Sumpah masih nggak rela buat pisah sama kalian. Huhu:'(
Btw setelah kalian baca ini jangan langsung dihapus dari perpustakaan pribadi ya. Soalnya aing mau bikin bonchap.
Tapi rencananya mau bikin sequel juga si.
Eh tapi gatau juga. Soalnya otak udah buntu banget:')
Dan terakhir sebelum kalian lanjut baca.
AKHIRNYA SETELAH 9 BULAN FF INI SELESAI JUGA!!
(please ffnya tua banget. 9 bulan baru end. Kalo ibu hamil pasti udah waktunya ngelahirin. Hehe😂)
Oke happy reading guys!
Jangan comment 'NEXT' lagi ya. Kan udah end. Ayo sekali kali comment yang lain☺
Eh btw Siapin tisu gih kali kali butuh😊
****
3 hari kemudian,,,
Aisyah berjongkok di depan sebuah makam sambil mengadahkan tangannya untuk mendoakan pemilik makam itu.
"Hai!" sapanya sambil tersenyum setelah menyelesaikan doanya.
"Gimana kabar kamu? Baik kan disana?" tanya Aisyah walaupun dia tau kalau pemilik makam yang dia ajak bicara tidak akan menjawabnya. Namun hanya itu salah satu cara Aisyah untuk mengurangi rasa rindunya.
"Kamu tau nggak. Aku kangen banget sama kamu. Rasanya tuh baru kemaren kita kenal dan sekarang" Aisyah tersenyum kecut sebelum melanjutkan omongannya "kamu udah bahagia disana"
"Hm aku nggak tau harus ngomong apalagi sama kamu. Perlahan lahan aku udah mulai ngerelain kepergian kamu. Pasti disana kamu udah bahagia banget karena kamu udah nggak bakalan ngerasaain sakit yang pernah kamu rasain di dunia ini" Aisyah tersenyum lalu mendongakkan wajahnya untuk menatap langit yang cerah. Senyumnya semakin melebar ketika merasakan kalau pemilik makam itu juga sedang membalas senyumnya di atas sana.
Aisyah memejamkan matanya sebentar ketika merasakan hembusan angin menerpa wajahnya. Tiba tiba cuplikan momen kebersamaannya dengan 'dia' berputar dengan cepat di otaknya seperti sebuah film.
"Semuanya masih aku inget" gumam Aisyah lalu membuka matanya.
"Aku pulang dulu. Ada seseorang yang harus aku temuin" kata Aisyah lalu meletakkan setangkai bunga mawar merah di nisan makam itu.
Aisyah bangkit lalu tersenyum memandang makam itu. Makan dengan nisan bertuliskan nama seseorang.
***
Aisyah berjalan dengan cepat di koridor sebuah rumah sakit. Tangannya membawa sebuket bunga lily. Berkali kali dia melirik ke arah jam tangannya.
"Semoga belum terlambat" katanya lalu berdiri tepat di depan lift. Menunggu lift terbuka.
Ting!
Beberapa detik kemudian lift terbuka. Setelah rombongan orang keluar dari lift Aisyah masuk ke lift itu sendirian karena memang tidak ada lagi antrean di belakangnya. Aisyah lalu memencet bel lift ke lantai 13.
Ting!
Lift berbunyi lalu pintunya terbuka. Dengan tergesa Aisyah berjalan menuju ke sebuah ruangan di bagian pojok.
Brak!
Tidak sengaja dia bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf" kata orang yang menabrak Aisyah, seorang cewe berambut panjang berwarna blonde yang terlihat terburu buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MONYET
Fiksi Penggemar[END] [ARSYAH] Cuma cinta monyet anak smp bukan cinta sejati. Lo belum tahu arti sebenarnya cinta. Termasuk gue.-Ari. Ada alasan kenapa aku tidak berani mengungkapkan rasa ini. Bukan karena friendzone. Tapi ada alasan lain yang suatu saat akan kamu...