"Gimana udah?" tanya Ari sambil menatap Aisyah. Aisyah hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Oke kalo gitu kita berangkat sekarang ya!" ajak Ari.
"Iya tapi nanti pamitan dulu sama mamah" Aisyah dan Ari lalu berjalan menghampiri mamah Aisyah yang sedang menyiapkan makanan di dapur.
"Mamah mertua Ari minta ijin mau bawa Aisyah pergi main ya" pamit Ari sambil mengerlingkan matanya. Reflek mamah Aisyah menghentikan pekerjaannya.
"Mau main kemana?" tanya mamah Aisyah. Ari tersenyum lalu berbisik ke mamah Aisyah.
"Oh yaudah sana" mamah Aisyah menyetujuinya. Sementara itu Aisyah mengerutkan keningnya.
"Bisik bisik apaan sih mah?" tanya Aisyah.
"Tau tanya Ari sana" mamah Aisyah mengangkat bahunya lalu kembali melakukan pekerjaannya.
"Ri?" Aisyah menatap Ari. Namun Ari tidak menjawabnya. Dia hanya mengangkat bahunya.
"Ngeselin" Aisyah mendengus kesal.
"Biarin dong" Ari tertawa.
"Udah sana kalian berangkat nanti keburu siang" nasihat mamah Aisyah.
"Oh iya tan" Ari melirik jam tangan yang dia gunakan. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00.
"Mah kalo gitu Aisyah pamit ya" Aisyah mencium tangan mamahnya.
"Iya tan Ari juga pamit" Ari melakukan hal yang sama.
"Iya kalian hati hati. Ini bawa makanannya kalian kan belum sarapan"
"Iya mah makasih. Aisyah sama Ari pergi dulu ya!"
"Iya"
***
"Ri kok kamu pake mobil?" Aisyah menatap heran sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
"Iya. Soalnya kita mau pergi jauh" jawab Ari.
"Kemana?" tanya Aisyah. Namun masih sama Ari tidak menjawabnya. Dia hanya mengangkat bahunya sambil nyengir lebar.
"Iya yang lagi sok misterius" sindir Aisyah. Ari hanya terkekeh.
"Udah ayo keburu siang" Ari naik ke mobilnya disusul Aisyah. Aisyah hanya mengangguk lalu naik ke dalam mobil Ari.
****
"Ri kita ke pantai?" tanya Aisyah sambil menatap Ari dengan mata berbinar. Ari hanya mengangguk sambil tersenyum. Tangannya mengacak acak rambut Aisyah.
"Kok kamu tau si Ri kalo aku lagi pengin banget main ke pantai?"
"Ya iya dong syah kan udah dari seminggu yang lalu kamu selalu cerita ke aku kalo kepengin main ke pantai" jawab Ari.
"Eh iya ya. Bener juga. Seminggu ini aku emang ngomongin pengin ke pantai terus ke kamu. Kok kamu peka" Aisyah terkikik geli.
"Iya aku peka emangnya kamu"
"Lah emang aku nggak peka?"
"Iya" Ari menganggukkan kepalanya.
"Buktinya?"
"Yah pokoknya kamu nggak peka aja. Aku kodein kamu aja kamu nggak peka" Ari memanyunkan bibirnya.
"Emang kamu ngodein aku apa?" Aisyah mengangkat sebelah alisnya.
"Banyak"
"Contohnya?"
"Ya kalo misalkan aku lagi pengin manja sama kamu"
"Manja? Kok kaya judul lagu"
"Emang lagi manja lagi pengin dimanja. Ingin berduaan dengan dirimu saja. Emang lagi syantik tapi bukan sok syantik. Syantik syantik gini hanya untukmu saja" Aisyah dan Ari jadi menyanyikan lagu syantik. Lalu mereka berdua tertawa terbahak bahak menyadari ke-alayan mereka.
"Apaan si Ri. Alay banget kita" kata Aisyah.
