Mobil honda jazz berwarna merah yang melaju dengan kecepatan sedang di jalan beraspal pada sore hari ini. Di dalamnya ada empat orang anak muda yang kondisinya masih terlihat panik dengan wajah-wajah yang pucat.
"Nanti di halte berhenti, Te!" Pinta gua kepada Erte.
"Halte? Ngapain??" Tanyanya agak heran.
Erte mulai menurunkan kecepatan mobilnya ketika mobil mulai mendekati halte.
"Banyak anak sekolahan, noh...!" Tunjuk Komenk. "Entar pada resek lagi.."
"Udah..lu dengerin aja apa kata gua! Gak usah bawel!"
"Oh iya gua baru inget!" Kata Erte sembari memukul pelan stir mobilnya. "Di sini kan kandangnya BK 616!"
"BK 616? Apaan itu? Seperti nama angkot saja!" Tanya Doni yang memang tidak tahu.
"STM biang perusuh di Jakarta Selatan, Don!" Jawab Komenk menerangkan. "Lu kelamaan di kampung sih..makanya kaga tau buruk nya ibu kota,"
Doni hanya menyimak tanpa berkomentar.
Gua tersenyum tipis karena mereka tahu mengenai sekolahan itu.
"BK? STM BK? Kayanya gue pernah denger deh..." kata Sherly sambil mengingat-ingat, "STM yang terkenal suka tawuran itu kan??" Tebaknya kemudian.
"Iye betul! STM yang gak segan-segan buat bacok atau bunuh orang!" Jawab Erte heboh.
"Iih..serem amat..."
"STM yang punya catatan buruk dari tahun ke tahun, banyak pelajar lain di bunuh atau jadi korban pembacokan dan pemalakan! Pokoknya lulusan di sana udah pasti jadi penjahat!" Lanjut Erte menakut-nakuti dengan cerita berlebihan.
Penjahat? Pembunuh? Itu terlalu berlebihan...Gua mah pelajar bukan penjahat dan gua gak pernah bunuh orang. Banyak juga kok yang berkarya dan bisa menjadi orang sukses setelah lulus dari sekolah kami.
"Yang bener lo? Sok tau..emang denger dari siapa?" Tanya gua ke Erte.
"Beneran dah sumpah! Abang dan temen-temen gua pernah cerita. Gue dulu juga anak basis, di STM Kapal, sering banget bentrok sama BK 75 nya.."
"Yang elu dengerkan cuma kabar burung aja..cerita turun temurun dari mulut ke mulut yang di lebih-lebihkan,""Yah elu..kalo di bilangin suka nyolot sih.."
"Tuh, denger Rom! Aneh-aneh aja jadi orang! Emang mau ngapain sih pake berhenti di depan halte? Mau ngajakin tawuran anak STM?" Protes Sherly dengan wajah cemas.
"Silaturahmi..." jawab gua asal.
"Bukannya silaturahmi, malah di palakin," celetuk Komenk dengan kesal.
"Oh..lu bekas alumni kapal, Te?" Tanya gua agak penasaran.
"Iye..gua basis 75 nye. Sekarang aje gua ke sasar masuk fakultas hukum," jawabnya menerangkan. "Emang lu anak mane dulu?" Tanya balik anak itu.
Karena asik bertengkar halte cipedak kelewatan.
"Stop! Stop! Stop!" Pinta gua heboh sambil menepuk-nepuk pundak Erte ketika melewati halte.
Ciiiiitttt!!
Ban mobil berdecit nyaring. Penumpang di dalamnya ikut melonjak kaget.
"Apa-apaan sih lu! Kaget gue tahu!" Protes Erte mengomel-ngomel.
"Gua bilang berhenti di halte..malah lewat aja lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST SEGREK
No Ficción(SERIAL KE DUA DARI BADJINGAN) Cerita ini hanya untuk usia 21++ Di sini banyak penggunaan kata-kata kotor dan adegan sadis/vulgar. Mohon kedewasaannya dan kebijakannya dalam menyikapi setiap chapter yang di publish. Bagi kalian yang fanatik dengan h...