63

1.2K 71 11
                                    

Happy ending hm.

...

Kata orang menunggu adalah hal yang paling tidak mengenakan. Apalagi kalau menunggu sesuatu yang tidak pasti. Mungkin sekarang juga yang sedang Aisyah rasakan.

Aisyah duduk di depan ruangan sebuah rumah sakit dalam diam. Apalagi di tambah dengan keadaan rumah sakit yang sepi.

Sudah sejak 30 menit yang lalu dia duduk disana. Menunggu perkembangan kabar Ari. Saat ini dia sama sekali belum melihat keadaan Ari. Dokter mengatakan kalau Ari belum boleh dijenguk oleh siapapun.

Drrttt! Drrttt!

Dering suara ponsel mengejutkan Aisyah. Aisyah menghela nafas lalu membuka layar ponselnya. Ternyata mamahnya yang menelephonenya.

"Kenapa mah?" tanya Aisyah.

"Kamu masih di rumah sakit?" tanya mamahnya di seberang sana.

"Iya mah Aisyah masih disini"

"Keadaan Ari gimana? Udah baikan?"

Aisyah menghela nafas panjangnya sebelum menjawab. "Nggak tau mah. Aisyah belum liat. Dokter bilang Ari belum boleh dijenguk"

"Oh gitu ya. Kalo gitu kamu pulang aja dulu syah. Nanti kalo Ari udah boleh dijengukin kamu baru kesana lagi" nasihat mamah Aisyah.

"Nggak mah" Aisyah menggelengkan kepalanya. "Aisyah mau disini aja. Aisyah mau jadi yang pertama jengukin Ari. Aisyah juga mau jagain Ari mah. Sekarang orang tuanya Ari lagi pulang jadi nggak ada yang jagain" Aisyah memberitahukan alasan agar mamahnya mengizinkannya.

"Yaudah kalo kamu maunya gitu. Kamu disana jangan lupa istirahat. Jangan lupa makan. Mamah nggak mau kamu sakit nak"

"Iya mah"

"Sekarang kamu udah makan nak?" tanya mamahnya.

"Udah mah" jawab Aisyah berbohong. Padahal sejak sepulang sekolah dia langsung datang kesini tanpa memakan apapun. Apalagi sekarang jam sudah menunjukkan pukul 17.30.

"Yaudah mamah tutup telephonenya. Sebelum jam 8 kamu harus pulang"

"Iya mah" jawab Aisyah lalu sambungan telephone terputus. Aisyah mendesah frustasi sambil meremas telephonenya. Pikirannya saat ini benar benar kacau memikirkan bagaimana keadaan Ari.

****

Aisyah mengerjapkan matanya berkali kali ketika merasakan pundaknya di tepuk oleh seseorang. Dia mengusap usap matanya lalu memperbaiki posisi duduknya. Menunggu perkembangan Ari membuat Aisyah tidak sengaja tertidur.

"Aisyah bangun" kata seseorang yang membangunkannya.

Kening Aisyah berkerut melihat cowo itu. Cowo bertubuh bongsor dengan rambut ikal menggunakan kacamata bulat berdiri di hadapannya.

"Maaf? Kamu siapa?" tanya Aisyah. Seingatnya Aisyah tidak pernah mengenal orang itu.

"Oh kenalin gue Isa. Kakaknya Ari" jawab cowo itu yang ternyata adalah kakak dari Ari. Aisyah sedikit terkejut. Selama ini Ari tidak pernah menceritakan padanya kalau dia punya seorang kakak.

"Kenapa? Kaget? Ari pasti nggak pernah cerita ya kalau dia punya kakak?" tanya Isa setelah melihat raut wajah kebingungan Aisyah.

Aisyah hanya menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk.

"Ari emang gitu" Isa duduk di bangku tunggu di samping Aisyah. "Dia tuh orangnya tertutup. Jarang nyeritain tentang keluarganya atau hal hal yang menurut dia pribadi banget. Ya makanya jarang ada yang tau tentang keluarganya termasuk kamu kan?" lanjut isa. Aisyah mengangguk.

"Kak isa darimana tau kalo aku Aisyah?" tanya Aisyah setelah hening cukup lama.

Isa tersenyum sebelum menjawab. "Dulu Ari pernah cerita kalau dia pernah suka sama cewe yang namanya Aisyah waktu smp. Dan ya dia nunjukin foto kamu waktu dia pulang ke jakarta. Kamu tau dia sering banget nyeritain tentang kamu ke kita. Kata Ari kamu orangnya baik, manis dan perhatian banget walaupun rada cerewet" jelas isa lalu terkekeh. Aisyah hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Oh ya kamu belum pulang ke rumah?" tanya isa sambil memperhatikan seragam yang Aisyah gunakan.

"Emm belum kak" Aisyah menggelengkan kepalanya
"Tadi pulang sekolah aku langsung kesini"

"Oh udah makan?" tanya isa. Aisyah menggeleng.

"Kalo gitu ayo makan dulu" ajak isa.

Aisyah menggeleng. "Nggak usah kak. Nggak laper" tolaknya.

Isa tersenyum kecil. "Kakak tau kamu khawatir sama Ari. Tapi nggak gini juga caranya. Kamu juga perlu makan. Perlu istirahat. Sekarang kakak anter kamu pulang ya. Ini udah malem. Kamu istirahat. Besok sepulang sekolah kamu kesini lagi buat jengukin Ari. Gimana?" tawar isa.

"Ng" Aisyah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tapi-"

"Udah nggak papa. Besok kalo Ari udah bisa dijengukin kakak kabarin kamu. Sans kakak udah punya nomor kamu" kata isa menenangkan. Aisyah hanya mengangguk menyetujui. Lagipula memang benar dia harus beristirahat.

****

"Kamu udah berapa lama sama Ari syah?" tanya isa memecahkan keheningan di mobil itu.

"Ha?" Aisyah terkejut.

"Kok ha?" isa terkekeh.

"Ng maksud kak Isa gimana?"

"Itu kamu sama Ari udah berapa lama pacarannya?" tanya isa.

Blush!

Pipi Aisyah bersemu merah. Pertanyaan semacam ini memang sering membuatnya malu.

"Nggak usah malu. Jujur aja" kata isa sambil tersenyum.

"Hehe itu. Udah sebulan lebih" jawab Aisyah pelan akhirnya.

"Wow masih baru dong kalian?" Aisyah mengangguk.

"Kamu tau nggak? Dulu Ari tuh playboy banget waktu smp" kata isa. Aisyah hanya mengangguk. Karena memang setaunya Ari dulu seorang playboy.

"Kak isa tau darimana?" tanya Aisyah.

"Iyalah aku tau karena dulu aku sering liat banyak kontak cewe di hp Ari. Kamu tau setiap aku liat hpnya selalu banyak banget chat dari cewe. Bahkan Ari kalau pacaran aja paling lama cuma tiga minggu. Dan sehari setelah putus dia dapet pacar baru lagi. Kadang sekaligus dia bisa punya dua pacar. Bahkan pernah lho dia punya tiga pacar" jelas isa sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Aisyah juga melakukan hal sama. Ternyata dulu kelakuan pacarnya seperti itu. Kalau saja sekarang kelakuan Ari seperti itu Aisyah berjanji akan mencubitnya keras keras lalu langsung memutuskannya detik itu juga. Namun Aisyah berdoa semoga Ari tidak akan seperti itu lagi.

"Tenang aja. Sekarang Ari nggak bakalan kaya gitu kok. Dia udah berubah" kata isa seperti membaca pikiran Aisyah. "Semenjak kenal kamu" lanjut isa.

"Ha?" Aisyah hanya menundukkan kepalanya karena malu.

"Makasih" kata isa yang membuat kening Aisyah berkerut.

"Buat?" tanya Aisyah.

"Buat kamu yang bikin Ari jadi berubah jadi lebih baik" jawab isa. Aisyah hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Oh ya kamu mau denger cerita tentang masa kecil Ari?" tawar isa. Dengan cepat Aisyah menganggukkan kepalanya. Lalu isa pun menceritakan bagaimana nakalnya Ari ketika dia masih kecil. Aisyah tersenyum kecil mendengarnya. Mendengar tentang Ari membuat kerinduan Aisyah pada Ari bertambah.

Ari, Aisyah rindu kamu. Batin Aisyah sambil tersenyum kecut.

****

Gadanta emang part ini.

Gajelas juga.

Gatau ah pokoknya.

See you next part yaa!

VOMMENT yang banyak kalo mau fast update💕

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang