22: Flashback

2.2K 112 0
                                    

"Aku nggak akan sanggup kehilangan kamu"

__________________________

"Hai sya. Pulang sekolah kamu mau kan main ke rumahku" kata Azka pada Aisyah. Aisyah yang sedang membaca buku mendongakkan kepalanya.

"Pulang sekolah? Okeh aku mau" jawab Aisyah.

"Okeh nanti kita pulang bareng ya sya. Soalnya kan aku bentar lagi pergi" kata Azka.

"Berapa hari lagi az?" tanya Aisyah.

"Lima hari. Dan besok aku nggak berangkat sekolah lagi" jawab Azka. Aisyah menghembuskan nafas panjang.

"Kenapa sya?" tanya Azka.

"Aku pasti bakalan kehilangan kamu banget az. Menurutku kamu itu sahabat terbaik yang pernah aku punya"

"Aku juga pasti bakalan kehilangan kamu sya"

"Kamu itu satu satunya orang yang manggil aku dengan nama aisya dan bukan Aisyah seperti orang orang lain" kata Aisyah sambil tersenyum simpul. Dia teringat saat pertama kali Azka memanggilnya sya dan bukan syah.

Dua tahun yang lalu

"Aku mau tanya ke kamu" kata Azka pada Aisyah dua tahun lalu saat mereka masih kelas tujuh.

"Nanya apa az?" tanya Aisyah. Saat itu mereka berdua belum menjadi sahabat.

"Nama panjang kamu siapa?" tanya Azka.

"Aisyah Aqillah. Emang kenapa?" tanya Aisyah balik.

"Kalau gitu orang orang manggil kamu Aisyah ya?"

"Iya mereka semua manggil aku Aisyah"

"Kalau gitu aku nggak mau manggil kamu Aisyah" kata Azka.

"Kenapa?"

"Nggak spesial. Kan semua orang manggil kamu Aisyah"

"Terus kamu mau manggil aku siapa?" tanya Aisyah.

"Mmm...siapa ya? Aisya aja gimana. Nanti aku manggil kamu sya. Gimana? Bagus nggak?" kata Azka senang.

"Bagus aku suka"

"Jadi mulai sekarang dan seterusnya aku bakalan manggil kamu Aisya nggak pake h" kata Azka sambil tertawa Aisyah hanya tersenyum mananggapinya.

"Sya kamu ngelamun?" tanya Azka menyadarkan Aisyah.

"Sya" panggilnya lagi.

"Aisya"

"Eh iya ka?" sahut Aisyah terkejut.

"Kamu ngelamun?" tanya Azka.

Aisyah menggeleng. "Nggak kok az" elaknya.

"Kirain ngelamun"

"Nggak. Aku cuma kepikiran sesuatu aja"

"Kepikiran apa?" tanya Azka.

"Kamu inget kan waktu pertama kali kamu manggil aku Aisya?"

"Aku inget banget sya. Kan supaya aku jadi orang yang paling spesial buat kamu" kata Azka sambil tersenyum. Aisyah ikut tersenyum bahagia.

"Kamu inget nggak sya waktu empat bulan lalu aku pura pura pingsan waktu kena bola basket kamu. Dan kamu sampe nangis nangis karena takut aku nggak bangun bangun" tanya Azka. Aisyah tersenyum malu mengingatnya. Jadi gini ceritanya.

Empat bulan yang lalu
Saat jam olahraga

Hari itu kelas 9A sedang jam pelajaran olahraga. Saat itu sedang praktek bola basket. Kebetulan Aisyah sedang mendribble bola dan akan men-shoot nya ke ring. Namun tembakannya meleset mengenai Azka yang sedang berdiri di pinggir lapangan. Dan saat itu juga Azka jatuh dan pingsan. Semua murid termasuk Aisyah segera berlari ke pinggir lapangan .

"Azka bangun" kata teman temannya. Aisyah berdiri dengan gusar. Dia benar benar sangat khawatir pada Azka.

"Az" kata Aisyah sambil menggoncang goncangkan tubuh Azka. Namun Azka tetap tidak bangun juga.

"Azka" kata Aisyah lagi. Dia benar benar sangat khawatir. Setetes air mata jatuh pada pipinya.

"Az bangun kalo kamu kenapa napa aku bakalan merasa bersalah banget" kata Aisyah. Teman temannya hanya diam sambil memperhatikannya. Mereka tidak tega dengan Aisyah.

"Azka" kata Aisyah lagi. Tiba tiba.

"Huaa!!" kata Azka sambil tertawa. Ternyata dia hanya pura pura pingsan. Temannya termasuk Aisyah sangat terkejut.

"Pasti kalian semua khawatir. Tenang aja gue gapapa" kata Azka sambil tersenyum. Aisyah benar benar kecewa.

"Cengeng kamu sya" ejek Azka. Aisyah segera mengelap air matanya dan berkata.

"Bercandamu nggak lucu!" kata Aisyah lalu meninggalkan Azka. Teman temannya hanya diam. Sedangkan Azka kebingungan. Ternyata Aisyah marah dengan bercandanya. Dan Azka segera pergi berlari mengejar Aisyah.

"Dan waktu itu kamu marah sama aku sampe tiga hari. Tiga hari kamu nggak ngomong sama aku. Dan pada hari ketiga aku bilang kalo marahan lebih dari tiga hari itu dosa. Dan pada akhirnya kamu maafin aku" kata Azka sambil tersenyum. Aisyah tersenyum malu. Dia tidak benar benar marah waktu itu. Dia hanya ingin memberikan Azka pembelajaran agar tidak seperti itu lagi.

"Mukamu merah. Cie salting" ejek Azka sambil menunjuk wajah Aisyah yang memerah.

"Apaan. Nggak kok. Emang lagi panas aja makanya mukaku merah" elak Aisyah.

"Bohong"

"Nggak"

"Bohong"

"Nggak"

"Bohong"

"Nggak"

"Bo..." Azka menghentikan perdebatannya. Tiba tiba dadanya terasa sakit. Dia memegangi dadanya.

"Nggak usah pura pura sakit lagi. Aku nggak bakalan percaya" kata Aisyah datar lalu memutar bola matanya. Dia menganggap kalau Azka membohonginya. Azka hanya menjawab dengan cengiran. Yang sebenarnya Dadanya benar benar sakit.

"Aku ke belakang dulu ya sya" ijin Azka agar Aisyah tidak curiga karena nyeri di dadanya semakin terasa.

"Iya" jawab Aisyah sambil mengangguk. Lalu Azka melangkah pergi sambil masih memegangi dadanya.

Andai kamu tahu kalau ini beneran sya. Batin Azka sambil tersenyum lemah.

*****

lupa vote and follow❤

Meet me on

Line : @azizahnitapratami

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang