-intelektual, pembelajar, idealis, semangat, kritis terhadap permasalahan. Mahasiswa yang berperan Sebagai Iron Stock, Mahasiswa sebagai Guardian of Value, Mahasiswa Sebagai Agent of Change.
Mereka akan merubah semua sistem penindasan di dalam ospek menjadi sistem yang lebih bermanfaat dengan mengedepankan cara kekeluargaan dan menanamkan sikap-sikap kesolidaritasan. Agar nanti generasi-generasi ini menjadi momok baru yang akan mendobrak sistem-sistem busuk di negara ini.
Gua cuma tersenyum saja mendengar ocehan mereka tentang itu semua.
Di tambah lagi mereka mulai mengoceh-ngoceh tentang jati diri mahasiswa yang sebenarnya. Semua yang mereka omongkan tentang idealisme, intelektual, sistem dan bla..bla..bla.. pokoknya semua yang mereka ucapkan terdengar sangat WAH di telinga dan sangat keren untuk seorang yang beridentitas sebagai mahasiswa.
Gua tahu jelas pemikiran mereka saat ini penuh akan pengaruh dari Arlan, kekasihnya Sherly yang memang wakil ketua BEM itu. Pernah beberapa kali gua ngobrol dengan Arlan dan teman-temannya, obrolan mereka sangat berkelas dengan membahas masalah sistem-sistem kapitalis dan isu-isu politik yang sedang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...