26: kenyataannya

2.1K 118 8
                                    


Gue mau nanya" kata Ari.

"Apa?"

"Gimana kalau seandainya sahabat lo kena penyakit jantung yang udah akut dan menurut prediksi dokter hidupnya nggak akan lama lagi. Dan sahabat lo itu selama ini nyembunyiin penyakit itu dari lo?" tanya Ari. Dia tidak tahu apakah Aisyah akan memahaminya.

"Gue bakalan sedih banget saat gue tahu. Tapi kenapa dia harus nyembunyiin itu dari sahabatnya. Seperti yang lo bilang sahabat sejati tidak akan meninggalkan sahabatnya apapun alasannya"

"Dan alasannya buat nggak ngasih tahu itu cuma satu. Dia nggak mau kalau sahabatnya sedih dan kecewa"

"Kalau itu alasannya berarti dia terlalu nethink. Mungkin sahabatnya akan sedih tapi tidak kecewa. Buat apa kecewa?" kata Aisyah.

"Kecewa karena janji mereka. Dia takut kalau sahabat nya itu bakalan kecewa karena dia nggak bisa nepatin janjinya" jelas Ari. Aisyah terdiam. Dia merasakan sesuatu. Apakah Ari sedang menyindirnya. Tapi sepertinya tidak. Mungkin itu hanya perasaannya saja.

"Memang mereka janji apa?" tanya Aisyah. Ari terdiam sebelum akhirnya menjawab.

"Janji untuk selalu bersama. Dan itu yang buat dia takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Kalo lo sahabat nya apakah lo bakalan memakluminya?" tanya Ari meminta pendapat.

"Gue bakalan maklum. Lagian bukan dia yang minta punya penyakit kan? Mungkin itu emang udah takdir dia" jawab Aisyah.

_________

Aisyah bangun dari tidurnya. Mimpi itu yang membangunkannya. Dia teringat saat itu Ari menanyakan pertanyaan itu padanya.

Jadi waktu itu Ari udah jelasin semua ke gue secara nggak langsung. Shit! Kenapa gue nggak peka si. Harusnya waktu itu gue peka. Aisyah lo tuh nggak peka banget si. Udah berapa kali Ari ngodein lo. Batin Aisyah.

"Aahh" erang Aisyah pelan. Dia benar benar frustasi. Semalaman dia memikirkan keadaan Azka.

"Gue harus jenguk Azka sekarang" kata Aisyah lalu bangkit dari ranjangnya.

"Mah Aisyah pergi dulu ya" pamit Aisyah pada mamahnya.

"Mau kemana sya?" tanya mamahnya.

"Ke rumah temen mah" jawab Aisyah.

"Tunggu!"

"Kenapa mah?" tanya Aisyah.

"Kok mata kamu sembab? Kenapa?" tanya mamah Aisyah sambil mengamati wajah Aisyah.

Gue lupa belum tetesin obat mata nih. Mamah pasti curiga. Gue harus jawab apa ya. Batin Aisyah resah.

"Mmm..mmm...nggak papa kok mah. Aisyah cuma kurang tidur aja" jawab Aisyah sambil memalingkan wajahnya.

"Bener?" tanya mamah Aisyah. Dia tidak percaya dengan jawaban Aisyah. Aisyah mengangguk.

"Kalo kamu ada masalah cerita sama mamah" kata mamah.

"Nggak ada kok mah"

"Kamu baik baik aja kan?" tanya mamah Aisyah. Dia sangat khawatir dengan Aisyah.

"Iya mah Aisyah baik baik aja" jawab Aisyah sambil tersenyum lebar.

"Oh iya. Azka kok lama nggak main si syah?" tanya mamahnya.

Glek!

Aisyah menelan ludahnya.

"Mmm...Azka kan kemaren kemaren sibuk mah. Dia harus belajar buat ujian. Makanya dia jarang main kesini" jawab Aisyah. Mamahnya mengangguk ngangguk.

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang