Sudah sekitar lima hari berturut-turut setiap pulang kuliah gua selalu menjaga Endank di RSCM. Bahkan gua tidak pernah lagi tidur di kostan. Setiap sore sampai ke esokan harinya gua selalu menemani anak itu. Terkadang gua di temani oleh Buluk, Okib, Agus Tengik, Zikri, atau bahkan Viola.
Tapi khusus hari ini gua hanya di temani oleh MG. Abangnya Endank yang menjadi kawan tongkrongan Rama di masa lalu.
Sehabis operasi kondisinya sedikit demi sedikit mulai membaik, dokter memprediksikan dalam waktu dekat Endank sudah bisa pulang ke rumah dan memulai kembali aktifitasnya.
"Tok..."
Gua terdiam dengan terkantuk-kantuk.
Namun secara samar gua dapat mendengar suara itu.
"GETOK!"
MG menepuk pundak gua.
Hingga gua terlonjak kaget.
Gua mendangak dan menatap MG yang berdiri di samping gua. Dandanannya seperti seorang ustad. Pemuda itu memakai sarung, peci, dan baju koko. Tampaknya anak itu habis selesai Shalat.
"Apaan sih, Ge? Ngagetin orang aje lu!"
"Masih sore begini molor aje lu. Shalat Maghrib dulu sana," ujarnya dengan nada memerintah.
"Siape yang molor? Gua lagi doa tau! Entar juga gua shalat.." Jawab gua.
"Elu doa tapi ngorok! Shalat jangan pake entar-entaran, denger adzan langsung ngambil wudhu.." balas anak itu. "Inget hidup cuma sementara! Kalau seandainya nyawa lu di cabut sekarang, dengan keadaan elu yang belum bertaubat gimana? Elu kuat menerima siksa kubur? Elu kuat nahan api neraka?" MG memulai ceramahnya.
Mendengar itu gua malah menguap lebar.
MG atau Minan Gofur adalah mantan anak tongkrongan kampung Warchild yang kini kehidupannya sudah berubah total.
Dia adalah sahabat baik Rama semenjak dulu. Ketika menikah dia Hijrah dan menjalani kehidupan secara baik-baik.
Di kala libur kerja, MG masih sering sekali berkeliling di setiap tongkrongan. Selain untuk nongkrong, anak itu juga berdakwa. Pokoknya jika MG datang ketongkrongan, di pastikan tongkrongan itu langsung bubar dalam waktu lima menit!
"Iye-iye..ini gua mau wudhu.." kata gua segerah bangkit untuk mengambil Wudhu.
Karena gua tahu kalau tidak menuruti perintahnya pasti MG akan ceramah sampai berjam-jam.
"Nah, gitu dong..."
Akhirnya gua pergi untuk mengambil Wudhu.
Setelah itu melakukan ibadah di ruangan khusus shalat di lantai Endank di rawat. Sekitar sepuluh menit kemudian sehabis selesai Shalat gua kembali ke dalam kamar.
Ketika gua kembali di sana sudah ada Viola yang duduk di sebelah Endank dan MG.
Viola melemparkan senyum manisnya ke arah gua.
"Eh, dateng sama siapa?" Tanya gua agak terkejut juga.
"Sendiri aja. Nih, gue bawain mie goreng buat lo," jawab Viola sambil memberikan mie goreng di plastik putih.
"Loh kok sendiri. Gak minta temenin sama Buluk?" Tanya gua sambil membuka plastik mie goreng tersebut.
"Gak ada siapa-siapa di kostan. Sepi banget dari sore..."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
Non-Fiction(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...