Siapin tisu ayo.
Aisyah duduk di depan meja belajarnya dengan tatapan kosong. Matanya sembap. Tangannya memeluk sebuah album foto yang berisi semua fotonya dengan Azka.
Rasanya baru kemarin Aisyah menjenguk Azka ke rumah sakit, ngobrol dengan Azka bahkan melihat tangan Azka bergerak walaupun Azka tidak sadar.
Semalam Aisyah mendengar kabar dari Ari kalau keadaan Azka memburuk. Saat itu Aisyah sangat shock. Dia diam. Untuk mengucapkan sepatah kata pun Aisyah tidak sanggup. Hanya air matanya yang sudah jatuh.
Aisyah mengira keadaan Azka akan membaik namun ternyata keadaan Azka memburuk. Instingnya mengatakan kalau Azka tidak baik baik saja.
Malam itu juga Aisyah pergi ke rumah sakit tempat Azka dirawat menggunakan taksi. Aisyah segera berlari menuju ke ruangan tempat Azka dirawat.
Di luar ada Ari, om surya dan tante mona, mamah Azka sedang menangis terisak isak. Aisyah heran. Orang orang yang berada di situ memandang Aisyah termasuk Ari dengan matanya yang merah. Aisyah memandang Ari lalu berjalan mendekat ke arahnya.
"Ri mata lo kenapa merah? Azka baik baik aja kan?" tanya Aisyah heran. Ari hanya menggeleng. Tidak menjawab pertanyaan Aisyah.
"Om? Tante? Kalian kok juga nangis si? Kenapa? Azka mana?" tanya Aisyah kepada om surya dan tante mona, mamah Azka. Orang tua Azka menggeleng. Tidak menjawab Aisyah sama seperti Ari. Aisyah sangat bingung.
"Azka mana? Jangan bikin Aisyah bingung" tanya Aisyah frustasi.
"Di dalem" jawab om surya pendek dengan suara seraknya. Aisyah lalu membuka pintu ruangan Azka. Dia melihat alat alat penunjang hidup Azka sudah dicopot dan seorang suster sedang membereskannya.
"Kenapa alat alat kesehatan Azka dicopot?" tanya Aisyah terkejut sambil berlari ke arah Azka. Suster itu membalikkan badan lalu menatap ke arah Aisyah.
"Tuhan sayang dia" kata suster itu sambil menepuk punggung Aisyah pelan. Aisyah mengerutkan keningnya.
"Azka kenapa sus?" tanya Aisyah. Suster itu hanya menggeleng lalu melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan sejuta tanya untuk Aisyah.
Aisyah segera berjalan menuju ke ranjang Azka. Setelah sampai dia menutup mulutnya karena sangat terkejut. Tubuh Azka yang terbaring tertutupi kain berwarna putih hingga wajahnya. Aisyah membuka kain yang menutupi wajah Azka pelan. Dia melihat wajah pucat Azka yang sedang tertidur sangat pulas hingga dia tidak akan pernah bangun untuk selama lamanya. Azka sudah tidak bernafas lagi.
"AZKAAA!!" kata Aisyah sambil teriak. Dia langsung menangis terisak isak.
"Azkaaaa!!! Kamu kenapa?! Bangun az!! Bangun!" teriak Aisyah parau. Ari segera masuk.
"Stop syah" kata Ari sambil menutup kembali kain putih itu untuk menutupi wajah pucat Azka lalu dia merangkul Aisyah. Aisyah memeluk Ari sambil menangis terisak isak.
"Ari siapa yang suruh nutupin Azka kaya gitu?! Siapa?! Kasian Azka nggak bisa nafas! Selarang buka kainnya Ri! BUKAA!!!" teriak Aisyah parau. Ari diam sambil memeluk Aisyah.
"AZKAAAAA!!!!!" Teriak Aisyah lalu dia tidak sadarkan diri di pelukan Ari. Ari segera membopong Aisyah lalu membawanya keluar dari ruangan Azka.
"Aisyah" kata orang orang di luar panik saat melihat Aisyah pingsan tak sadarkan diri di bopongan Ari.
"Ri Aisyah kenapa?" tanya om surya.
"Pingsan om. Mungkin Aisyah shock" jawab Ari.
"Om Ari bawa Aisyah ke ruangan sebelah dulu" kata Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MONYET
Fanfiction[END] [ARSYAH] Cuma cinta monyet anak smp bukan cinta sejati. Lo belum tahu arti sebenarnya cinta. Termasuk gue.-Ari. Ada alasan kenapa aku tidak berani mengungkapkan rasa ini. Bukan karena friendzone. Tapi ada alasan lain yang suatu saat akan kamu...