Mobil yang kami kendarai meluncur pelan di jalan raya Kemang yang cukup padat lalu lintasnya. Karena dengan sembarangan mobil-mobil mewah parkir di kanan-kiri jalan di depan cafe dan diskotik-diskotik. Apalagi ditambah oleh pengendara motor yang main salip-salipan dengan tidak tertib. Huh, rasanya pengen gua lindes aja tuh yang naek motor serampangan!
"Maksud kata-kata temen lo tadi apa tuh?" Tanya Viola tiba-tiba dengan raut wajah kesal. Padahal sedari tadi anak itu hanya terdiam, mungkin dia sudah tidak kuat menahan kemarahan yang sedang di simpan itu."Maksud lu kata-kata Lukman?"
"Ya iyalah siapa lagi kalau bukan dia! Sopan banget mulutnya!"
"Lu sabar aja, La. Dia emang kaya gitu kalo ngomong. Suka ceplas-ceplos,"
"Dari dulu dia emang songong banget sama gue, padahal selama ini gue gak pernah ngusik-ngusik dia. Lu bilanginlah sama kawan lo itu, kalo gak suka sama gue langsung di omongin di depan gue, gak usah pake nyindir-nyindir di depan umum.." lanjutnya masih dengan emosi.
"Iya sabar Ola..Kadang gua sendiri juga gak sreg sama omongannya. Tapi nantilah coba gua tegur anaknya,"
Viola kembali terdiam setelah gua menenangkannya. Kini sikapnya sudah tampak agak lebih tenang dari pada tadi.
"Kayanya ada yang lagi deket sama cewek nih.." sindir Viola menggoda gua.
Matanya melirik dengan tajam.
"Maksud lu?"
"Ciee..pake pura-pura bego lagi. Tadi nempel banget sama, Melitha...awas dia udah punya orang loh...hi..hi..hi.."
"Gak usah lu kasih tahu gua juga udah paham, Ola..." balas gua dengan suara penuh penekanan. "Orang dia yang gelendotan sama gue. Padahal biasanya juga kaga pernah!"
"Loh terus kenapa dia tadi bisa nempel banget sama lo? Kan kata lo biasanya gak pernah. Pasti lo speak-speakin dia kan? Hayo..ngaku?? Hihihihi..." anak itu terus menggoda gua.
"Mana gua tau. Orang tiba-tiba dia neplok begitu aja. Gua rasa sih dia lagi galau abis sama bokinnya, makanya pelampiasannya jadi ke gue,"
"Kok lo mau aja sih?"
"Sebenernya sih gua agak risih, tapi karena gua orang baek, gak mungkin dong nolak menjadi tempat untuk bersandarnya.."
"Jiah gaya lo sok gentle! Padahal aslinya lo juga mau kan?" Tembak gadis itu.
"Ya mau lah..hahahaha.." gua tertawa lebar. "Masa ada rejeki noplok kaya gitu gua tolak! Pamali tau nolak rejeki!"
"Hahahahaha...dasar si mesum hidung belang! Pacar temen lo sendiri lo sikat!"
"Eh, sorry ya, biar jelek-jelek begini gua itu laki-laki pemilih tau! Gak sembarangan gua suka sama cewek. Kebetulan aja saat itu hati gua lagi Welcome. Makanya dari pada malam minggu kaga gablek cewek, ya gua sikat aja sekalian..ha..ha..ha..ha.."
"Ha..ha..ha..ha.." Viola tertawa lebar.
"Jangan tawa mulu lu! Sekarang ini kita kemana? Udah masuk komplek nih!" Protes gua ketika memasukan mobil ke dalam lingkungan perumahan mewah di daerah kemang.
"Hm..di depan belok kanan.."
Akhirnya gua terus mengikuti arahan Viola yang berjalan ke kanan-kiri-lurus-putar arah tapi tidak kunjung sampai-sampai juga. Sampai kepala gua pusing sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...