62

1.3K 82 16
                                    


"Ari gila. Mana ada kucing beranak keluar sapi" Aisyah mendengus kesal mendengar perkataan Ari yang mengatakan kalau ada anak kucing yang beranak sapi😪.

"Ih dibilangin nggak percaya" Ari memasang wajah sok seriusnya.

"Aku tuh udah gede. Dibohongin gitu nggak bakalan percaya. Emang aku anak kecil"

"Iya kamu udah gede tapi sifatnya masih kaya anak kecil" Ari terkikik.

"Ri aku matiin nih!" ancam Aisyah akan mematikan panggilan vidionya dengan Ari.

"Yaa jangan dong yang. Jahat ih. Aku kan masih kangen sama kamu. Aku masih pengin ngobrol ngobrol banyak sama kamu" rengek Ari seperti anak kecil. Aisyah hanya mendengus kesal mendengarnya.

"Please Ri baru nggak ketemu sehari udah bilang kangen. Alay tau nggak"

"Biarin alay ke pacar sendiri. Wlee" Ari menjulurkan lidahnya meledek Aisyah. Aisyah hanya mengangkat bahunya acuh lalu fokus melihat ke arah laptopnya mengabaikan panggilam vidio Ari di ponselnya.

"Yang kamu lagi ngeliatin apa si di laptop sampe sampe lupa kalo ada aku disini?" tanya Ari setelah hampir 5 menit hening.

"Nonton drama" jawab Aisyah masih fokus menatap laptopnya.

"Drama apaan si?"

"Korea"

"Owh. Kamu tau nggak aku bisa lebih romantis lho daripada cowo cowo di drakor" kata Ari percaya diri. Aisyah langsung mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah ponselnya.

"Kenapa? Kaget? Nggak percaya? Mau bukti?" tanya Ari bertubi tubi. Aisyah hanya mengeluarkan bibir bawahnya sambil menatap remeh ke arah Ari.

"Yaa nggak percaya. Tenang aja aku bakalan buktiin"

"Oke. Awas aja kalo nggak bisa" tantang Aisyah.

"Yauda nanti bakalan aku buktiin. Sekarang kamu siap siap 20 menit lagi aku jemput kamu dirumah. See you!" kata Ari lalu mematikan sambungan panggilan vidionya sebelum Aisyah menjawab.

"Dasar aneh" gumam Aisyah lalu bangkit dari duduknya dan bersiap siap karena Ari akan mengajaknya pergi.

****

"Ri kamu dimana si? Katanya 20 menit lagi sampe. Ini udah hampir setengah jam lho" omel Aisyah kesal.

"Iya maaf yang ini antre banget" balas Ari di seberang sana.

"Antre? Emang kamu lagi ngapain?" tanya Aisyah.

"Beli chatime sama pisang nugget"

"Ngapain?"

"Ya buat kamu lah. Kan pasti kamu laper" jawab Ari sambil nyengir.

"Heh kan bisa nanti beli sekalian sambil jalan"

"Nggak usah. Nggak papa udah nanggung aku udah beli tinggal nunggu antrean dikit"

"Hm oke deh. Kira kira kapan kamu sampe?"

"15 menit lagi aja tunggu. Antreannya bentar lagi"

"Oke aku tunggu. Ati ati bawa motornya jangan meleng"

"Iya see you by"

"See you!" lalu Ari mematikan panggilan telephonenya. Dia mendesah frustasi menatap ke arah antrean depannya yang masih ramai.

****

Bunyi dering telephone membuat Aisyah terbangun dari tidurnya. Dengan sisa sisa kantuknya dia mengambil ponselnya untuk menerima telephone itu. Baru Aisyah akan menerima telephonenya sambungan mati.

"Lho kok mati?" gumam Aisyah heran. Dia menatap layar ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul 18.45.

"Lho udah ketiduran dua jam pasti Ari tadi udah kesini" kata Aisyah. Dengan segera dia mengecek ponselnya. Benar saja sudah ada 30 panggilan tak terjawab dari Ari.

Dengan segera Aisyah menelephone balik Ari.

Tuuutt! Tuuuuttt!

Nada sambung masih terdengar. Semenit kemudian telephonenya baru di angkat.

"Ri kamu tadi udah kesi-"

"Ari kecelakaan" jawab seseorang di seberang sana. Aisyah membulatkan matanya. Siapa perempuan yang menjawab telephonenya dan kenapa dia bilang kalau Ari kecelakaan.

"Maksudnya? Ini siapa" Aisyah bertanya.

"Ini mamahnya Ari"

"Oh tante. Maaf tan Ari nya mana ya?"

"Ari kecelakaan" jawab mamah Ari lagi. Aisyah menghembuskan nafas panjangnya mendengar jawaban mamah Ari. Dia tau kalau itu adalah kebohongan Ari. Aisyah tidak akan mempercayainya.

"Tan bilangin ke Ari bercandanya udah nggak lucu" kata Aisyah dengan nada sesopan mungkin.

"Syah tante nggak bercanda. Ari emang kecelakaan dan sekarang dia lagi kritis di rumah sakit"

Prank!

Ponsel Aisyah terlepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai. Aisyah jatuh terduduk. Jadi apa yang mamah Ari katakan benar.

Tes!

Setetes air mata Aisyah jatuh. Sekarang rasanya dia ingin menjadi tuli seketika agar tidak dapat mendengar kabar itu.

"Syah Aisyah kamu masih disitu?" suara milik mamah Ari masih terdengar dari ponsel Aisyah.

Aisyah mengusap matanya yang mengeluarkan air mata tanpa henti. Tangannya lalu mengambil ponselnya yang tergetak dengan keadaan layar yang sedikit retak.

"Iya tan" jawab Aisyah dengan suara khas orang menangis.

"Syah kamu jangan nangis. Tenangin diri kamu dulu. Ari baik baik aja. Jangan dateng ke sini sekarang. Kamu dateng besok aja habis pulang sekolah. Sekarang kamu istirahat. Jangan nangis lagi"  kata mamah Ari menenangkan Aisyah. Aisyah hanya mengangguk angguk sambil sesenggukan walaupun dia tau mamah Ari tidak melihatnya.

"Yaudah tante matiin dulu telephonenya. Sekarang kamu istirahat aja. Jangan nangis terus" nasehat mamah Ari.

"I-iya tan" jawab Aisyah lalu sambungan telephone terputus.

"Ari kenapa kamu jadi gini si" kata Aisyah parau sambil menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Air matanya jatuh semakin deras.

***

Maapin aing guys:(

Aku sayang Ari kok:*
Hehe

Btw kalian tim

SAD ENDING?!

or

HAPPY ENDING?!
SEE YOU!!

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang