20: Bukti

2.4K 195 0
                                    

"Telinga aku percaya dengan kata kata kamu tapi hatiku tidak. Dan aku harus percaya pada telingaku atau hatiku?"

________________

"Sya" panggil Azka.

"Iya kenapa az?" tanya Aisyah sambil menolehkan kepalanya ke arah Azka.

"Aku cuma mau bilang kalo seminggu lagi aku pindah ke USA" jawab Azka lalu di bangku kosong di samping Aisyah.

"Apa? Seminggu lagi. Kok cepet banget az?" tanya Aisyah tak percaya.

"Iya sya soalnya papah cepet dipindahtugaskan kesana" jelas Azka. Yang sebenarnya seminggu lagi dia harus pergi berobat kesana. Aisyah hanya mengangguk ngangguk pelan.

Sebenernya kamu bohong atau jujur az. Aku bingung. Hati aku bilang kamu bohong tapi telinga aku percaya sama perkataan kamu. Terus aku mau percayain hati aku atau telinga aku. Pikir Aisyah.

"Sya kamu ngelamun?" tanya Azka sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Aisyah.

"Eh nggak kok!" elak Aisyah.

"Kalau gitu aku duluan ya sya. Aku harus urusin paspor dan lain lain buat kepindahan aku" pamit Azka.

"Mmm iya az" Aisyah menganggukkan kepalanya.

"Duluan sya" kata Azka lalu meninggalkan Aisyah sendirian di taman sekolahnya.

Seminggu. Waktu yang sebentar buat aku sama kamu az. Setelah itu kamu pergi dan nggak tahu bakalan balik kapan. Atau kamu nggak bakalan balik. Batin Aisyah lalu menghembuskan nafas panjang. Dia berdiri. Terkejutnya Aisyah ketika melihat Ari sudah berdiri di sampingnya entah sejak kapan.

"Ari!" kata Aisyah. Ari hanya diam tanpa ekspresi.

"Kenapa?" kata Aisyah sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Nggak papa. Gue cuma lewat aja terus liat lo disini. Trus gue kesini" kata Ari. Entah kenapa saat melihat Aisyah kakinya melangkah begitu saja kesini.

"Oh"

"Hari ini lo nggak ada acara?" tanya Ari.

Aisyah tampak mengingat apakah dia ada acara hari ini. Dan ternyata tidak ada. "Nggak ada. Kenapa?" tanya Aisyah.

"Gue mau nunjukin lo sesuatu" jawab Ari.

"Apa?"

"Sebuah pembuktian" jawab Ari datar tanpa ekspresi.

"Pembuktian apa? Kalo ngomong jangan setengah setengah dong ri. Gue lagi badmood nih" kata Aisyah kesal.

"Gue yakin ini bakalan bikin mood lo balik"

"Yakin?" tanya Aisyah kurang percaya. Ari mengangguk sambil tersenyum samar.

"Okeh gue ikut. Gue pengin tahu aja" kata Aisyah. Dia benar benar ingin tahu apa yang ingin Ari buktikan padanya. Sesuatu yang akan membuat moodnya membaik. Mungkin.

****

"Loh kita ke studio musik?" tanya Aisyah ketika tau Ari mengajaknya ke sebuah studio musik. "Kita mau ngapain?"

"Udah ikut aja. Entar lo juga tahu" jawab Ari sambil tersenyum simpul. Aisyah hanya mengangkat satu alisnya. Kenapa Ari sangat misterius. Selalu memberikan jawaban 'entar lo juga tau' jika ditanya.

"Hai ri!" sapa seorang cewek berambut panjang yang kira kira berusia 15 tahun yang sedang duduk dibangku di dalam studio musik itu sendirian.

"Hai cell!" balas Ari datar.

"Lo mau ngapain?" tanya cewek yang dipanggil Cell oleh Ari.

"Biasa"

"Oh good luck ri" kata cewek itu sambil tersenyum ceria. Ari hanya mengangguk lalu melangkah pergi. Aisyah mengikutinya.

"Dia siapa ri?" tanya Aisyah setelah langkahnya sejajar dengan Ari.

"Cewek itu?" Aisyah mengangguk.

"Celly. Mantan gue" jawab Ari singkat dan jelas.

"Mantan lo?" tanya Aisyah. Ari mengangguk datar tanpa ekspresi.

Taruhan. Pasti mantan Ari banyak. Batin Aisyah.

"Sebenernya kita mau ngapain sih ri?" tanya Aisyah. Dia benar benar ingin tahu. Ari hanya mengangkat kedua bahunya lalu masuk ke sebuah ruangan. Aisyah mengikutinya. Di dalam ruangan itu terdapat alat DJ lengkap. Aisyah jadi teringat waktu itu.

"Lo mau latihan jadi DJ?" tanya Aisyah.

"Gue emang DJ" jawab Ari.

"Gue nggak percaya. Cowok kaya lo bisa nge-DJ. Ya ampun" kata Aisyah.

"Terserah lo mau percaya atau nggak! Gue bakal buktiin"

Jadi Ari bakal buktiin kalau dia itu DJ. Gue baru inget. Batin Aisyah lalu tersenyum.

"Gue bakal buktiin kalau gue DJ" kata Ari sambil tersenyum lalu berjalan menuju alat DJ. Dan dengan cekatan Ari memainkannya.

Aisyah tercengang. Jadi kata kata Ari benar kalau dia seorang DJ. Pantas penampilan Ari se-cool itu. Kemana mana selalu pake earphone di lehernya.

"Sekarang lo percaya?" tanya Ari setelah selesai sambil melepas earphonenya. Aisyah mengangguk sambil tersenyum.

"Hebat juga lo ri" kata Aisyah tulus. Ari hanya mengangguk sambil tersenyum simpul.

Aisyah sedikit terkejut.

"Ternyata dia juga bisa senyum" gumamnya nyaris tak terdengar.

"Lo ngomong sesuatu?" tanya Ari.

"Ha?" Aisyah terkejut namun kemudian menggeleng.

"Bener?" tanya Ari tidak yakin.

"Iya. Eh btw Sekarang gue percaya kalau lo DJ" kata Aisyah mengalihkan pembicaraan.

"Gue paham. Sekarang kita pulang. Tapi gue laper lo mau kan nemenin gue makan dulu" kata Ari. Dia senang karena Aisyah dan dirinya saat ini sudah akur dan jarang berantem.

"Mmm..iya deh. Gue juga laper" kata Aisyah sambil mengangguk. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan studio musik itu.

--

CINTA MONYETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang