"Karena gue suka aja ngelakuin itu"
________
"ARIII!!! Kurang ajar banget lo jadi cowok. Bisa kena kuman nih pipi gue. Entar kalo gue ketularan virus sombong dan nyebelin lo gimana? Mana lo ngelakuin di tempat umum lagi. Ihh jijik" omel Aisyah pada Ari yang dengan tenangnya hanya duduk sambil menghabiskan makannya.
"Kenapa?" tanya Ari sok polos.
"Bego banget sih lo! Jijik tau lo cium cium gue. Pipi gue. Wekkss!" Aisyah masih terus mengomel sambil mengusap usap pipinya dengan tisu.
"Lebay banget sih lo! Baru pertama kali dicium ya" kata Ari datar.
"Nggak mau tahu. Pulang nanti lo harus beliin gue detol"
"Detol? Apaan?" tanya Ari.
"Ya ampun lo nggak tahu detol" kata Aisyah shock. Ari mengangguk dengan polosnya.
"Sabun anti kuman" kata Aisyah.
"Lo pikir gue kuman?" tanya Ari tersinggung.
"Iya lo itu kuman. Bahaya kalo deket deket sama lo. Bisa kena virus gue!" jelas Aisyah.
"Virus apaan?" tanya Ari bingung.
"Virus sombong dan nyebelin lo! Puas?!" jawab Aisyah.
"Gue nggak sombong!" elak Ari.
"Kalo lo nggak sombong namanya apa?" tanya Aisyah sambil masih membersihkan pipinya dari bekas ciuman Ari.
"Gue cuma punya harga diri yang tinggi" jawab Ari tegas sambil tersenyum sombong.
"Terserah! Kenapa lo bisa...hueekk males gue ngomongnya. Kenapa lo bisa ci...cium gue?" tanya Aisyah malas.
"Karena gue suka aja ngelakuin itu!" jawab Ari.
"Ih...amit amit. Muntah gue. Pulang yuk!" kata Aisyah langsung berdiri.
Ari hanya mengangguk singkat.
Aisyah berjalan di samping Ari sambil menekuk wajahnya. Tangannya masih sibuk mengusap usap pipinya. Bagian bekas yang dicium oleh Ari.
"Biasa aja" kata Ari.
"Kenapa?" tanya Aisyah datar.
"Kalo lo usap usap terus pipi lo. Pipi lo nggak bakal ilang juga kali"
"Gue kan cuma mau ngilangin bekas bekas kuman lo. Entar gue ketularan lagi" kata Aisyah.
"Tapi pipi lo entar sakit" kata Ari sambil tangannya refleks mengusap pipi Aisyah. Aisyah memelototkan matanya.
"Lepas!" kata Aisyah sambil menepis tangan Ari dengan kasar.
"Gue cuma kan cuma mau meriksa pipi lo aja" kata Ari.
"Modus" kata Aisyah sambil menginjak kaki Ari.
"Auww" erang Ari kesakitan. Orang orang yang berada disitu memperhatikan Aisyah dan Ari sambil senyum senyum aneh.
"Malu tahu diliatin" kata Ari.
"Lo tuh yang malu maluin" kata Aisyah ketus.
"Pulang sekarang. Taksi" kata Ari sambil menghentikan taksi yang lewat.
Aisyah dan Ari masuk ke dalam taksi. Sepanjang perjalanan mereka berdua diam. Aisyah menyibukan diri dengan handphonenya. Nggak ada obrolan diantara mereka berdua.
Mendingan gue diem aja. Males banget ngobrol sama orang nyebelin ini. Batin Aisyah.
Malu maluin banget nih cewek. Baru pertama kali dicium kali. Lebay banget. Masa sih Azka bilang gue bakal jatuh cinta sama dia. Imposible banget. Batin Ari.
Tiba tiba ponsel Ari berbunyi memecahkan keheningan di dalam taksi. Telepon dari Azka.
"Kenapa az? Apa? Iya gue bentar lagi pulang" kata Ari panik.
"Azka kenapa ri?" tanya Aisyah khawatir.
"Nggak papa kok" jawab Ari bohong. Dia benar benar lupa kalau ada Aisyah disampingnya.
"Kalau nggak kenapa napa ngapain lo panik coba? Jangan boongin gue ri" pinta Aisyah.
"Mamah gue ke rumah Azka. Ngejengukin gue. Makanya gue buru buru gitu" jawab Ari. Itulah alasan yang terpikir sekarang.
"Kalo cuma mamah lo kenapa lo panik? Lo nyembunyiin sesuatu?" tanya Aisyah masih belum percaya.
"Soalnya gue nggak boleh pergi pergi sendirian. Gue belum lama disini. Mamah gue khawatir takut gue nyasar. Gitu" jawab Ari. Alasan logis.
"Oh. Dasar anak mamah" ejek Aisyah. Ari hanya mengangkat bahunya.
*****
"Az? Lo kenapa?" tanya Ari saat melihat Azka terbaring di ranjangnya.
"Biasa ri" jawab Azka. Suaranya serak.
"Lo bikin gue khawatir az"
"Aisyah gimana ri?" tanya Azka.
"Dia nanyain lo tapi gue bisa kasih alasan" jawab Ari sambil duduk di samping Azka.
"Makasih banget ri" kata Azka.
"Nggak usah bilang makasih az. Kita kan keluarga" kata Ari sambil tersenyum. Azka ikut tersenyum lemah.
*****
Jangan lupa vote dan follow ya
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MONYET
Fanfiction[END] [ARSYAH] Cuma cinta monyet anak smp bukan cinta sejati. Lo belum tahu arti sebenarnya cinta. Termasuk gue.-Ari. Ada alasan kenapa aku tidak berani mengungkapkan rasa ini. Bukan karena friendzone. Tapi ada alasan lain yang suatu saat akan kamu...