"Iyanih. Lagian kamu si mancing mancing"
"Hahaha. Abisnya kamu masa udah gede pengin di manja" Aisyah menggeleng gelengkan kepalanya.
"Ya biarin dong. Aku kan udah gede tapi tampang aku masih kaya anak bayi yang imut dan layak dimanja" Ari memasang tampang sok imutnya.
"Jijik aku Ri" Aisyah menyentil kening Ari.
"Aku jijik benci jangan sentuh aku. Jijik benci" kata Ari sambil tertawa. Aisyah ikut ikutan tertawa bahkan sampai memegangi perutnya.
"Dih apaan si. Kok jadi kaya gitu. Sinetron banget deh. Hahaha" Aisyah tertawa sampai memegangi perutnya.
"Biarin dong. Hahahaha"
"Udah ah Ri jangan ketawa mulu. Keram perutku" Aisyah menghentikan tawanya.
"Iya iya. Sekarang kita kesana yuk syah!" Ari menggandeng tangan Aisyah lalu mengajak Aisyah berjalan ke bibir pantai. Kebetulan hari itu suasana pantai tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang disana.
"Wah liat tuh Ri biru banget lautnya" kata Aisyah dengan mata berbinar sambil menunjuk ke arah air laut yang biru.
"Iya lautnya cantik kaya kamu" Ari mangacak acak rambut Aisyah.
"Ha? Nggak nyambung kali" Aisyah mendecakkan bibirnya. Sedangkan Ari hanya nyengir lebar hingga menunjukkan deretan gigi giginya. Aisyah hanya tersenyum kecil menanggapi Ari lalu fokus melihat ke arah laut. Entah sudah berapa lama dia tidak pergi ke laut.
"Syah!" panggil Ari
"Hm?" Aisyah hanya bergumam tanpa menatap Ari.
"Syah" panggil Ari lagi.
"Hm?" lagi lagi Aisyah hanya bergumam. Dia masih fokus menatap ke arah laut.
Ari mendengus kesal karena kelakuan Aisyah. Sebuah ide jahil muncul di kepalanya. Dengan cepat Ari memeluk Aisyah dari samping lalu membopongnya dan menyeburkannya ke laut di pinggir pantai tanpa menghiarukan teriakan terkejut dari Aisyah.
"Ari nyebelin!" teriak Aisyah kesal. Sedangkan Ari hanya berdiri sambil tertawa terbahak bahak.
"Awas aja" Aisyah mengambil segenggam pasir pantai yang basah lalu melemparnya ke arah Ari.
"Hahaha rasain!" ejek Aisyah ketika lemparan pasirnya tepat mengenai pipi Ari.
"Nyebelin banget bales dendam" Ari membersihkan pasir di pipinya.
"Kamu tuh yang nyebelin" Aisyah menjulurkan lidahnya.
"Hhh dasar pacar nyebelin!" kata Ari lalu menciprat cipratkan air ke arah Aisyah. Aisyah yang tak terima balas mencipratkan air ke Ari. Berakhirlah mereka berdua main ciprat cipratan air sambil tertawa bahagia.
END
NGGAK GUYS BELUM END.
hehe.Pasti ngiranya end beneran kan. Mwuehehehe.
Niatnya gue masih ada 5 part lagi yang belum di publish.
Menurut kalian mendengingan gue bikin end sekarang atau nggak?
Kalo nggak gue mau siapin konflik yang akan ngebuat kalian terkejut!
(´⊙ω⊙')muehehe
di tunggu jawabannya
i love you guys( ˘ ³˘)♥

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MONYET
Fanfiction[END] [ARSYAH] Cuma cinta monyet anak smp bukan cinta sejati. Lo belum tahu arti sebenarnya cinta. Termasuk gue.-Ari. Ada alasan kenapa aku tidak berani mengungkapkan rasa ini. Bukan karena friendzone. Tapi ada alasan lain yang suatu saat akan kamu...