Bab 59: Goodbye

48K 2.4K 2.9K
                                    

Di depan makam sang Bunda kedua saudara itu sedang berdoa dengan khusyuk. Bunga Lily Putih yang kami beli semalam di letakan di atas makam tersebut. Konon Bunda nya sangat suka dengan bunga tersebut, makanya setiap mereka melayat selalu membawakan Bunga Lily Putih. Gua hanya memandangi ke duanya sambil berdiri di sisi lain makam itu. Pikiran gua berkecambuk hebat memikirkan kehidupan Viola setelah kepergian Bobby.

       Tidak lama kemudian mata Viola kembali terbuka dan senyum terkembang dari bibirnya.

       "Jagain Viola dan Bobby ya, Mah.." ucapnya pelan seiiring dengan air matanya yang mengalir ke pipinya.

       Viola dan Bobby bangkit.

       "Ayo. Kita langsung ke bandara aja deh.." ajak Bobby kepada kami berdua.

       "Yuk," jawab gua yang segerah melangkah pergi.

       Di dalam mobil yang menujuh bandara Soekarno Hatta keadaannya tak kalah sepi seperti di kuburan tadi. Terlihat Bobby membuang pandangannya keluar jendela, begitu juga dengan Viola yang duduk di depan, di sebelah gua yang menyetir.

       Mereka asik tenggelam dengan pikirannya masing-masing.

       Sebagai supir dadakan gua merasa tidak nyaman dengan kondisi seperti ini. Rasanya aneh dan kaku, makanya gua mulai menyalahkan radio untuk menghilangkan suasana sepi di dalam mobil ini.

       Sebuah lagu barat terdengar hanya di ujung lagunya saja.

       Setelah itu segerah di gantikan dengan lagu lain.

       "Berisik tau!" Protes Viola yang tampak tak senang.

       "Dari pada sepi, gua jadi ngantuk, elu mau ini mobil terbang terus nabrak pembatas jalan? Bukannya ke bandara tapi malah ke akherat kita!"

       "Ye..ngomongnya gak enak banget!"

       "Makanya diem lu aje, jangan kebanyakan protes,"

       Nada-nada awal dari musik yang kami dengar sudah bermain dari tadi.

       Nada yang tak asing di telinga gua.

       Hm..ini sih lagunya air supply..

       Sampai pada awal lirik lagu tersebut gua ikut menyanyikannya..

       I can see the pain living in your eyes..

       And I know how hard you try...

       You deserve to have so much more..

       I can feel your heart and I sympathize..

       And I'll never criticize all you've ever meant to my life..

       "Nyanyi aja sih lo?! Kaya bagus aja suara lo," Protes lagi Viola yang tidak terlihat senang gua menyanyikan lagu ini.

       "Biarin aja kenapa sih! Dari pada sepi mending denger suara gua yang ngerock abis.." jawab gua tak peduli. "Iya gak, Bob?" Gua meminta pendapat Bobby yang duduk di belakang.

       "Apa ajalah, asal cepat sampai di bandara," jawab Bobby tampak juga muak mendengar suara gua yang sember ini.

       "Ganti lagu yang lain ajalah..." pinta Viola.

       "Yee..enak aja lu. Radio laen nyetelnye dangdut. Kalo denger dangdung bisa bahaya buat keselamatan kita bersama..."

       "Sejak kapan denger musik dangdut bisa bahaya??"

KOST SEGREKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang